Pangeran Yang Dikutuk

289



289

0Emmelyn sangat menyukai kamar ini.     

Segala sesuatu di ruangan ini tampak begitu nyaman. Tempat tidurnya dilengkapi kasur besar yang dilapisi dengan kain sutra lembut berwarna biru dengan desain yang sederhana.     

Ada sofa empuk di dekat jendela dengan warna krem ​​dan beberapa selimut empuk yang indah untuk digunakan saat cuaca dingin. Tirainya sudah diganti dengan beludru biru tua yang elegan.     

Rak buku yang lama kini dilengkapi dengan lemari kecil dengan keranjang penuh kerajinan tangan. Ada lemari pakaian putih baru untuk menaruh pakaian Emmelyn.     

Permadani yang diletakkan di dalam kamar juga sangat tebal dan lembut saat disentuh. Semuanya terasa sangat, sangat nyaman. Kamar itu kini terlihat benar-benar berbeda dari kamar yang maskulin gelap yang hanya digunakan Mars untuk tidur.     

Perapiannya juga dicat ulang dan kini sudah ada cermin besar di sebelahnya. Semuanya sangat indah.     

Dalam kamar berdesain baru ini, Emmelyn bisa menghabiskan sepanjang hari tanpa merasa bosan. Ia sangat menyukainya.     

"Aku menyukainya!" Ucapnya kemudian. "Terima kasih telah membuat kamar impianku menjadi kenyataan, Ibu Suri."     

"Ah... Aku senang kau menyukainya," kata Ratu Elara ramah. "Jika kau membutuhkan sesuatu yang perlu diubah atau ditambahkan, jangan ragu untuk memberi tahu John."     

"Terima kasih. Aku akan melakukannya," jawab Emmelyn. Ia sangat bersyukur atas semua hal yang dilakukan sang ratu untuknya.     

Emmelyn mencoba tersenyum dan terlihat baik-baik saja ketika suaminya mengucapkan selamat tinggal. Mars menunggang kudanya, diikuti oleh Gewen dan dua lusin ksatria paling setia. Mereka semua terlihat sangat mengagumkan dan mengesankan.     

Elmer The Wizard juga terlihat cukup gagah jika dibandingkan dengan orang-orang muda di sekitarnya. Ia mengenakan jubah abu-abu panjang dan rambut putih panjangnya terkibar oleh angin, sementara ekspresinya tampak serius.     

Semua orang di halaman sangat menghormati penyihir tua ini. Bruinen mengikuti di belakangnya.     

Ke-28 pria itu menganggukkan kepala untuk memberikan hormat kepada raja dan ratu yang berdiri diam di depan halaman istana dan bersiap untuk pergi.     

"Selamat tinggal. Kami akan kembali secepatnya," kata Mars dengan tegas. Ia melihat Emmelyn dengan memaksakan senyum dan hatinya terasa pedih mengetahui ia akan meninggalkan istri tercintanya untuk beberapa minggu.     

Emmelyn dan pangeran telah bercinta untuk melampiaskan kerinduan mereka terhadap satu sama lain sebelum kepergiannya, tepat saat Emmelyn sudah pindah ke kamar lama Mars dan ratu meninggalkan mereka.     

Itu saja sebenarnya tidak cukup, tapi setidaknya Mars bisa merasa puas karena mereka berdua bisa mengekspresikan cinta mereka terhadap satu sama lain dan menunjukkannya dengan bercinta penuh gairah sebelum Mars berangkat.     

"Hati-hati di jalan..." kata Emmelyn. Ia menggigit bibir dan berpura-pura terlihat baik-baik saja. Mars tersenyum kepadanya dengan meyakinkan dan kemudian mengangguk.     

"Aku akan menjaga diriku dengan baik. Jagalah dirimu juga, Sayang."     

"Ya..." jawab Emmelyn dengan suara yang hampir tak terdengar.     

Akhirnya, kelompok kecil itu menunggangi kuda mereka dan meninggalkan istana kerajaan. Begitu mereka melewati gerbang, Emmelyn dengan cepat berlari menuju menara tertinggi dan melihat kelompok yang berangkat dari jendela di atas.     

Setidaknya, dari ketinggian ini, ia bisa melihat suami dan rombongannya sampai mereka semua pergi jauh, dan akhirnya ia kehilangan mereka dari pandangannya.     

Air mata perlahan menetes dari matanya. Kali ini, ia tidak lagi berpura-pura menjadi kuat dan baik-baik saja. Ia terisak tak terkendali dan menangkupkan kedua tangannya ke wajahnya.     

***     

Di malam pertama ia tinggal di kamar lama Mars, Emmelyn tidak bisa tidur sama sekali. Rasanya sangat aneh bagi Emmelyn dan sulit tidur bukanlah kebiasaannya.     

Emmelyn lalu menyadari ia tidak bisa tidur nyenyak karena ia tidak berada di rumahnya sendiri.     

Kastil tempat ia tinggal selama lebih dari enam bulan terasa seperti rumah yang sesungguhnya baginya. Terutama setelah pangeran membiarkan ia melakukan apa pun yang ia inginkan di kastil itu dan membuatnya lebih nyaman, kastil yang akan cocok untuk seorang putri.     

Sekarang, di istana kerajaan, ia merasa seperti berada di sarang musuh. Ia dan Raja Jared masih tidak akur dan satu-satunya hal yang membuat mereka tetap sopan terhadap satu sama lain adalah ratu yang manis.     

Tanpa Ratu Elara, Emmelyn merasa seperti tinggal bersama musuh. Sulit untuk merasa tenang dan berada di rumah sendiri. Ketidaknyamanan ini mempengaruhi waktu tidurnya saat malam.     

Ia mencoba menghindari raja dengan makan di kamarnya dan menghabiskan banyak waktu sendirian. Untungnya, ruangan itu dirancang untuk menyediakan semua yang ia butuhkan.     

Ia menghabiskan banyak waktu menjahit atau membaca dan mengamati taman yang luas dari jendela besarnya. Kadang-kadang ia berbicara dengan Harlow, seolah bayinya bisa mendengarnya.     

Anehnya, berbicara dengan Harlow benar-benar membuat semuanya terasa lebih baik. Ia bisa merasakan hubungan yang kuat dengan anaknya dan setelah tiga hari, Emmelyn perlahan bisa melupakan kesepian dan kesedihannya.     

Ratu Elara berusaha menghabiskan waktu sebanyak mungkin dengan Emmelyn. Ia biasa mengundang menantunya untuk minum teh bersamanya setiap sore. Mereka akan membicarakan hal-hal sepele, atau tentang Mars ketika ia masih kecil, tentang masa kecil Emmelyn dan keluarganya.     

Pada awalnya, agak canggung ketika mereka mulai membicarakan tentang Wintermere dan keluarga Rosehill.     

Kenyataan bahwa keluarga Strongmoor lah yang bertanggung jawab atas kematian keluarga Emmelyn selalu menjadi gajah di dalam ruangan yang membuat percakapan terhenti dan kemudian mereka harus segera mengganti topik pembicaraan.     

Namun, setelah satu minggu menghindari topik tersebut, akhirnya kedua wanita tersebut menyadari bahwa mereka harus mulai membicarakan Emmelyn dan keluarganya. Ratu telah membagikan semua yang dapat ia bagikan tentang putranya. Dan sudah waktunya untuk mengetahui lebih banyak tentang Emmelyn.     

Jadi, setelah melewati masa-masa canggung itu, akhirnya mereka bisa perlahan-lahan membicarakan orang tua dan saudara Emmelyn. Mereka membutuhkan tiga hari untuk akhirnya bisa melewati kecanggungan itu dan perlahan-lahan keduanya menjadi lebih terbuka terhadap satu sama lain.     

"Oh... jadi kau punya enam saudara?" Ratu terkejut ketika mendengar dari Emmelyn bahwa ia memiliki tiga kakak perempuan dan tiga kakak laki-laki.     

Sang ratu tiba-tiba terlihat agak sedih. Ia teringat akan dua bayinya yang meninggal dan dua anaknya yang lain yang juga meninggal sebelum mencapai usia lima tahun.     

Ah… andai saja ratu seberuntung ratu Wintermere, ia mungkin bisa melihat anak-anaknya hidup dan tumbuh hingga dewasa. Sekarang, ia hanya punya satu putra saja yang tersisa.     

"Ya, Ibu Suri, benar. Aku punya enam kakak," jawab Emmelyn sambil tersenyum. Ia ingat mendapatkan reaksi yang sama dari Mars beberapa bulan lalu ketika ia menceritakan tentang keluarganya untuk pertama kalinya.     

Saat itu, pangeran terlihat sangat cemburu. Sekarang, Emmelyn bisa melihat ekspresi serupa di wajah ratu. Ini membuatnya ingin tertawa. Ahh... buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Mars dan ibunya benar-benar mirip.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.