Pangeran Yang Dikutuk

297



297

0Astaga... kenapa ia membiarkan Mars pergi ke Wintermere? Siapa yang peduli jika keduanya dikutuk asalkan mereka bisa bersama.     

Pangeran sebenarnya tidak perlu menemukan penyihir itu.     

Mereka berdua bisa hidup damai dengan Harlow, dan anak-anak mereka selanjutnya. Selama Mars ada di sini bersamanya, Emmelyn tidak membutuhkan apa-apa lagi.     

"Ada orang... yang akan mati karena aku?" Emmelyn mencoba mengkonfirmasinya sekali lagi. "Apakah kau yakin?"     

"Gambaran itu semakin jelas dari hari ke hari," kata Nyonya Adler dengan suara pelan. Ia duduk di samping Emmelyn dan memegang tangannya. "Saat pertama kali melihat Tuan Putri, aku tidak tahu bahwa kutukannya sangat parah. Sekarang... aku baru menyadarinya."     

"Kutukan?" Emmelyn sangat terkejut. "Menurutmu apakah aku benar-benar dikutuk oleh seseorang? Siapa yang melakukannya? Dan mengapa ia mengutukku?"     

Nyonya Adler mengangguk untuk membenarkan. "Aku bukan penyihir yang sakti yang tahu semua hal tentang penyihir hebat seperti mereka, tapi aku dapat melihat bahwa keluargamu terbunuh karena dirimu... dan begitu juga dengan saudaramu."     

Tepat pada saat itu, Emmelyn merasa ia akan tumbang dan menangis. Ia telah menekan perasaan itu untuk waktu yang lama dan menganggap ramalan Nyonya Adler sebagai takhayul, hanya untuk membuat dirinya merasa lebih baik.     

Mars juga meyakinkannya bahwa tidak ada yang namanya kesialan. Jadi, meskipun ia merasa terganggu dengan apa yang ia dengar dari Nyonya Adler untuk pertama kalinya, ia mencoba untuk menghalau pikiran itu dari benaknya.     

Namun, sejak ia bertemu Bruinen yang dengan jelas dan terus terang memberi tahunya tentang fakta bahwa dirinya memang dikutuk, Emmelyn tidak bisa lagi membohongi dirinya sendiri.     

Bruinen adalah 'penyihir yang baik'. Tidak ada alasan baginya untuk berbohong kepada Emmelyn. Terlebih lagi, penyihir itu menyampaikannya tepat di hadapan raja dan putra mahkota.     

Hal yang sama berlaku untuk Nyonya Adler. Emmelyn sudah lama mengenal penyihir tua itu. Cukup lama hingga bisa mengetahui bahwa penyihir tua ini ada di pihaknya.     

Nyonya Adler tidak akan merencanakan ini semua dengan mengatakan kebohongan hanya untuk membuat Emmelyn berpikir bahwa dirinya membawa sial dan harus meninggalkan Draec secepat mungkin.     

"Jadi... keluargaku..." isaknya tak terkendali. "Mereka semua mati... karena diriku? Begitu pula Killian? Ya Tuhan... keluargaku yang malang..."     

Menjadi satu-satunya yang selamat sudah cukup berat bagi Emmelyn. Sekarang ia pun harus menghadapi kenyataan bahwa kematian keluarganya serta jatuhnya kerajaannya adalah karena dirinya...? Ini sungguh keterlaluan.     

Jantungnya berdebar-debar dan wajahnya terasa panas. Ia terduduk di kursi dan harus menekan dadanya karena ia hampir tidak dapat bernapas.     

Nyonya Adler dengan cepat mendatanginya dan membuka kancing bagian atas gaun Emmelyn untuk membantunya bernapas lebih mudah. Ia juga memberi Emmelyn teh jahe dari meja. Butuh beberapa saat sebelum Emmelyn bisa menenangkan hatinya.     

"Nenek... apakah kau pernah mendengar tentang Leoralei dari Myreen?" Emmelyn bertanya setelah ia bisa bernapas lagi. Suaranya lemah dan serak karena banyak menangis.     

Wanita hamil itu terlihat sangat menyedihkan dan memilukan. Nyonya Adler merasa sangat simpati saat melihatnya.     

"Keluarga Leoralei?" Penyihir tua itu mengerutkan alisnya dan kemudian menggelengkan kepalanya. "Maafkan aku. Aku belum pernah mendengar tentang mereka. Siapa mereka, Yang Mulia?"     

Emmelyn meletakkan dagunya di kedua tangannya dan tenggelam dalam pikirannya. Ia ingat Bruinen mengatakan dirinya pernah membaca tentang keluarga itu ketika ia masih muda.     

Hal yang bisa dimaklumi karena ia adalah penyihir terpelajar, sedangkan Nyonya Adler hanyalah penyihir desa. Ia hanya belajar herbomansi dari penyihir yang ia layani sejak ia masih muda.     

Nyonya Adler bukanlah wanita yang terpelajar. Jadi, tidak mungkin ia pernah membaca tentang kerajaan lain dari seberang lautan.     

"Aku bertemu penyihir lain bulan lalu yang mengatakan hal yang persis sama denganmu," Emmelyn menoleh ke arah Nyonya Adler dengan ekspresi menyedihkan. "Ia bilang aku dikelilingi aura gelap dan diriku ini membawa kesialan. Persis seperti yang kau katakan saat pertama kali kita bertemu."     

Emmelyn menambahkan, "Ia mengatakan bahwa... semua tanda kutukan itu mengingatkannya kepada orang-orang yang pernah dikutuk oleh keluarga Leoralei dari Myreen."     

"Oh..." Nyonya Adler menekan bibirnya karena terkejut. "Jadi, ia juga seorang peramal?"     

Emmelyn mengangguk. "Ya. Itulah yang dikatakan gurunya kepada kami. Penyihir muda itu bernama Bruinen. Ia adalah seorang peramal, tetapi ketika ia mengatakan bahwa aku tidak beruntung dan dikelilingi oleh aura gelap, suamiku dengan cepat membantah semua perkataannya..."     

Emmelyn mengeluarkan desahan penuh frustasi. "Aku tahu ia melakukannya untuk melindungiku dan perasaanku. Setelah melihat Mars menampik ucapan penyihir muda itu, ia segera mengatakan bahwa dirinya hanya seorang peramal yang belum banyak pengalaman. Ia juga mengatakan apa yang ia lihat bisa saja sebuah kesalahan..."     

Nyonya Adler mengangguk mengerti ketika ia mendengar kata-kata Emmelyn.     

Ia bukanlah penyihir yang ahli dalam hal mantra atau memiliki kesaktian dalam ilmu sihir, tapi ia berbakat dengan keterampilan tanaman obat dan kemampuan meramal.     

Itulah alasan mengapa penyihir sakti yang mempekerjakannya sebagai pelayan memutuskan untuk membantunya mengembangkan bakatnya dan mengajarinya beberapa keterampilan.     

Ia sekarang bisa menggunakan keahlian tanaman obat untuk merawat orang yang sakit atau terluka. Ia juga dapat menggunakan jendela ramalan untuk melihat masa depan atau keberuntungan seseorang.     

Nyonya Adler cukup percaya diri dengan kemampuannya. Namun ia bisa mengerti mengapa Emmelyn tidak langsung mempercayainya saat itu.     

Tidak ada seorang pun yang menyukai kenyataan bahwa diri mereka bernasib buruk atau akan membawa malapetaka bagi orang yang mereka kasihi.     

Namun, sekarang setelah Emmelyn mendengar pernyataan yang sama dari penyihir lain, yang mungkin lebih berpendidikan, ia mulai ragu-ragu dan menyadari bahwa apa yang dikatakan Nyonya Adler mungkin benar.     

Dan sekarang, ia ingin tahu lebih banyak tentang kutukan itu... dan bagaimana ia bisa membebaskan dirinya dari kutukan itu.     

"Aku mengerti mengapa pangeran melakukan itu, tetapi penyangkalan tidak akan menyelesaikan masalah," kata Nyonya Adler lembut. Ia tidak ingin menyinggung perasaan Emmelyn dengan mengatakan bahwa suaminya seharusnya tidak memotong perkataan Bruinen saat itu.     

Tampaknya, Bruinen lebih berpengetahuan darinya dalam masalah ini. Bagaimanapun, Nyonya Adler hanyalah seorang peramal. Ia bisa meramal tetapi tidak berdaya untuk melakukan apa pun, sementara Bruinen tahu dari mana asal kutukan itu.     

"Aku tahu kau benar," Emmelyn menggigit bibirnya begitu keras hingga sekarang berdarah.     

Nyonya Adler merobek ujung gaunnya dan memberikannya kepada Emmelyn untuk membersihkan darah dari bibirnya. Sang putri menangis ketika ia menerima potongan kain itu. Ia menyadari, penyihir tua ini sangat baik kepadanya, hanya karena mereka berasal dari kerajaan yang sama.     

Sekarang, melihat betapa penyihir tua itu sangat memedulikannya, rasa takut perlahan merayap di dalam hatinya.     

Bagaimana jika...     

Bagaimana jika Nyonya Adler juga mengalami kesialan karena ia dekat dengan Emmelyn?     

Jika yang ia katakan benar, bahwa seluruh keluarganya meninggal karena dirinya... bisa saja Nyonya Adler juga akan terpengaruh? Dan bagaimana dengan suaminya? Dan juga Harlow?     

Ya Tuhan... ini sungguh menyedihkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.