Pangeran Yang Dikutuk

Bagaimana Kalau Kutukan Itu Sudah Hilang?



Bagaimana Kalau Kutukan Itu Sudah Hilang?

0Emmelyn menatap ke arah ratu yang berjalan masuk dengan anggun dalam rangkulan anak laki-lakinya. Untuk sesaat, gadis itu tertegun kagum oleh keindahan keduanya. Mereka tidak cocok ada di dunia manusia, pikir Emmelyn.     

Ia membayangkan Mars dan ibunya lebih cocok berkeliaran di hutan cantik dunia para peri. Sang ibu merangkai bunga dan Mars membawa panah atau bermain alat musik.     

Ah.. mereka bisa membawa Gewen sekalian. Gewen akan terlihat sangat cocok bersama Mars dan ibunya di hutan para peri yang penuh keajaiban.     

Gambaran itu baru cocok dalam bayangan Emmelyn.     

Dalam hati ia bertanya-tanya mengapa ratu kembali ke ruangan ini dan meneruskan acara jamuan minum tehnya. Bukankah tadi ia terlihat sangat kaget hingga pingsan dan harus dibopong ke kamarnya?     

"Yang Mulia," Lady Preston dan Lady Athibaud serempak membungkuk hormat kepada Ratu Elara saat wanita cantik itu masuk ke ruangan. Dengan lambaian tangannya, sang ratu menyuruh mereka duduk.     

"Ah, di mana Lady Chaucer? Belum datang?" tanya Ratu Elara sambil melihat ke sekeliling.     

Lady Athibaud menggeleng. "Tidak, Yang Mulia. Lady Chaucer tadi menitipkan kue lewat pelayannya. Ia tidak dapat datang sore ini karena sakitnya kambuh lagi."     

"Oh.. kasihan sekali. Aku akan menyuruh Vitas menjenguknya dan membawakan obat-obatan," kata Ratu Elara.     

Emmelyn mendengarkan baik-baik percakapan ketiga wanita itu dan dapat mengambil kesimpulan bahwa Ratu Elara berteman dengan tiga wanita ini dan anak-anaknya berteman dengan Mars sejak kecil.     

Lady Chaucer yang mereka bicarakan tadi tentu ibunya Edgar, dan Lady Athibaud adalah ibunya Gewen. Lalu, siapa anak Lady Preston?     

Apakah wanita itu tidak memiliki anak? Kalau iya, pantas saja orangnya nyinyir, pikir Emmelyn.     

Ketika ia mengalihkan pandangannya dari ratu, matanya beradu pandang dengan Mars yang ternyata sedari tadi memperhatikannya.     

"Kalian sudah bertemu Lady Emmelyn?" Tanya Ratu Elara kepada kedua dayangnya itu. Lady Athibaud dan Lady Preston mengangguk bersamaan.     

"Sudah, Yang Mulia." Lady Athibaud tersenyum manis. "Kami baru berbincang-bincang sedikit."     

Ratu Elara menatap ke arah Emmelyn dengan pandangan penuh selidik, seolah berusaha mencari tahu apa saja yang disampaikan gadis itu kepada dua tamunya ini.     

Setelah memastikan bahwa Emmelyn tampaknya tidak mengucapkan hal-hal yang aneh, barulah Ratu Elara menghembuskan napas lega.     

"Lady Emmelyn adalah tamu pangeran putra mahkota. Ia akan berkunjung di sini selama beberapa bulan. Kuharap kalian memperlakukannya dengan baik," kata Ratu Elara.     

Lady Athibaud dan Lady Preston saling pandang. Keduanya lalu mengangguk dan duduk di kursi dengan anggun.     

Lady Preston masih memberikan pandangan tidak suka ke arah Emmelyn, tetapi ia tidak berani bersikap terang-terangan di depan ratu.     

Mars membantu ibunya duduk di kursi lalu berjalan menghampiri Emmelyn dan duduk di samping gadis itu.     

"Pangeran akan bergabung dengan kami untuk minum teh?" Tanya Lady Athibaud. Mars mengangguk.     

"Benar. Sudah lama aku tidak minum teh bersama ibu. Karenanya tadi saat ibu mengundang Emmelyn, aku memutuskan untuk ikut serta," jawab sang pangeran.     

Ia melambaikan tangannya dan memberi tanda kepada beberapa pelayan laki-laki yang berdiri di pintu untuk mulai melayani mereka.     

Dengan sigap, para pelayan itu dating, membungkuk hormat dan mulai menuangkan the untuk mereka semua. Hanya Emmelyn yang sudah memiliki the di cangkirnya.     

"Silakan diminum,"kata Ratu Elara sambil mengangkat cangkirnya sendiri dan mulai minum. "Tadi Emmelyn juga membawakan pie untuk kita, tetapi terjadi kecelakaan dan pienya terjatuh."     

"Ah.. sayang sekali," komentar Lady Preston. Walaupun ia berkata begitu, jelas terlihat bahwa ia sama sekali tidak merasa bersimpati.     

Sikap wanita bangsawan itu sebenarnya membuat Emmelyn bertanya-tanya, kenapa Lady Preston tampak sangat tidak menyukainya. Seolah ia memiliki dendam terhadap Emmelyn. Padahal.. mereka belum pernah bertemu sebelum hari ini. Ada apa sebenarnya?     

"Jadi.. apakah itu benar?" Tanya Lady Athibaud dengan penuh semangat. "Pangeran bisa menyentuh Lady Emmelyn?"     

"Itu benar," kata Mars. "Aku bertemu Lady Emmelyn di Glendale secara tidak sengaja dan ternyata ia adalah satu-satunya wanita yang tidak mempan terhadap kutukanku. Aku lalu mengundangnya untuk datang ke kotaraja dan melihat-lihat."     

"Oh, aku tadi mengundang Lady Emmelyn untuk datang berkunjung ke rumahku dan bertemu Ilma dan Lorian. Biar Lady Emmelyn tidak kesepian,"kata Lady Athibaud lagi. "Aku akan menyampaikan undangannya nanti lewat Gewen."     

"Oh, dua hari lagi, Gewen dan aku akan pergi ke Southberry untuk latihan perang. Mungkin Tante bisa mengundang Emmelyn untuk berkunjung dan bertemu Ilma dan Lorian saat kami pergi?" Tanya Mars.     

"Ah.. ide yang bagus," kata Lady Athibaud. Ia lalu menyesap tehnya. Wajahnya tampak senang. Sementara itu, Lady Preston menyipitkan matanya menatap Emmelyn dan Mars.     

"Apakah memang Pangeran hanya dapat menyentuh Lady Emmelyn?" Tanya wanita itu tiba-tiba. Pertanyaannya membuat orang-orang di ruangan itu mengerutkan kening.     

"Apa maksudmu, Lady Preston?" Tanya Ratu Elara. Ia menatap tajam pada dayangnya yang terlihat cerdas itu.     

"Uhm… maksudku sudah lama sekali kutukan itu terjadi dan selama lebih dari sepuluh tahun tidak ada jatuh korban, karena yang mulia memang sudah melakukan segala cara untuk menjauhkan perempuan dari pangeran." Lady Preston melanjutkan kata-katanya dengan nada yang sangat serius.     

"Bagaimana kalau sebenarnya… Pangeran sudah sembuh atau lepas dari kutukan itu? Kita kan tidak tahu? Siapa tahu penyihir yang mengutuknya sekarang sudah mati? Bukankah kalau seorang penyihir mati, maka semua kutukan yang pernah ia keluarkan akan menjadi batal?"     

Ratu Elara tampak sangat terkejut. Ia sama sekali tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Benar juga. Sudah sangat lama sejak terakhir kali ada perempuan yang menyentuh Mars dan mati.     

Bagaimana kalau sebenarnya sekarang anak kesayangannya itu sudah sembuh dari kutukannya?     

Apakah mereka harus mencobanya lagi? Jika Mars menyentuh wanita lain dan wanita itu mati keesokan harinya, maka kutukan itu masih ada. Tetapi jika wanita itu tidak mati, sama seperti Emmelyn, maka…     

GLEK     

Tanpa sadar, Emmelyn menelan ludah. Ia juga tidak pernah memikirkan hal ini.     

Kalau memang Mars ternyata sudah lepas dari kutukan mengerikan itu.. maka sebenarnya apa yang ia alami bersama Emmelyn sama sekali tidak ada yang istimewa. Emmelyn tidak memiliki nilai tawar yang ia pikir dimilikinya.     

Gadis itu hanya kebetulan saja bertemu Mars di saat pria itu sudah bebas dan kutukan tanpa menyadarinya.     

Saat ia berhasil menyentuh Emmelyn tanpa mengakibatkan kematian gadis itu, ia berasumsi Emmelyn adalah gadis istimewa yang tidak mempan terhadap kutukannya.     

Ia menoleh ke samping dan melihat wajah pria itu dari samping. Mars terlihat sama kagetnya dengan semua orang di ruangan itu. Ia pun tak pernah berpikir ke arah itu.     

Bagaimana kalau sebenarnya ia sudah sembuh?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.