Pangeran Yang Dikutuk

Mencari Jalan Keluar



Mencari Jalan Keluar

0Sang penjahat kemudian menyadari bahwa selama ia bekerja sama, wanita buas ini tidak akan membunuhnya. Ia harus menemukan cara untuk mempertahankan hidupnya dengan cara menjilat Emmelyn.     

Ia berpikir kepada dirinya sendiri, bukankah wanit ini istri putra mahkota? Jika Emmelyn bisa melaporkan hal ini kepada raja, keluarga Preston pasti akan ditangkap dan keluarga itu akan jatuh.     

Tidak ada gunanya jika ia terus bekerja untuk mereka karena mereka akan segera binasa.     

Akan lebih baik jika ia memihak wanita menakutkan ini.     

"Y-yang... Yang Mulia... tolong jangan bunuh aku," ia memohon kepada Emmelyn dengan kedua tangannya terangkat ke dadanya. "Kau akan membutuhkanku... untuk menjadi saksi matamu... dan untuk menjatuhkan keluarga itu..."     

Emmelyn mengernyitkan alisnya saat mendengarnya. Kata-kata penjahat ini memang terdengar masuk akal, pikirnya. Jika ia ingin menghukum Ellena atas kejahatannya, ia membutuhkan saksi.     

Tapi... bagaimana pria ini bisa berguna untuknya? Begitu mereka bertemu pihak yang berwenang, ia bisa saja mengubah ceritanya demi Ellena dan tidak ada yang bisa dilakukan Emmelyn jika sampai itu terjadi.     

Jaminan apa yang dimiliki Emmelyn untuknya?     

Tapi apa pilihan lain yang Emmelyn punya? Ia adalah orang asing di kerajaan ini dan semua orang tahu ia tidak menyukai Ellena.     

Jika ia datang untuk menuduh keluarga Preston tanpa bukti dan saksi, orang akan mengira ia memfitnah Ellena karena dendam pribadi.     

Emmelyn berusaha keras untuk tidak menunjukkan kelemahannya di hadapan musuhnya. Ia menekankan ujung pedangnya ke dada pria itu dan menggeram. "Aku tidak akan ragu untuk membunuhmu dengan kematian paling lambat dan paling menyakitkan jika kau mengkhianatiku."     

"A-aku mengerti, Yang Mulia..." penjahat itu segera menjatuhkan dirinya ke tanah dan menyentuh sepatu Emmelyn untuk menunjukkan rasa hormatnya.     

Saat melakukannya, mata pria itu melirik pemandangan paling mengerikan di sebelah kanannya: kepala temannya tergeletak di tengah-tengah genangan darah dengan mata terbuka lebar yang seolah-olah sedang menatapnya.     

Pemandangan itu membuatnya merinding. Ia tidak ingin berakhir tragis seperti temannya itu. Tidak terima kasih. Ia masih ingin menyelamatkan kepalanya.     

Emmelyn dengan cepat menarik sepatunya untuk menghindari sentuhan penjahat itu. Ia merasa jijik dengan pria itu.     

"Masuk sana!" katanya dengan menunjuk ke arah kereta. Pria itu tampak bingung untuk beberapa saat sebelum pikirannya kembali menjadi jernih dan ia melakukan apa yang diperintahkan wanita itu kepadanya.     

Pria itu naik ke kereta dengan susah payah. Darahnya langsung mengotori lantai kereta. Emmelyn meringis jijik saat melihatnya.     

Ia tiba-tiba bertanya apakah membawa laki-laki ini ke ibu kota ide yang bagus? Ia mungkin harus merawatnya dalam perjalanan untuk membuatnya tetap hidup.     

Begitu pria itu duduk di lantai kereta, Emmelyn mengunci pintu dan jendela dari luar. Ia tidak ingin mengambil risiko dengan memberikan celah bagi pria ini untuk melarikan diri. Ia membutuhkannya untuk menjadi saksi.     

Begitu ia memastikan semuanya terkunci, Emmelyn berlutut tidak jauh dari kereta. Ia hancur dan menangis.     

Emmelyn telah menahan emosinya sehingga penjahat itu tidak bisa melihat bahwa ia juga sangat ketakutan dan marah pada saat yang bersamaan.     

Ia tidak ingin penjahat itu melihatnya seperti ini. Ia juga tidak ingin pria yang ia sandera itu mendengarnya, jadi ia menangis dalam diam.     

Emmelyn merasa lega karena ia bisa lolos dari upaya penculikan dan sekarang ia tahu pasti bahwa Killian tidak memiliki anak.     

Mengetahui hal itu sudah mengangkat banyak beban dari benaknya. Ia kini perlu melakukan apa yang harus ia lakukan, menghancurkan Ellena dan keluarganya.     

Emmelyn menangis tanpa suara untuk beberapa saat. Ia merasa sangat marah dan sedih secara bersamaan. Jika saja ia punya pilihan, ia akan terus menangis lebih lama, tetapi menyadari situasi yang tengah ia hadapi, ia segera menyeka air matanya dan menguatkan hatinya.     

Ia menyadari ia harus segera pergi jika ia tidak ingin penjahat itu mulai berpikir bahwa dirinya lemah dan menangis. Ini bukan waktunya untuk berdiam diri untuk waktu lama dan menangisi takdirnya. Ada begitu banyak hal yang harus ia urus sekarang.     

Tapi pertama-tama, ia harus pergi dari sini.     

Ia berdiri dan melihat sekelilingnya. Emmelyn sepertinya kini berada di sebuah hutan. Dimana ia sebenarnya? Daerah mana ini?     

Ia tidak ingat berapa lama ia pingsan dan seberapa jauh mereka telah melakukan perjalanan dari ibu kota.     

Apakah mereka masih di ibu kota?     

Ia melihat ke langit dan menilai dari posisi matahari, mereka mungkin telah melakukan perjalanan selama hampir tiga jam. Itu pun jika mereka segera meninggalkan gudang di pasar.     

Bagaimana jika mereka tinggal lebih lama di gudang dan baru pergi setengah jam yang lalu?     

Ugh... ia harus bertanya kepada penjahat itu.     

Ia berjalan menuju kereta untuk berbicara dengan penjahat yang terluka untuk menanyakan di mana mereka berada dan bagaimana cara kembali ke kota Raja.     

Dari sana, ia berharap bisa bertemu dengan pengawal raja dan membiarkan mereka mengurus penjahat ini dan melaporkan Ellena dan keluarga Preston kepada pihak kerajaan.     

Ketika ia berjalan, ia hampir tersandung pada tubuh tak bernyawa penjahat lainnya. Emmelyn meringis jijik dan harus menahan dirinya agar tidak muntah. Adegan itu terputar ulang di benaknya seperti mimpi buruk.     

Ia benar-benar membunuh pria itu dengan darah dingin.     

Ia belum pernah membunuh siapa pun sebelumnya. Ia belum pernah berada dalam situasi hidup atau mati seperti yang ia alami barusan, dan harus membunuh orang untuk menyelamatkan dirinya.     

Satu-satunya orang yang dulunya pernah ia ingin bunuh adalah putra mahkota yang sekarang menjadi suaminya, dan raja... yang sekarang menjadi ayah mertuanya.     

Hah.     

Emmelyn menekan dadanya. Ia kesulitan bernapas lagi karena stres.     

Ia memukul dadanya beberapa kali untuk memaksanya bernapas. Setelah lolos dari percobaan pembunuhan dan penculikan, ia tidak boleh mati karena penyakit bodoh ini.     

Emmelyn berusaha menutup matanya dan mencoba untuk fokus pada pernapasannya.     

Ia harus lebih kuat demi Harlow.     

Ia harus keluar dari hutan sialan ini demi anaknya dan mencari bantuan.     

Setelah ia fokus agar bisa bernapas lebih baik lagi, Emmelyn menarik napas panjang dan pergi ke kereta. Ia menggunakan pedang untuk mengetuk pintu kereta.     

"Hei! Sudah berapa lama kita pergi dari kota Raja?" ia bertanya kepada pria itu. "Dimana kita sekarang?"     

Tidak ada balasan.     

Emmelyn mengerutkan alisnya. Ia memukul pintu lebih keras dengan pedang. "Hei! Hei.. jawab aku!"     

Tetap saja, tidak ada suara.     

Apakah penjahat itu sengaja diam agar Emmelyn membuka pintu untuk memeriksanya? Jika Emmelyn benar-benar membukanya, ada kemungkinan ia akan menyerang Emmelyn, seperti yang ia lakukan sebelumnya kepada mereka.     

Tapi mungkin... penjahat itu pingsan atau bahkan mati. Emmelyn tidak benar-benar memeriksa seberapa parah luka-lukanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.