Pangeran Yang Dikutuk

290



290

0"Bagaimana rasanya tumbuh dengan banyak saudara?" Ratu bertanya dengan penuh minat.     

Ia adalah anak tunggal dan Mars juga tidak memiliki saudara yang lahir hidup, sehingga ratu tidak pernah tahu bagaimana rasanya memiliki banyak saudara kandung.     

Emmelyn mengerucutkan bibir dan mencoba mengingat semua hal negatif yang ia harus alami karena memiliki banyak saudara. Ia tidak ingin membuat ratu merasa lebih sedih karena memikirkan semua kemungkinan yang membahagiakan dari memiliki banyak anak.     

Apa yang ia lakukan mirip dengan apa yang dilakukan Athos ketika Mars bertanya kepadanya seperti apa rasanya menjadi seorang ayah.     

Athos yang mengira Mars masih belum bisa menyentuh wanita sehingga tidak bisa memiliki keturunan, dengan sengaja hanya mengatakan hal-hal buruk.     

Athos hanya mengatakan hal-hal negatif soal bayi yang akan membuat orang tuanya terjaga di malam hari dan kehilangan waktu tidur yang berharga, bayi sangat membosankan karena mereka tidak dapat melakukan atau mengatakan apa-apa, dan bagaimana mereka, sebagai orang tua harus mengurus semua hal mulai dari buang air besar dan kencing setiap hari.     

"Hmm... tidak terlalu menyenangkan," kata Emmelyn sambil menghela napas panjang. Ia mencintai orang tua dan saudara-saudaranya, tetapi hari ini ia akan mencoba untuk fokus pada semua hal buruk yang ia alami sebagai anak dari keluarga besar.     

"Bagaimana bisa tidak menyenangkan?" Ratu Elara mengerutkan alisnya. Ia tidak bisa membayangkan memiliki banyak saudara laki-laki dan perempuan akan tidak menyenangkan. Ia sendiri adalah anak tunggal dan karena itu ia bisa memahami kesepian yang dialami putranya.     

Ratu sudah melihat sendiri bagaimana Gewen dan Edgar memiliki masa kecil yang indah dan mereka tumbuh dalam keluarga yang bahagia. Gewen memiliki dua saudara perempuan dan Edgar memiliki dua saudara laki-laki dan dua saudara perempuan. Mereka terlihat semakin bahagia saat keluarganya tumbuh semakin besar.     

"Jadi... ibuku menghabiskan sepuluh tahun pertama pernikahannya dengan hamil dan melahirkan, lalu mengasuh anak kecil," jelas Emmelyn. "Hal itu memberikan dampak buruk terhadap tubuh dan kesehatannya ..."     

[Dan mungkin juga kewarasannya.]     

Emmelyn menghela napas lagi. Ibunya adalah orang yang dingin. Ibunya hampir tidak pernah ada untuk anak-anaknya. Bukan hanya itu saja, Emmelyn harus bersaing dengan saudara perempuannya untuk mendapatkan perhatiannya, dan ia juga sering disalahkan atas kesehatan ibu mereka yang terus-terusan sakit.     

"Oh... Aku turut sedih mendengarnya," kata ratu simpatik. Ia menyadari bahwa tubuh wanita cukup lemah dan melahirkan seorang anak saja sudah merupakan pertarungan antara hidup dan mati.     

Jadi, sekarang ia bisa membayangkan betapa lelahnya ibu Emmelyn saat ia harus melahirkan tujuh anak dalam kurun waktu sesingkat itu.     

"Kesehatan ibuku memburuk setelah aku lahir," aku Emmelyn. "Ia tidak bisa menghabiskan banyak waktu bersama kami. Ia harus fokus pada ayah kami dan kesehatannya sendiri. Sebenarnya, meskipun aku tumbuh bersama dengan banyak saudara, aku sering merasa kesepian. Terkadang aku berharap aku anak tunggal saja..."     

Emmelyn hanya tertawa getir. Apa yang ia katakan adalah sebuah kebenaran. Tapi ia masih merasa bersalah bahkan karena memikirkannya.     

"Oh... anakku," Ratu Elara menyeka mata Emmelyn yang berkaca-kaca dan segera memeluknya. "Kau tidak sendirian lagi. Kuharap kau tidak akan merasa kesepian lagi."     

Emmelyn merasa lututnya melemah. Sang ratu benar-benar seperti ibu yang selalu diimpikannya. Ia merasa dicintai dan dipuja oleh ibu mertuanya.     

Setelah beberapa detik merasa terkejut dengan reaksi sang ratu, Emmelyn memeluk ratu kembali dan menutup matanya.     

Ya, ia tidak akan merasa kesepian lagi. Emmelyn kini tidak hanya memiliki seorang ibu yang menyayanginya, ia juga memiliki seorang suami yang sangat mencintainya. Dan segera, Harlow juga akan hadir dalam hidupnya.     

"Aku tahu, Bu," bisiknya parau. "Terima kasih telah menerimaku, dan terima kasih telah melahirkan suamiku dan membesarkannya menjadi pria yang luar biasa. Aku akan selamanya merasa berterima kasih."     

Setelah hari itu, hubungan Emmelyn dan ratu menjadi begitu dekat sehingga ratu berhenti mengundang dayang-dayangnya ke istana kerajaan. Ia tidak pernah merasa puas saat menghabiskan waktu dengan Emmelyn dan Harlow.     

***     

"Ibu Suri, kami mendapat surat," Emmelyn memasuki ruang tunggu ratu dengan wajah berseri-seri. Ia baru saja menerima surat yang dikirim oleh Mars dari Branwell. Suaminya telah pergi selama dua minggu dan ini adalah surat keduanya.     

Ratu Elara mendongak dan tersenyum lebar. Ia menepuk sofa di sebelahnya dan memberi isyarat kepada Emmelyn untuk duduk di sampingnya.     

"Duduklah. Mari kita lihat apa yang ia tulis kali ini," kata Ratu Elara penuh semangat.     

Emmelyn mengambil dua kertas kecil dari gulungan perkamen dan memberikan salah satu surat dengan benang merah kepada ratu, dan ia mengambil yang satunya dengan benang biru.     

Mars sudah berjanji akan mengirimkan satu surat untuk ibunya dan satu lagi untuk istrinya. Ia menggunakan benang itu untuk menandai untuk siapa surat itu harus diberikan.     

Kedua wanita itu membaca surat mereka berbarengan dan itu menjadi pengalaman manis yang mereka lewati bersama.     

Emmelyn duduk dengan anggun di sofa dan matanya terpaku pada surat di tangannya. Ia membaca setiap kata dengan sangat serius. Surat kedua Mars cukup pendek, dan karena itu Emmelyn membacanya berulang kali. Mars memberi tahunya bahwa mereka telah tiba di Branwell.     

Perjalanan mereka berjalan lancar. Mereka juga sempat singgah satu hari di setiap provinsi yang mereka lewati. Hal ini untuk memberikan kesan bahwa putra mahkota hanya berkunjung dan melakukan pemeriksaan di daerah jajahan mereka.     

Mereka tidak ingin ada yang tahu bahwa tujuan utama rombongan kecil itu adalah Wintermere. Berita bisa menyebar dengan sangat cepat. Jika mereka terlihat jelas-jelas tengah menuju tanah air Emmelyn, mereka khawatir penyihir itu akan mengetahui misi mereka.     

Ini membuat Emmelyn lega sekaligus sedih. Ia lega, mengetahui bahwa suaminya tidak akan melakukan perjalanan yang sulit dengan memaksa dirinya sendiri, kudanya, dan anak buahnya untuk pergi secepat mungkin ke Wintermere.     

Emmelyn tidak ingin suaminya jatuh sakit. Bahkan jika Mars harus kembali terlambat, Emmelyn tidak merasa keberatan sama sekali.     

Tentu saja Emmelyn merasa sangat sedih karena perjalanan yang dilakukan pangeran jauh lebih lama, tapi tak mengapa. Ia tidak ingin menjadi pasangan yang egois. Yang paling penting Mars pulang dengan selamat dan sehat.     

"Ahh... Aku senang mendengar kabar terbaru dari mereka," kata ratu setelah ia membaca surat yang ditujukan kepadanya. Ia menoleh ke arah Emmelyn dan tersenyum. "Jika semuanya berjalan lancar, ia seharusnya kembali dalam dua bulan."     

Emmelyn mengangguk. Ya, jika Mars dan anak buahnya bisa dengan cepat menangkap dan membunuh penyihir itu tanpa masalah, artinya semuanya berjalan lancar, sang pangeran akan tiba di istana sebelum Emmelyn melahirkan Harlow.     

Ahh... Emmelyn sangat berharap semuanya akan berjalan dengan baik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.