Pangeran Yang Dikutuk

288



288

0"Hmm ..." Emmelyn tidak yakin saat mendengar ucapan suaminya. Ia sangat menyukai Lily, tapi Lily tinggal terlalu jauh dari ibu kota.     

Ia mengerti bahwa salah satu alasan Mars membawanya ke Southberry untuk menikah adalah untuk mengenalkannya kepada Lily Greenan.     

Ia bisa menebak bahwa suaminya sangat memperdulikannya dan ingin ia memiliki teman baru di Draec. Itu adalah inisiatif yang bagus karena Emmelyn memang menyukai Lily.     

Jadi, mungkin idenya untuk membuat Emmelyn berteman dengan saudara perempuan Edgar juga akan berhasil? Ia menyukai Edgar. Ia adalah pria yang tegas. Edgar juga jujur ​​dan setia. Jadi, mungkin saudara perempuannya sama baiknya?     

Emmelyn akhirnya mengangguk, "Kurasa, aku bisa mencoba mengundang mereka untuk minum teh atau semacamnya. Tentu saja setelah aku meminta izin ratu."     

"Ibuku akan senang jika kau melakukannya," kata Mars sambil tersenyum.     

Mereka melanjutkan obrolan hangat setelah makan siang dengan menikmati sepoci teh bersama. Itu adalah sore yang indah.     

***     

Hari berlalu begitu cepat dan hari berikutnya kini telah tiba. Mars membantu Emmelyn naik kereta dengan beberapa barang pribadinya.     

Ia akan membawanya ke istana kerajaan dan kemudian berangkat dari sana bersama Elmer, Bruinen, Gewen, serta dua lusin prajurit lainnya.     

"Berjanjilah kepadaku bahwa kau akan mengirimiku surat setiap minggu untuk memberi tahuku bagaimana kabarmu," pinta Emmelyn dalam perjalanan ke istana kerajaan. Wajahnya agak sembab karena sudah menangis sejak pagi saat mereka bangun.     

Emmelyn benci dirinya sendiri yang bersikap lemah dan cengeng, meskipun ia ingin menjadi kuat. Mungkin karena hormon-hormon kehamilan yang terkutuk itu, atau ia merasa tidak bisa berpisah dengan Mars.     

Mars merasa hatinya sakit saat melihat istrinya seperti itu. Ia sangat ingin tinggal bersama Emmelyn. Namun, rasa tanggung jawabnya tidak memperbolehkannya.     

Ia akan menjadi raja dalam waktu dekat. Jika ia terus mengikuti keinginannya sendiri dan mengesampingkan tugasnya, ia akan menjadi raja yang tidak bisa diandalkan. Pengikut setianya tidak pantas dipimpin oleh seorang raja yang egois.     

Di masa depan, Mars akan bertanggung jawab atas kehidupan jutaan orang. Ia tidak boleh terus-terusan memikirkan dirinya sendiri. Selain itu, dari semua misi yang telah ia lakukan sejauh ini, misi untuk membunuh sang penyihir adalah salah satu yang terpenting.     

Orang selalu berkata, jika kau ingin memastikan segala sesuatunya dilakukan dengan benar, maka kau harus melakukannya sendiri.     

Untuk misi lainnya, Mars bisa saja menugaskan orang-orang kepercayaannya. Namun, yang ini adalah misi yang tidak bisa ia berikan kepada siapa pun.     

Selain itu, sepanjang hidupnya, ia selalu ingin bertemu penyihir itu dan menatap matanya, sebelum ia membunuhnya dan membuatnya membayar semua dosanya.     

"Aku berjanji untuk mengirimkan berita kepadamu. Kau bisa memegang perkataanku." Pangeran lalu menepuk punggung Emmelyn dengan penuh kasih dan berusaha terlihat tegar di hadapan istrinya. Ia sebenarnya juga merasa sedih, tapi ia tidak boleh menunjukkannya di hadapan Emmelyn.     

"Kita sudah tiba, Yang Mulia," kata kusir itu ketika kereta sudah tiba di halaman istana.     

"Hm... terima kasih." Mars menarik dagu Emmelyn dan menciumnya sebelum ia mengusap matanya yang basah dan mengeringkan air matanya. "Aku akan segera kembali. Kau akan begitu sibuk dengan teman-teman barumu, Harlow, dan ibuku, sampai-sampai kau lupa akan waktu. Aku akan berada di sini sebelum kau menyadarinya."     

Mereka berdua tahu yang dikatakan Mars hanya kebohongan. Mars selalu pandai berbicara, tapi ia bukan pembohong yang baik.     

Mata sang pangeran mengkhianati kepercayaan dirinya. Perjalanan yang akan ia lakukan pulang pergi akan memakan waktu sekitar tiga bulan. Siapa pun pasti merasa itu bukanlah waktu yang singkat untuk sebuah perjalanan.     

Tetap saja, Emmelyn memaksakan senyum dan mengangguk. "Baik."     

"Hei, selamat datang!" Mereka bisa mendengar suara tajam ratu menyambut mereka dari luar. Sang kusir segera membukakan pintu kereta agar pangeran dan istrinya bisa keluar.     

Mars melangkah keluar lebih dulu dan kemudian membantu istrinya turun dari kereta. Saat kaki Emmelyn menyentuh tanah, ia bisa merasakan seseorang memeluknya dengan hangat.     

Sang ratulah yang langsung menyambutnya dengan pelukan. Seperti yang diharapkan, ia menyapa mereka dengan ekspresi bahagia dan tangan terbuka.     

"Senang bertemu denganmu lagi, Ibu Suri." Emmelyn mencoba membungkuk, tetapi ratu segera menghentikannya.     

"Ahh... tidak perlu bersikap formal seperti itu, kau kan sedang hamil, pasti tidak mudah untuk membungkuk untuk memberi hormat," ucapnya sambil tersenyum lebar. "Mulai sekarang, kau tidak boleh membungkuk saat bertemu denganku atau suamiku. Aku sudah membicarakan soal ini dengannya."     

"Benarkah?" Emmelyn tidak tahu harus berkata apa. Ibu mertuanya benar-benar baik. Ia membuat hari suram Emmelyn tiba-tiba menjadi lebih cerah.     

"Iya, kalau begitu... apakah kau sudah membawa semua barang pribadimu?" Ratu bertanya dengan lembut.     

Emmelyn mengangguk. "Ya. Aku sudah mengemasnya. Mereka semua ada di dalam kereta."     

Ia tidak lupa membawa selimut favoritnya dari kamar mereka, beberapa kemeja Mars yang tidak dicuci (ia memaksa membawanya), dan semua gaun dan pakaiannya. Selain itu, ia tidak membutuhkan yang lainnya.     

"Bagus. Biar aku minta pelayanku membawanya ke kamarmu," kata ratu. Ia menoleh ke beberapa pelayan yang berdiri setia di belakangnya dan memerintahkan mereka untuk membawa barang-barang Emmelyn ke kamar lama Mars. "Keluarkan semua barang Tuan Putri dari dalam kereta dan bawa ke dalam kamar lama Putra Mahkota."     

"Baik, Yang Mulia." Mereka semua membungkuk dengan sopan dan melakukan apa yang ratu perintahkan. Dalam waktu singkat, semua barang dari kereta dipindahkan ke menara utama tempat kamar lama Mars berada.     

"Apa kau ingin melihat bagaimana bentuk kamar itu sekarang setelah kami mendesainnya ulang?" Ratu Elara bertanya kepada Emmelyn. "John telah melakukan pekerjaan yang bagus untuk memenuhi semua permintaanmu."     

"Ah, ya, tentu saja, Ibu Suri," kata Emmelyn sambil tersenyum. Ia berpaling ke arah suaminya dan memberi isyarat agar ia bergabung dengan mereka.     

Mars mengangguk. Ia berjalan di samping istri dan ibunya untuk melihat kamar lamanya. Ia juga tertarik untuk mengetahui bagaimana hasilnya.     

"Jadi, inilah hasil akhirnya," kata ratu ketika mereka masuk ke dalam ruangan yang dulunya abu-abu dan gelap.     

Seorang pelayan telah membuka pintu untuk membiarkan ketiga orang itu masuk agar bisa mengagumi desain baru kamar itu. Ratu Elara menoleh ke arah Emmelyn. "Bagaimana menurutmu? Apa kau menyukainya?"     

Emmelyn melihat sekeliling dengan senyum lebar di wajahnya. Ah... John sama efisiennya dengan Roshan, pikirnya.     

Kamar ini sekarang terlihat sangat elegan dan penuh gaya. Emmelyn langsung bisa membayangkan bagaimana ia bisa nyaman di kamar ini dan menjadikannya tempat tinggal favoritnya saat mengandung Harlow selama berbulan-bulan mendatang.     

Segala sesuatu di ruangan ini tampak begitu nyaman. Tempat tidurnya dilengkapi kasur besar yang dilapisi dengan kain sutra lembut berwarna biru dengan desain yang sederhana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.