Pangeran Yang Dikutuk

Nasihat Nyonya Alder



Nasihat Nyonya Alder

0Mereka lalu bersiap makan bersama. Emmelyn sengaja membawa makanan-makanan enak dan istimewa dari dapur kastil putra mahkota.     

"Aku sangat berterima kasih karena sudah membawakan makanan untukku," Nyonya Adler tampak berseri-seri saat mereka makan siang. Makanannya sangat enak dan ia sepertinya jarang merasakan hidangan yang begitu lezat.     

"Ahh.. ini bukan apa-apa. Di kemudian hari, aku mungkin tidak bisa sering berkunjung dan karena itu aku memutuskan untuk datang kemari hari ini," jelas Emmelyn. "Sebentar lagi musim dingin dan kudengar salju di sini cukup lebat. Rasanya aku tidak akan bisa banyak bepergian kalau saljunya lebat."     

"Tidak apa-apa, sangat bahaya bagimu untuk pergi keluar saat musim dingin nanti," jawab Nyonya Adler sambil tertawa kecil. "Musim dingin di sini kurang lebih sama dengan Wintermere tapi untungnya tidak separah di sana."     

"Ah… jadi begitu ya," Emmelyn mangangguk dan kekhawatirannya menjadi sedikit berkurang. "Baguslah kalau begitu, tadinya aku pikir musim dingin di sini pasti akan menyebalkan sekali hahaha."     

Nyonya Adler menyadari bahwa wajah Emmelyn terlihat berbeda jika dibandingkan dengan terakhir kali mereka bertemu. Ia merasa ada sesuatu yang berubah pada diri gadis ini.     

Sang penyihir tua kemudian menuangkan teh untuk mereka berdua ke cangkir yang tadi sudah dipersiapkan dan memberikan salah satu cangkirnya kepada Emmelyn.     

"Bagaimana kabarmu, Emmelyn? Apakah kau sudah memikirkan baik-baik tentang semua hal yang kusampaikan padamu saat terakhir kali kita bertemu?" penyihir tua itu membuka percakapan dan mulai bertanya kepada Emmelyn dengan tatapan penuh selidik.     

Mendengar pertanyaan itu, Emmelyn hanya menghela nafas. Ia dengan serius memikirkan kata-kata Nyonya Adler kepadanya saat itu: mengenai kutukan, ia yang menjadi pembawa sial dan soal ramalan.     

Selama berhari-hari, Emmelyn mengakui bahwa ia sempat meragukan semua hal yang dikatakan oleh penyihir tua itu kepadanya.     

Sampai Mars mengatakan yang sebenarnya soal kutukan itu saat mereka mengobrol bersama. Karena itu Emmelyn kini gelisah tentang mana yang harus ia percayai dan apa yang sebaiknya harus ia lakukan.     

"Aku tidak bisa bilang bahwa aku sepenuhnya percaya dengan ramalan tersebut dan semua hal yang sudah kau sampaikan padaku," kata Emmelyn dengan suara pelan.     

"Ada banyak hal yang tak masuk akal. Aku belum pernah melihat kerajaan dengan umbul-umbul dan warna seperti yang Nenek sebutkan dulu dan aku sudah mengunjungi begitu banyak kerajaan sebelum berakhir di sini."     

Ia menambahkan, "Jika memang aku yang menjadi penyebab dari perang besar itu dan sumber kesialanku adalah karena aku tetap berada di Draec, tidakkah perang besar itu seharusnya terjadi di sini? Atau berkaitan dengan kerajaan ini?"     

"Hal itu mungkin saja terjadi, tapi mungkin juga tidak," Nyonya Adler hanya mengangkat bahu. "Ramalan tidak selalu dapat dilihat dengan jelas. Banyak orang yang bisa saja salah paham dan membuat asumsi mereka sendiri."     

"Aku setuju, kini kau bisa melihat konflik yang harus aku hadapi kan? Memang yang kau sampaikan padaku dulu terbukti benar. Saat pangeran dan aku membahasnya, ia telah mengkonfirmasi beberapa hal tersebut. Ia bercerita soal kutukan dan masa lalu ayahnya."     

"Ternyata, seluruh keluarganya dikutuk, bukan hanya dirinya. Itu sebabnya ia tidak punya saudara yang masih hidup…" Emmelyn menghela nafas sebelum melanjutkan. "Aku merasa begitu sedih saat mendengar seluruh ceritanya. Benar-benar kisah yang tragis. Aku harap mantan tunangannya dulu tidak mati karena bunuh diri."     

Nyonya Adler mengangguk. "Kemarahan yang membara dan kesedihan yang dalam bisa membuat siapa saja melakukan hal yang tidak terpikirkan… seperti yang kau lakukan dulu. Kau mampu menghadapi segala rintangan, menempuh perjalanan dengan menjelajah berbagai kerajaan sendirian untuk membalas kematian keluargamu."     

Sang penyihir tua itu melanjutkan, "Lady Marielle memilih jalan ekstrem dengan menyakiti dirinya sendiri karena ia tenggelam dalam kesedihan yang berlarut-larut. Sedangkan ibu angkatnya mengambil jalan ekstrim lain dengan menyakiti orang lain untuk melampiaskan amarahnya… sama seperti dirimu."     

Tatapan Emmelyn kosong dan ia membenarkan semua perkataan Nyonya Adler. Sekarang ia paham mengapa Lady Marielle memilih untuk bunuh diri dan ibu angkatnya memutuskan untuk mengutuk keluarga Strongmoor.     

Ketika Emmelyn mengetahui tentang kematian keluarganya, ia merasa sangat marah dan terluka... amarahnya begitu memuncak hingga bersumpah untuk membuat semua orang yang bertanggung jawab atas penaklukan tersebut membayarnya dengan nyawa mereka.     

Dibutuhkan waktu empat bulan untuk melakukan perjalanan dari Atlantea ke Wintermere. Kemudian ia membutuhkan dua bulan lagi hingga mencapai Draec.     

Perjalanan yang dilakukan Emmelyn dulu bukanlah hal yang mudah dan cukup berbahaya baginya yang seorang perempuan. Tapi ia dengan cepat memutuskannya tanpa berpikir dua kali. Ia bersikeras untuk menemukan pangeran dan raja Draec yang bertanggung jawab atas serangan di Wintermere.     

Di satu titik dalam hidupnya, ia pernah merasakan kemarahan semacam itu. Kemurkaan yang sepertinya tidak memiliki akhir dan balas dendam terlihat seperti satu-satunya obat yang dapat menyembuhkannya.     

Karena itu ia sedikit mengerti mengapa penyihir itu mengutuk keluarga Strongmoors. Namun, jika Lady Marielle tidak bunuh diri maka penyihir itu tidak akan pernah marah dan mengutuk keluarga Mars.     

Mungkin saja ada sebuah peluang perdamaian bila Lady Marielle masih hidup. Jika ia tidak mengakhiri hidupnya, mungkin wanita malang itu dapat menemukan pria lain yang dapat mencintai dan menyayanginya dengan tulus.     

Saat ia sudah dapat melupakan Raja Jared, dalam beberapa tahun kemudian ia bisa mulai membangun hidupnya kembali dan semua permusuhan perlahan akan menghilang. Emmelyn bahkan berpikir wanita itu akan bisa memaafkan Raja Jared.     

Tapi semua kesempatan itu tidak akan pernah datang karena Lady Marielle memutuskan mengakhiri hidupnya. Tidak ada harapan untuk Draec untuk memperbaiki semuanya.     

Emmelyn pun berusaha mengambil pelajaran dari cerita itu dan membandingkannya dengan nasibnya sekarang.     

Setelah menghabiskan begitu banyak waktu dengan pangeran dan mulai mengenal dirinya dan keluarga kerajaan secara lebih baik, ia sedikit demi sedikit berubah.     

Pandangannya tentang mereka tidak seburuk dulu, terlebih lagi saat Emmelyn mulai menjalin hubungan yang lebih personal dengan Mars.     

Dengan banyak pertimbangan, Emmelyn kemudian mengubah keputusannya dan menghentikan rencananya untuk membunuh pangeran dan raja.     

Ia tentunya tidak akan pernah bisa melupakan apa yang sudah mereka lakukan pada keluarganya… sampai detik ini, ia hanya bisa sampai batas memaafkan saja.     

Ia tidak akan pernah bisa menjadi bagian dari keluarga mereka. Meski Mars berlutut di hadapannya dan memintanya untuk menjadi istri sekalipun.     

"Semuanya sudah terjadi, tidak ada yang bisa kita lakukan mengenai kutukan itu kecuali seseorang berhasil menemukan keberadaan penyihir itu dan memintanya untuk mematahkan kutukannya… atau membunuhnya agar kutukan itu bisa dipatahkan dengan paksa," tambah Emmelyn. "Tapi hal itu sepertinya mustahil dilakukan. Raja sudah mencari penyihir itu selama 27 tahun terakhir tanpa hasil."     

"Sejujurnya, jika aku jadi kau, aku tidak akan repot-repot mengurusi hal ini," ucap Nyonya Adler setelah mendengar pendapat sang putri. "Keluarga kerajaan hanya menuai apa yang mereka tabur. Selalu ada konsekuensi atas apa pun yang kita lakukan."     

"Memang betul, aku akan mengerti jika raja menjadi satu-satunya yang dikutuk. Tapi rasanya sangat kejam dan tidak berperasaan jika anak-anak dan seluruh keturunannya harus menanggung dosa orang tua mereka."     

Emmelyn terdiam sesaat memikirkan kemalangan yang harus Mars pikul hanya karena ia anak dari Raja Jared.     

Ia lalu mendesah panjang. "Bayi-bayi yang tidak berdosa itu harus mati karena kesalahan yang dilakukan oleh ayah mereka. Bagaimanapun juga, mereka tidak bersalah dan harusnya terlepas dari kutukannya."     

"Lagi pula, laki-laki itu hanya mengikuti kata hatinya dan menikahi wanita yang benar-benar ia cintai. Jika dipaksakan pun, aku yakin Lady Marielle tidak akan pernah hidup bahagia dengan raja."     

Emmelyn khawatir anaknya juga harus membayar dosa Raja Jared kepada tunangannya. Ia sangat marah ketika ia memikirkan soal hal ini.     

Setelah diberi tahu oleh Dokter Vitas mengenai kehamilannya, ia sama sekali tidak pernah memikirkan sejauh ini.     

Meski anak ini hanya 'hasil' dari kesepakatan yang ia buat dengan Mars, ia tetap akan menyayanginya dengan tulus. Dan ia sedih jika anak pertamanya harus menanggung kutukan sialan itu juga.     

"Semua yang kau katakan itu masuk akal, tapi kau harus tahu bahwa orang yang memiliki amarah begitu besar sering melakukan hal-hal yang tidak rasional."     

"Jika kau memang memperdulikan tentang keselamatanmu, aku sarankan kau pergi secepat mungkin dari Draec. Jika bisa, pergilah ke suatu tempat yang tidak akan pernah terjangkau baik oleh Mars atau Raja Jared," saran Nyonya Adler.     

Emmelyn menghela nafas panjang. "Kurasa, sudah terlambat untuk kabur sekarang."     

"Kenapa terlambat?" Penyihir itu menyipitkan matanya dan menatap Emmelyn dengan tatapan menyelidiki. Ia tiba-tiba teringat bahwa Emmelyn memiliki perjanjian dengan pangeran untuk melahirkan anak untuknya. "Ahh... apa kau sudah hamil?"     

Emmelyn mengangguk. "Aku tidak bisa pergi sekarang. Aku berencana pergi setelah bayi ini lahir."     

"Tunggu dulu..." Nyonya Adler mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada Emmelyn bahwa ia ingin memeriksa sesuatu. Ia pergi ke dapur dan mengambil mangkuk besar berisi air.     

Wanita tua itu mengaduk-aduk mangkuk yang dibawanya dan melihat ke dalam mangkuk dengan sangat serius.     

Emmelyn memiringkan kepalanya, mencoba melihat apa yang sedang dilihat penyihir itu, tetapi ia tidak bisa melihat apa pun selain air.     

"Apa itu?" akhirnya ia bertanya.     

"Ini media meramalku," jawab Nyonya Adler. "Aku berusaha melihat pilihan apa yang saat ini kau miliki. Jika belum terlambat, aku masih akan tetap menyarankanmu untuk pergi dan meninggalkan kerajaan ini."     

"Jadi... apakah sekarang sudah terlambat?" Emmelyn bertanya penuh penasaran.     

Nyonya Adler mendecakkan lidahnya dan menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak. Kau masih bisa pergi tanpa menyebabkan perang besar itu. Akan tetapi..."     

"Tapi apa?" Emmelyn bertanya dengan mendesak.     

"Kau harus mati," jawab Nyonya Adler. Suaranya terdengar datar saat ia bicara, namun entah kenapa bagi Emmelyn seolah begitu keras bagaikan petir yang menyambar.     

.     

.     

>>>>>     

Dari penulis:     

Menurut kalian, apakah Nyonya Adler itu penyihir baik yang ada di pihak Emmelyn... atau penyihir jahat? Apa maksudnya bahwa Emmelyn harus mati? Apakah Emmelyn akan menuruti permintaannya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.