Pangeran Yang Dikutuk

294



294

0Jorei yang sedang duduk di pangkuan Lily tertawa saat melihat Emmelyn mengusap perutnya. Bayi itu mengulurkan tangannya untuk ikut menyentuh perutnya dan hal itu justru membuat Emmelyn tertawa.     

Suasana hati ketiga wanita yang ada di lounge itu semakin bertambah baik. Sepanjang sore mereka berbicara tentang anak-anak, mode terkini di ibu kota, dan bahkan beberapa gosip tentang para wanita di Southberry dan Draec.     

Sore itu merupakan salah satu hari yang paling menyenangkan.     

***     

Lily dan keluarganya tinggal di istana kerajaan selama satu minggu penuh. Athos melakukan beberapa tugas kerajaan saat ia berada di ibu kota, sementara Lily menghabiskan banyak waktu bersama Emmelyn dan ratu.     

Setelah satu minggu, mereka meminta izin untuk mengunjungi dan tinggal bersama orang tua Athos. Duke dan Duchess Greenan tinggal di dekat ibu kota di tanah mereka yang luas. Mereka juga ingin bertemu menantu dan cucu mereka.     

Dengan berat hati, Emmelyn harus merelakan Lily pergi menemui mertuanya.     

"Tidak apa-apa. Kami hanya akan berada di sana selama satu minggu," kata Lily meyakinkan. "Kami akan kembali ke sini setelah kami mengunjungi orang tua Athos. Kami akan tinggal selama dua malam lagi sebelum kami kembali ke Southberry."     

Emmelyn hanya bisa mengangguk. Ia berharap ia bisa bergabung dengan mereka untuk mengunjungi orang tua Athos.     

Namun, ia tahu ia tidak pantas meminta hal semacam itu. Mereka bukan keluarganya, jadi ia tidak punya hak untuk pergi bersama mereka.     

Emmelyn kembali merasa sedih ketika Lily dan anak-anaknya pergi. Dan karena itu ratu memutuskan untuk mengizinkan Emmelyn mengundang siapa pun yang ingin ia undang ke istana kerajaan.     

Setelah memikirkannya beberapa saat, Emmelyn memutuskan untuk mengundang Nyonya Adler.     

Ia sudah tidak bertemu dengan penyihir tua itu selama berminggu-minggu setelah kematian saudara laki-lakinya. Namun, Emmelyn merasa tidak nyaman mengundang penyihir desa di istana kerajaan, karena ia sendiri adalah tamu di sana.     

Ia pun akhirnya meminta izin kepada ratu agar bisa kembali ke istananya selama satu atau dua hari. Ia merindukan rumahnya...     

Ratu Elara memahami keinginan menantu tersayangnya itu. Dengan berat hati, ratu akhirnya mengizinkan Emmelyn pulang selama beberapa hari. Ia juga merasa Emmelyn membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri.     

"Kau bisa menghabiskan waktu sebanyak yang kau butuhkan," katanya. "Aku berencana mengundang putri-putri Lady Chaucer ke sini. Apa kau juga ingin bertemu dengan mereka?"     

Emmelyn mengangguk. "Akan sangat menyenangkan jika aku bisa berjumpa dengan mereka, Ibu Suri. Kapan kau berencana untuk mengundang mereka?"     

Emmelyn kini mulai sadar bahwa ia sudah siap untuk bertemu lebih banyak orang. Alangkah baiknya jika ia bisa menghabiskan waktu bersama saudara perempuan Edgar dan anak-anak mereka. Mungkin saja Emmelyn bisa berteman dengan mereka juga?     

Ia berharap begitu.     

"Baiklah, terserahmu saja. Jika kau membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengunjungi kastilmu, aku bisa mengundang mereka setelah kau kembali," kata ratu. "Bagaimana menurutmu? Kau bisa bertemu mereka saat Lily mengunjungi mertuanya."     

"Kedengarannya bagus," kata Emmelyn dengan senang. "Aku akan kembali ke kastilku selama tiga hari. Jadi, mungkin kita bisa mengundang gadis-gadis keluarga Chaucer dalam empat hari?"     

"Oke. Aku setuju denganmu. Aku akan mengirim undangan kepada mereka besok," kata ratu.     

Emmelyn tiba-tiba teringat bahwa ia telah meminta Edgar untuk menemaninya ke kastil Mars. Ia pikir akan lebih baik jika ratu menyampaikan undangan tersebut melalui Edgar.     

"Lord Edgar ditugaskan oleh suamiku untuk menjagaku selama ia pergi, Ibu Suri," kata Emmelyn. "Karena itu, ialah yang akan mengawalku kembali ke kastil kami. Kurasa aku bisa mengirimkan undangan itu melalui dirinya untuk diberikan kepada saudara perempuannya."     

"Kebetulan yang luar biasa sekali. Tolong sampaikan salamku kepada Edgar saat kau menemuinya hari ini," kata ratu.     

"Baiklah, Ibu Suri," Emmelyn mengangguk patuh.     

Suasana hati Emmelyn bertambah ceria hari ini. Ia bisa kembali ke istananya, dan ia juga bisa bertemu dengan Nyonya Adler.     

Ia benar-benar menyukai Nyonya Adler meskipun penyihir itu orang yang sudah tua dan hanya penduduk desa yang rendahan, yang hampir tidak memiliki kesamaan apa pun dengannya.     

Satu-satunya hal yang membuat mereka bisa terhubung adalah fakta bahwa keduanya berasal dari kerajaan yang sama. Meski begitu, Emmelyn masih merasakan keterikatan yang kuat kepada wanita tua itu.     

Emmelyn merasa bertemu dengan Nyonya Adler akan baik untuk moralnya. Terlebih karena Nyonya Adler juga seorang penyihir yang memiliki keahlian khusus dalam merawat wanita hamil dan dapat membantu persalinan.     

Emmelyn berpikir untuk meminta bantuan penyihir tua itu ketika waktunya tiba untuk melahirkan Harlow.     

Ya, Tuan Vitas memang tabib yang hebat, tapi ia seorang laki-laki. Emmelyn masih merasa lebih nyaman jika persalinannya dibantu oleh sesama wanita.     

Tuan Vitas bisa tinggal di sana dan mengawasi, tetapi selama persalinan itu sendiri, ia berharap Nyonya Adler bisa menjadi orang yang menanganinya dan Harlow. Ia berencana membicarakan hal ini dengan Nyonya Adler hari ini.     

Emmelyn menyiapkan beberapa barang pribadinya untuk dibawa kembali ke istananya. Barang terpenting yang harus selalu ia bawa adalah kemeja suaminya yang tidak dicuci.     

Sayangnya, meski ia ingin mempertahankan aromanya selama mungkin, setelah dua minggu, aroma Mars hilang sama sekali.     

Kemeja itu banyak membantunya selama dua minggu pertama ia berada di istana kerajaan karena pakaian Mars tersebut mampu membuatnya merasa tenang di malam hari dan perlahan-lahan tertidur sambil memeluk salah satu kemeja suaminya.     

Sekarang, pada dasarnya pakaian-pakaian itu sudah tidak berguna lagi. Karena itu Emmelyn memutuskan untuk membawanya pulang kembali dan meminta pelayan untuk mencucinya.     

Emmelyn akan berusaha mendapatkan kembali aroma suaminya dalam bentuk apa pun yang masih tersisa di kamar mereka nanti.     

Ia juga membawa bros pemberian ratu kepadanya. Ia sangat menyukainya dan sering memakainya karena terlihat cocok hampir dengan semua gaunnya.     

***     

"Yang mulia." Setelah makan siang, Edgar datang ke aula depan dan membungkuk kepada Emmelyn. Sikapnya sangat hormat, sehingga Emmelyn merasa canggung diperlakukan seperti itu oleh jenderal muda itu.     

Emmelyn ingin memintanya untuk memperlakukannya seperti biasa, tetapi setelah berpikir dua kali, ia menyadari ia seharusnya tidak mempermalukan Edgar seperti itu.     

Ia seharusnya menerima rasa hormat yang pria tampan itu berikan karena ia memang seorang putri mahkota. Jadi memang sikap Edgar sudah sewajarnya tampak hormat kepadanya.     

Emmelyn ingat, Edgar dan Gewen selalu menyebut Mars dengan 'Yang Mulia' ketika mereka berada di depan umum. Kedua pria itu hanya bersikap santai saat berada di ruang pribadi dan memanggil Mars dengan nama depannya.     

Karena itulah Emmelyn juga akan mencoba menyesuaikan sikapnya dan cara ia berinteraksi dengan Edgar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.