Pangeran Yang Dikutuk

Gewen Yang Mesum



Gewen Yang Mesum

0Mars mendeham dan berusaha terlihat biasa saja saat mendengar pertanyaan Gewen.     

"Sudah. Nanti sore aku akan ke istana untuk mengunjungi ibuku," kata Mars. Ia lalu menghampiri Edgar dan membahas persiapan taktir perang mereka untuk di Southberry nanti.     

Gewen mengangguk-angguk sendiri. Ia lalu melayangkan pandangannya ke arah pintu istal dan kebetulan melihat sosok Lord Aldrich datang dengan membawa pedangnya.     

Sang jenderal muda yang tampan itu tersenyum gembira. Ia segera mengangkat tangannya dan menyapa Emmelyn dengan antusias.     

"Hei, selamat siang, Lord Aldrich. Kudengar tadi pagi kau berkunjung ke istana?"     

Emmelyn buru-buru mengangguk. "Benar. Aku mengunjungi kerabatku yang bekerja di istana."     

"Ahh... apakah kau mau berlatih memanah lagi bersamaku?" tanya Gewen. Ia mengangkat tangannya dan seorang prajurit dengan sigap membawakan busur kepadanya. "Aku menyiapkan busur khusus untukmu hari ini."     

Ia mengangkat busur di tangannya dan memberi tanda agar Emmelyn mendekat. Gadis itu berjalan menghampiri Gewen dan menerima busur baru itu. Ia mengamat-amatinya. "Apa bedanya ini dari yang kemarin?"     

"Ah.. yang ini adalah hadiah khusus dariku. Kau bisa melihat inisialnya 'G'," kata Gewen sambil tersenyum lebar. "Setiap kali kau menggunakan busur ini, kau akan mengingatku."     

Emmelyn tertegun mendengar kata-kata Gewen yang bernada rayuan itu. Bibirnya mengerucut dan matanya menatap Gewen dengan pandangan heran.     

[Apakah Gewen ini menyukai sesama jenis? Kenapa sikapnya seperti merayu begini?]     

[Astaga.. orang-orang kerajaan Draec ini tidak ada yang beres.]     

Gewen memang terlihat sangat tampan, tetapi gerak-geriknya halus, tidak kasar seperti prajurit pada umumnya. Apalagi wajahnya yang mulus itu bisa dibilang lebih cantik daripada wanita.     

Apakah ini memang pertanda bahwa ia sebenarnya menyukai laki-laki?     

Lalu bagaimana dengan semua rumor tentang keplayboyannya di luar sana? Jangan-jangan semua gosip itu hanya ditiupkan untuk menutupi seksualitasnya yang sebenarnya?     

Emmelyn buru-buru menyerahkan kembali busur indah itu kepada Gewen. "Ahh.. maafkan aku, Lord Gewen. Kurasa aku tidak dapat menerima hadiah sebagus ini. Aku takut hanya akan merusaknya."     

"Lho.. kenapa kau menolak? Aku membawanya khusus untukmu..." kata Gewen dengan ekspresi pura-pura tersinggung. "Lagipula kalau sampai busur ini rusak, kau tinggal bilang kepadaku. Aku akan memberikan yang baru."     

Saat itu rasanya Emmelyn ingin menjambak rambutnya. Baru tadi ia menghadapi insiden bertemu Ratu Elara dalam kondisi yang sangat memalukan, dan kini ia harus menghadapi pendekatan dari seorang jenderal penyuka sesama jenis yang mengira ia laki-laki.     

"Baiklah, kalau Lord Gewen memaksa," kata Emmelyn akhirnya, berusaha keras menahan diri agar tidak memukuli Gewen dengan busurnya. "Terima kasih."     

"Tidak usah berterima kasih. Aku senang membantu orang berbakat untuk mendapatkan busur yang bagus," kata Gewen. Ia lalu memberi tanda kepada Emmelyn untuk mengikutinya ke lapangan panahan. "Ayo, coba busurnya sekarang. Aku ingin tahu bagaimana hasil latihanmu kemarin bersama Yang Mulia Pangeran."     

Sambil berkata begitu, ia mengerling ke arah Mars yang sedang membicarakan sesuatu dengan Edgar.     

Emmelyn menuruti permintaan Gewen dan mempraktikkan gerakan menarik busur yang ia pelajari seharian kemarin. Gewen tampak puas melihatnya. Ia lalu menyerahkan bumbung panah dan anak panahnya kepada Emmelyn.     

"Sekarang kau coba tembakkan panahnya ke sasaran itu. Kita mulai dari sepuluh meter."     

Emmelyn mengambil anak panah dan memasangnya di busur. Setelah memfokuskan pandangannya ke sasaran, gadis itu lalu membidik dan kemudian menembakkan panahnya.     

SYUT     

"Bagus sekali!" puji Gewen. "Kau sangat berbakat, seperti dugaanku."     

Emmelyn sendiri masih berdiri tertegun di tempatnya. Ia tidak mengira tembakannya pertama kali akan langsung mengenai sasaran, tepat di tengah. Apakah ini keberuntungan... atau ia memang berbakat seperti kata Gewen?     

"Sekarang kita coba sasaran yang lebih jauh.. 20 meter!" kata Gewen. Ia menunjuk sasaran tembak yang dua kali lipat jauhnya dari sasaran Emmelyn pertama. Emmelyn mengikuti perintah Gewen dan mengulangi membidikkan panahnya.     

SYUT     

Sekali ini, Emmelyn kembali beruntung. Ia berhasil menembakkan panahnya tepat ke tengah sasaran. Lagi-lagi Gewen memujinya.     

Namun, ketika sang jenderal meminta Emmelyn menembak sasaran yang sejauh 30 meter, akhirnya Emmelyn gagal.     

Panahnya hanya melayang sejauh 25 meter dan kemudian jatuh ke tanah. Emmelyn menurunkan busurnya dengan wajah kecewa. Gewen buru-buru datang mendekatinya.     

"Tidak usah kecewa. Untuk seorang pemuda, kau sudah cukup bagus. Untuk sasaran yang ketika, kau kurang mengerahkan tenaga. Dalam pertempuran nanti, kita harus bisa menembakkan panah hingga sejauh 200 meter. Tiga puluh meter ini belum ada apa-apanya," kata Gewen sambil menepuk bahu Emmelyn. "Sini, kuajarkan cara mengatur tenaga dorongmu dari bahu."     

Ia kembali berdiri di belakang Emmelyn dan memegang tangannya yang memegang busur. Dari luar, orang hanya akan melihat bahwa Gewen sedang melatih seorang prajurit laki-laki.     

Namun, bagi seorang wanita seperti Emmelyn, posisi tubuh mereka yang menempel seperti ini terasa kurang pantas. Ia dapat mencium aroma tubuh Gewen dari jarak begini dekat, dan hembusan napasnya di tengkuk Emmelyn.     

Brengsek... Gewen ini ternyata lebih mesum daripada pangeran putra mahkota.     

Emellyn menjadi cemberut karena situasinya yang tidak menguntungkan membuat ia tidak dapat menolak bantuan Gewen untuk melatihnya. Laki-laki itu akan curiga, dan malah bisa jadi ia akan merasa tersinggung.     

"Kenapa tubuhmu kaku sekali?" komentar Gewen. Suaranya terdengar begitu dekat di telinga Emmelyn, membuat buku tengkuk gadis itu seketika berdiri. "Ayo lemaskan."     

Pria itu sengaja berbisik langsung di telinga Emmelyn dengan suaranya yang berat. Uff... Kalau benar Gewen menyukai sesama jenis, bukankah apa yang ia lakukan ini sama seperti merayu?     

"Lord Gewen.. Anda terlalu dekat.." kata Emmelyn kemudian. "Aku lebih suka berlatih sendiri."     

Gewen menoleh ke arah Emmelyn dan menatap mata gadis itu dengan kilatan jenaka di matanya. "Ahh.. apakah Lord Aldrich lebih menyukai jika Yang Mulia Pangeran saja yang melatih? Kemarin kulihat kau tidak keberatan jika Pangeran memegangmu dan membantumu berlatih."     

Emmelyn menelan ludah. Ia mengerling ke arah Mars, berharap pria itu melihat ke arahnya dan menyadari bahwa ia membutuhkan bantuan. Sial. Sepertinya Mars memang sedang sibuk.     

Emmelyn harus memikirkan cara untuk membuat Gewen menjauhinya. Ia tidak mungkin memukuli sang jendral.     

Akhirnya gadis itu menarik napas panjang. Ia lalu berbisik kepada Gewen. "Uhm.. penglihatan Lord Gewen sangat tajam. Itu benar. Aku hanya merasa nyaman dilatih oleh Yang Mulia. Sejak aku melihatnya di Glendale, aku telah jatuh hati kepadanya. Karena itulah aku meminta ayah agar mengirimku kemari. Aku hanya ingin bersama Yang Mulia lagi..."     

Gewen menjauh sedikit dari Emmelyn dan mengamati gadis itu baik-baik. Keningnya berkerut. "Kau dan Mars... adalah kekasih?"     

Emmelyn mengangguk. Lebih baik ia mengaku sebagai kekasih gelap Mars bukan? Dengan begitu maka Gewen akan membiarkannya sendiri. Walaupun Gewen menyukai laki-laki, tentu ia tidak akan berani merebut kekasih pangerannya.     

Emmelyn tidak peduli jika Mars dianggap benar-benar memiliki kekasih pria oleh temannnya, Gewen. Toh, selama ini Mars memang sudah digosipkan seperti itu. Bukan Emmelyn yang memulai menyebarkan gosipnya.     

"Maafkan aku yang tidak bisa membalas perasaan Anda, Lord Gewen. Tetapi aku adalah milik Pangeran Mars," kata Emmelyn lagi. "Setelah melalui malam-malam panas bersama, akhirnya ia mau menjadikanku kekasihnya. Tetapi ini bukan hal yang boleh diketahui umum. Jadi... tolong rahasiakan hubunganku dengannya. Pangeran Mars tidak ingin ada skandal kalau publik mengetahui ia menyukai laki-laki."     

Gewen sangat terkejut mendengar kata-kata Emmelyn. "Kau... ini laki-laki betulan? Bukan perempuan yang menyamar?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.