Pangeran Yang Dikutuk

Taruhan Gewen Dan Bruinen



Taruhan Gewen Dan Bruinen

0"Aku pikir kita perlu memeriksa ulang apakah informasinya akurat," saran Gewen. "Hati Ellena yang menjadi taruhannya, kita tidak boleh mengambil risiko sekecil apa pun."     

Gewen termasuk salah satu orang yang sangat peduli kepada Ellena karena mereka adalah teman baik yang tumbuh bersama. Sedangkan Mars sendiri sangat bersikeras ia tidak ingin berutang apa pun kepada Ellena. Karena itu, kedua pria itu pun bertekad untuk menyelamatkan nyawa gadis itu.     

"Kau benar. Kita tidak boleh membuat kesalahan sekecil apa pun. Kita perlu memastikan bagaimana kita bisa memasuki rumahnya dan menemukan hati Ellena saat penyihir itu pergi." Mars mengangguk setuju.     

"Yang Mulia, aku bisa membantu mendapatkan lebih banyak informasi," Bruinen menawarkan diri. "Karena kita bepergian sebagai kelompok pedagang garam, aku bisa mencari informasi tambahan di pasar dan berbicara dengan penduduk desa yang lainnya."     

Mars menatap Bruinen dan memikirkan sarannya. Bruinen memang terlihat seperti seorang pedagang. Ia tidak akan menarik terlalu banyak perhatian jika ia keluar dan bertanya-tanya. Ia bisa saja memberi tahu penduduk setempat bahwa ia sedang mencari pasar baru untuk berdagang.     

"Itu ide yang bagus," Mars setuju. "Jika kau bisa melakukan itu, pasti akan sangat membantu."     

"Kalau begitu, aku akan pergi ke pasar besok dan berbicara dengan pedagang di pasar," kata Bruine dengan hormat.     

"Aku juga bisa berbicara dengan beberapa penduduk dan mendapatkan info lainnya," Gewen juga tiba-tiba menawarkan diri. "Dua kepala lebih baik dari satu, kan? Bruinen bisa mencari informasi dari pedagang di pasar, dan aku bisa mencoba mengobrol dengan para wanita. Mereka sangat pandai berbicara dan suka bergosip. Jika kau ingin mendapatkan banyak informasi dari orang dalam, kau harus berbicara dengan para wanita."     

Bruinen cegukan saat mendengar tawaran Gewen. Dari ekspresinya, terlihat jelas bahwa Bruinen menduga Gewen hanya menggunakannya sebagai alasan untuk bersenang-senang dengan para wanita saat mereka sedang menjalankan misi.     

Gewen melirik ke arah Bruinen. Setelah bepergian bersama selama enam minggu, mereka sering memiliki perbedaan pendapat dan terlihat jelas bahwa kedua pria itu tidak saling menyukai.     

Bruinen sering kesal dengan Gewen yang menurutnya terlalu banyak bicara. Sedangkan Gewen tidak menyukai kenyataan bahwa Bruinen adalah seorang sarjana yang telah mengunjungi banyak tempat di dunia ini dan juga mengetahui banyak hal.     

Selama perjalanan, penyihir muda itu sering menghabiskan waktu bersama Mars untuk berbicara tentang dunia di luar sana. Diam-diam, Gewen merasa iri dan terancam. Ia tidak suka melihat temannya menghabiskan lebih banyak waktu dengan Bruinen daripada bersamanya.     

Jadi, ketika Bruinen menawarkan diri untuk menjadi sukarelawan untuk mendapatkan lebih banyak informasi, Gewen dengan cepat juga menawarkan diri. Namun, niat baiknya dilihat Bruinen sebagai alasan untuk bertemu para wanita dan bersenang-senang. Dan itu terlihat jelas dari ekspresi Bruinen.     

"Ada apa? Apa kau punya masalah denganku?" Gewen langsung membela diri.     

Penyihir muda itu terbatuk dan membuang muka. Meskipun ia curiga, ia tahu Gewen adalah teman baik putra mahkota, jadi ia tidak berani menyuarakan pendapatnya secara terbuka.     

"Apa yang akan kau lakukan untuk membuat para wanita itu berbicara?" Mars bertanya dengan sopan kepada Gewen. Ia juga sebenarnya mengasumsikan hal yang sama dengan Bruinen.     

Mereka telah bepergian selama hampir enam minggu dan selama perjalanan Gewen tidak memiliki kesempatan untuk menyentuh wanita mana pun. Ini adalah rekor tertinggi untuk playboy seperti Gewen dan sekarang Mars curiga Gewen sudah mencapai batasnya dan ingin pergi mencari gadis untuk menghangatkan tempat tidurnya.     

"Aku akan pergi ke kedai setempat, menggunakan pesonaku dan berbicara dengan para wanita," kata Gewen sambil tersenyum. "Kau sendiri tahu aku sangat ahli untuk membuat wanita bicara... hehehe."     

Mars tertawa kecil. Ia tahu yang diungkapkan Gewen itu benar. Karena itu, ia mengangguk untuk menunjukkan persetujuannya. "Menurutku itu ide yang tidak buruk. Apa yang akan kau katakan kepada mereka?"     

"Oh, aku hanya akan memberi tahu para wanita itu bahwa aku adalah tuan muda yang sedang berpetualang." Gewen mengangkat bahu acuh tak acuh. "Aku berasal dari Asguay dan ingin membunuh monster untuk membuatku semakin terkenal. Bagaimana menurutmu?"     

Mars menatap mata Gewen dan memastikan bahwa pria itu serius dengan niatnya untuk merayu wanita setempat agar memberinya informasi dan tidak hanya menggunakannya sebagai alasan untuk bersenang-senang dan bermain dengan gadis-gadis.     

"Baiklah," kata Mars setelah ia yakin bahwa Gewen bersungguh-sungguh dengan apa yang ia katakan. Ia menepuk bahu pria itu dan mengangguk setuju. "Aku setuju denganmu."     

"Bagus! Aku akan pergi ke kedai paling terkenal setelah makan siang untuk mendapatkan informasi." Gewen tersenyum puas. Ia menoleh ke arah Bruinen sekali lagi dan mengangkat alis. "Kau akan mencoba untuk mendapatkan informasi dari para pedagang di pasar kan?"     

Bruin mengangguk. "Benar."     

"Mau bertaruh siapa yang akan mendapatkan informasi lebih cepat?" Gewen bertanya kepada pria itu sambil menyeringai.     

"Kita sudah mendapatkan informasinya," kata Mars. "Kita hanya perlu memastikannya. Menurutku bukan sesuatu yang layak dipertaruhkan."     

"Aku bertaruh sepuluh koin emas," kata Gewen puas. Ia mengeluarkan sepuluh koin emas dari sakunya dan meletakkannya di atas meja.     

Bruinen tampak gelisah. Ia bukan orang yang kaya dan sudah pasti ia tidak memiliki sepuluh koin emas di dalam sakunya.     

"Aku tidak punya uang," jawab penyihir muda itu.     

"Oh, tidak masalah. Jika kau menang, kau bisa mendapatkan koin emas ini. Tapi jika aku menang, kau akan menjadi pelayanku selama sepuluh hari. Bagaimana menurutmu?" Gewen menjawab tanpa ragu seolah ia sudah merencanakannya dari awal.     

Bruinen bahkan tidak pernah memiliki sepuluh koin emas seumur hidupnya. Ia juga merasa ia bisa memenangkan taruhan itu. Jadi, meski awalnya ia tidak suka bertaruh, Gewen berhasil meyakinkannya.     

"Aku setuju!" Bruinen menjawab dengan senyum tipis.     

Saat Bruinen sangat yakin ia akan menang, Gewen pun merasakan hal yang sama. Ia sudah membayangkan bagaimana penyihir muda itu akan menjadi pelayan pribadinya selama sepuluh hari.     

Gewen sangat percaya diri. Ia tahu ia bisa merayu wanita mana pun dan membuat mereka melakukan apa yang ia inginkan. Kalau hanya sekadar mencari informasi dari mereka sih, ha, gampang sekali!     

Tidak ada... tolong catat ya.. tidak ada yang bisa menolak pesona Gewen.     

"Baiklah, kita bisa pergi setelah makan siang dan kembali di malam hari. Siapa yang mendapat informasi terbaik, ialah pemenangnya," kata Gewen dengan ekspresi puas.     

Bruinen mengangguk setuju. Melihat pemandangan itu, Mars hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia hampir lupa betapa kompetitifnya Gewen jika ia sudah bertekad untuk menang.     

Yah, Mars sebenarnya tidak keberatan. Saat ini, ia membutuhkan lebih banyak informasi untuk memutuskan strategi terbaik yang akan digunakan untuk menghadapi penyihir itu.     

Jika mereka bisa menemukan cara untuk memasuki rumah penyihir secara diam-diam, ia akan senang. Ia hanya perlu menyelamatkan hati Ellena dan memberikannya kepada Elmer untuk disimpan.     

Elmer adalah satu-satu orang yang bisa mengembalikannya ke dalam tubuh Ellena dan menyelamatkan nyawanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.