Pangeran Yang Dikutuk

Duke Preston Bertanggung Jawab Atas Urusan Kerajaan



Duke Preston Bertanggung Jawab Atas Urusan Kerajaan

0Emmelyn merasa sangat menyesal.     

Ahh... jika saja ia melakukan saran Nyonya Adler dari semula, Killian mungkin masih hidup sekarang dan begitu pula sang ratu. Ia bisa saja memalsukan kematiannya saat itu untuk melarikan diri dari putra mahkota.     

Tapi ia tidak melakukannya karena ia sangat egois. Sebenarnya, Emmelyn tanpa sadar telah jatuh cinta kepada sang pangeran dan ia tidak ingin pergi. Dan kini semuanya sudah terlambat.     

Emmelyn telah mengikat dirinya kepada Mars dalam pernikahan dan ia sekarang mengandung anaknya.     

[Mengapa...? Mengapa aku tidak pergi sebelum semuanya terlambat?]     

[Kematian ratu adalah kesalahanku.]     

[Aku membawa nasib buruk bagi keluarga ini...]     

[Mengapa aku tidak mendengarkan nasihat Nyonya Adler ketika ia menyuruhku pergi?]     

[Sekarang, keegoisanku telah menyebabkan nyawa orang lain terenggut. Ini semua salahku]     

Emmelyn meratapi kematian ratu sendirian selama satu minggu penuh. Itu benar-benar titik terendah dalam hidupnya. Ia tidak pernah merasa begitu sedih dan putus asa seperti saat ini.     

Ketika ia kehilangan keluarga dan kerajaannya, ia merasakan begitu banyak kemarahan dan kebencian terhadap musuhnya. Tapi sekarang... kesedihannya juga dibarengi dengan rasa bersalah. Emmelyn akhirnya mengerti bahwa kematian mereka disebabkan oleh kutukan yang menimpanya.     

Semua orang yang ia cintai akan mati dan tidak ada yang bisa ia lakukan. Tidak ada. Ia sekarang mengerti bahwa perasaan yang lebih buruk di dunia ini adalah ketidakberdayaan. Inilah yang dialami Mars hampir sepanjang hidupnya, dan Emmelyn kini juga mengalaminya.     

Kematian ratu adalah apa yang membuka matanya. Ratu Elara meninggal karena ia memiliki hubungan dengan dengan Emmelyn dan Emmelyn mencintainya.     

Meskipun Ellena adalah orang yang menikamnya dengan pisau, Emmelyn adalah alasan mengapa pembunuhan itu bisa terjadi.     

Andai saja Emmelyn tidak membawa nasib buruk, ratu yang penuh kasih sayang itu akan tetap hidup sampai hari ini. Ratu Elara tidak pantas mati. Mars sudah sangat menderita... ia juga tidak pantas menerima semua ini.     

Baik Mars maupun Ratu Elara adalah orang-orang yang sangat baik. Mereka menderita karena berhubungan dengan Emmelyn. Mengetahui hal ini benar-benar memilukan bagi Emmelyn, dan ia terus menyalahkan dirinya sendiri karena tidak segera menjauh dari mereka ketika ia memiliki kesempatan.     

***     

"Ini semua salahku..." Emmelyn terus bergumam kepada dirinya sendiri berulang kali. "Seharusnya aku meninggalkan mereka ketika aku punya kesempatan. Aku seharusnya tidak memberikan nasib buruk ini kepada mereka..."     

"Jika aku mati, tidak ada orang lain yang harus menderita..."     

Emmelyn meraih teralis di jendelanya dan melihat ke luar. Itulah satu-satunya hal yang membuatnya tetap waras selama dikurung. Penjaranya yang berada di sebuah ruangan di puncak Menara Abu terasa begitu suram dan dingin.     

Ia bisa melihat apa yang terjadi di sekitar istana dari jendelanya. Jendela-jendela itu dilindungi oleh teralis besi dan meskipun Emmelyn mencoba mendobrak teralis, ia akhirnya menyadari semua usahanya hanya sia-sia saja.     

Pikirannya kacau dan ia pikir ia akan menjadi gila. Ia perlu mencari tahu apakah mereka telah mendengar kabar dari suaminya.     

Ia juga ingin tahu apa yang terjadi dengan penjahat yang dirawat Nyonya Adler. Selain itu, Emmelyn berharap pengawal raja bisa menemukan penjahat lainnya yang ia bunuh di hutan untuk membuktikan bahwa ia memang benar-benar diculik.     

Namun, tidak satu pun dari mereka yang datang kepadanya. Tak seorang pun dari istana kerajaan bertanya kepada Emmelyn apa yang terjadi setelah mendengar cerita dari pihaknya. Ia hanya tahu dari Tuan Vitas bahwa raja menyalahkannya dan bahkan tidak ingin menyelidiki lebih lanjut.     

"Apakah ada menteri atau jenderal yang bisa aku ajak bicara?" Emmelyn bertanya kepada Tuan Vitas pada kunjungan ketiganya. "Aku tidak bersalah. Ellena yang melakukannya. Aku yakin ia membunuh ratu dan menjebakku. Aku bisa membuktikannya!"     

Tuan Vitas menggelengkan kepalanya lemah. Ia memandang Emmelyn dengan kasihan dan berkata, "Tidak seorang pun di ibu kota yang berani menentang keluarga Preston secara terbuka. Duke Preston baru saja mengambil alih istana kerajaan kemarin setelah raja mengalami gangguan mental... sebagai perdana menteri baru, ia kini bertanggung jawab atas urusan kerajaan sampai putra mahkota kembali."     

"Apa??" Emmelyn sangat terkejut mendengar apa yang terjadi. "Apa yang terjadi dengan perdana menteri sebelumnya?"     

"Ia sudah sakit untuk beberapa lama sekarang, dan setelah kematian ratu diikuti oleh gangguan mental Raja Jared, Lord Acton mengatakan ia tidak sanggup untuk menangani urusan kerajaan atas nama raja. Jadi, ia menyerahkan gelarnya kepada Duke Preston," jelas Tuan Vitas. "Sejujurnya, ibukota sedang sangat kacau sekarang."     

Emmelyn menjadi panik. Jadi, Duke Preston sekarang bertanggung jawab atas ibu kota? Ini benar-benar tidak terduga. Ia dan Mars benar-benar dikelabui.     

Ketika ia mendengar Ellena dan keluarga Preston pindah ke pedesaan dan diawasi oleh Jenderal Frey dan prajurit Ksatria Emasnya, Emmelyn berpikir mereka akhirnya bisa melihat bagaimana Ellena sudah tamat.     

Ia dengan bodohnya beranggapan bahwa Ellena akhirnya menyerah untuk mengejar suaminya. Rupanya, ia salah besar.     

Wanita brengsek itu dan keluarganya telah merencanakan ini dengan sempurna. Setelah Ellena membunuh ratu, mereka pasti mengira raja akan hancur dan tidak bisa menjalankan perannya dengan baik.     

Saat itulah mereka akan menekan Lord Acton untuk menyerahkan gelarnya sebagai perdana menteri kepada Duke Preston.     

Setelah Duke Preston mengambil alih kekuasaan di istana kerajaan dengan menggantikan raja yang mengalami gangguan mental, mereka pasti sudah merencanakan hal lainnya.     

Jantung Emmelyn berdegup kencang. Apakah mereka berencana untuk membunuhnya?     

Dadanya terasa sangat berat dan ia tidak bisa bernapas. Dugaannya yang datang begitu tiba-tiba ini begitu mengejutkan sehingga Emmelyn merasakan tubuhnya gemetar untuk beberapa saat dan keringat dingin mengalir di punggungnya.     

Ia tahu Ellena ingin ia mati. Wanita brengsek itu menginginkan Mars untuk dirinya sendiri, dan cara paling akurat untuk mendapatkan pria itu adalah dengan menyingkirkan Emmelyn dari hidupnya.     

Jadi... jika Ellena ingin Emmelyn mati... ini berarti, Harlow juga akan mati.     

"Yang Mulia, tolong minum tonik ini untuk kesehatanmu," Tuan Vitas dengan cepat menuangkan cairan hitam ke dalam cangkir kecil dan memberikannya kepada Emmelyn. "Tonik ini akan membantu mengatasi masalah pernapasan Anda. Aku telah berkonsultasi dengan beberapa ahli herbomansi lain dan membuatkan tonik ini untuk Yang Mulia."     

Emmelyn memejamkan mata dan mencoba menarik napas dalam-dalam. Ia menekan dadanya sambil mencoba membayangkan hal-hal bahagia dalam pikiran. Ia telah mencoba metode ini di masa lalu dan berhasil membantunya sedikit.     

Tidak ada hal buruk yang akan terjadi kepada Harlow.     

Mereka tidak akan berani menyakiti anak putra mahkota. Mereka tidak sebodoh itu.     

Ia terus mengatakan kata-kata itu kepada dirinya sendiri berulang-ulang. Setelah beberapa saat, otaknya mulai menerimanya semuanya sebagai suatu kebenaran, dan perlahan tekanan yang ia rasakan di dadanya mereda.     

Mereka tidak akan pernah menyakiti Harlow.     

Emmelyn akhirnya membuka matanya dan menerima tonik dari Tuan Vitas. "Terima kasih, Tuan Vitas."     

Ia menenggak tonik itu sekaligus. Rasa tonik yang pahit sudah tidak lagi ia pedulikan. Perasaannya terlalu diselimuti oleh kemarahan dan kesedihan hingga ia tak merasakan rasa tonik itu lagi. Emmelyn hanya ingin segera pulih.     

"Sama-sama, Yang Mulia," kata tabib tua itu. Ia mengambil cangkir dari tangan Emmelyn dan memberinya beberapa kantong dengan rempah dan bahan yang berbeda. "Tolong minum rempah ini juga setiap pagi bersama dengan tehmu. Rempah-rempah ini baik untuk kesehatan bayimu, Yang Mulia."     

"Terima kasih," kata Emmelyn. "Aku akan meminumnya."     

Emmelyn menggigit bibirnya dan mengalihkan pandangannya ke arah jendela. Ia melihat halaman tampak sangat sibuk. Ada banyak tentara dan pelayan yang bergerak dan melakukan sesuatu. Apakah mereka sedang mempersiapkan pemakaman ratu?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.