Pangeran Yang Dikutuk

Percakapan Dengan Maxim (2)



Percakapan Dengan Maxim (2)

0Ia menyadari bahwa setelah dua tahun ia harus kembali ke Wintermere dan menjalani kehidupan yang telah disiapkan orang tuanya untuknya. Ia mungkin harus menjalani perjodohan seperti saudara perempuannya. Ahh... ia tidak mau memikirkan hal itu.     

"Aku punya dua adik laki-laki," jawab Maxim. "Ibuku adalah mesin pembuat anak laki-laki. Itu sebabnya ayahku sangat mencintainya."     

"Kau mengatakannya seolah itu hal yang buruk," kata Emmelyn. "Apakah kau tidak suka memiliki saudara laki-laki?"     

"Aku tidak pernah mengatakan aku tidak suka memiliki saudara laki-laki." Maxim kini sudah menghabiskan dagingnya dan mulai memanggang daging lainnya. "Mereka sangat membosankan. Maksudku... mereka masih sangat muda, mereka sebenarnya masih bayi. Aku tidak bisa menjalin hubungan apa pun dengan mereka."     

Emmelyn tertawa kecil saat mendengarnya. Maxim terus mengatakan segala sesuatu tentang hidupnya di rumahnya sangat membosankan. Sangat sulit untuk mempercayainya.     

Pria ini adalah orang paling menarik yang pernah Emmelyn temui dalam hidupnya, namun Maxim terus saja menggambarkan kehidupan dan keluarganya sebagai hal yang biasa saja dan membosankan.     

"Kapan terakhir kali kau bertemu dengan keluargamu?" Emmelyn juga telah menghabiskan dagingnya dan mulai memanggang daging yang tersisa.     

"Uhm... tahun lalu," kata Maxim. "Ayahku menipuku agar aku mau pulang dengan membuatku percaya bahwa ia sudah meninggal."     

"Apa? Jadi ia tidak meninggal?"     

"Tidak. Ia masih hidup. Bayangkan betapa terkejutnya diriku ketika aku pulang dan menemukannya di teras favoritnya dengan minum wine dan tertawa bahagia. Ia bilang ibuku sangat merindukanku dan mengancamnya. Ibuku mengatakan ia akan meninggalkan ayahku dan membawa semua putranya bersamanya jika ia tidak bisa membuatku pulang. Karena itu ayahku rela berbohong agar aku kembali."     

Emmelyn tertawa sangat keras sehingga ia harus memeluk perutnya. Ia merasa Maxim memiliki keluarga yang sangat menarik. Ayah dan ibunya juga cukup lucu.     

"Mereka melakukannya karena mereka merindukanmu," kata Emmelyn. "Kau seharusnya bahagia. Itu artinya mereka peduli kepadaku."     

Emmelyn sendiri telah meninggalkan Wintermere selama hampir delapan bulan sekarang, tetapi ia tidak pernah menerima surat apa pun dari rumah meskipun ia selalu memberi tahu orang tuanya ke mana ia akan pergi selanjutnya.     

Ia mengirimi mereka satu surat setiap bulan untuk memberi tahu mereka bagaimana keadaannya dan petualangan macam apa yang ia alami dalam perjalanannya.     

Setelah enam bulan, ia akhirnya berhenti menunggu surat dari mereka. Killian adalah satu-satunya yang terkadang tetap berhubungan dengannya karena ia tinggal di Glasswell dengan keluarga tunangannya, sebuah kerajaan di tepi laut di Atlantea.     

"Ya, mungkin saja begitu." Maxim menoleh ke arah Emmelyn. "Bagaimana denganmu? Apa yang membuatmu meninggalkan rumahmu? Apakah kau melakukan kejahatan di rumah dan kau menghindari hukuman? Atau apakah orang tuamu mencoba menjodohkanmu dengan seorang bangsawan yang sangat tua dan jelek dan kau melarikan diri dari rumah untuk menghindarinya?"     

"Wah... tidak… tidak," Emmelyn tertawa. "Kau memiliki imajinasi yang sangat mengesankan. Aku bukan penjahat dan aku tidak punya tunangan tua dan jelek yang menungguku di rumah."     

"Ya, aku memang punya imajinasi yang cukup mengesankan." Maxim juga tertawa. "Aku baru saja membayangkan dirimu berasal dari keluarga kaya karena kau cukup berpendidikan. Biasanya, gadis-gadis dari keluarga seperti itu memiliki kehidupan yang sudah direncanakan untuk mereka."     

"Oh... benar juga. Biasanya, itulah yang memang terjadi." Emmelyn mengangguk setuju. "Namun, aku bukan salah satu dari mereka."     

"Apa kau bermaksud mengatakan dirimu bukan dari keluarga kaya?" Maxim menatap Emmelyn dengan saksama sambil membalik dagingnya agar matang merata.     

Ia menambahkan, "Kedengarannya aneh. Kau berbicara dengan sangat baik, kau bisa membaca, dan kau tahu banyak hal. Kau juga memiliki seorang guru pribadi."     

"Apa aneh jika gadis-gadis dari kelas bawah bisa berbicara dengan sangat baik, bisa membaca, dan tahu banyak hal?" Emmelyn pun menantang pernyataan pria itu.     

Ia mengatakan itu karena ia kesal saat Maxim bisa dengan mudah menebak latar belakangnya yang kaya. Emmelyn sangat ingin berbaur dengan banyak orang, terutama dari kalangan kelas bawah, tapi sepertinya ia gagal melakukan misinya.     

Maxim mengusap dagunya dan kemudian menggelengkan kepalanya. "Aku meragukannya. Bahkan di keluarga kelas atas yang mampu membeli apa pun yang mereka inginkan, anak perempuan tidak diprioritaskan untuk mendapatkan pendidikan, apalagi anak perempuan dari kelas bawah. Setidaknya tidak di kerajaanku."     

Emmelyn mengerucutkan bibirnya ketika ia mendengar penjelasan Maxim. Ucapan pria itu memang sangat benar. Perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan perempuan ternyata tidak hanya terjadi di kerajaannya saja.     

Kebanyakan orang tua di kerajaan lain juga lebih memilih untuk memiliki anak laki-laki daripada anak perempuan.     

Ia lalu bertanya lagi kepada Maxim, "Kau sebenarnya berasal dari kerajaan mana?"     

"Aku berasal dari Summeria," kata Maxim. "Dan kau?"     

"Aku dari Wintermere. Sebuah kerajaan kecil di tepi laut, di seberang lautan."     

"Aku tidak pernah mendengarnya." Maxim mengangkat bahu. "Aku cukup berpengetahuan dan aku telah mengunjungi banyak kerajaan."     

"Tidak mengherankan... kerajaanku memang sangat kecil dan tidak terkenal," Emmelyn mengakui. "Tapi aku sudah mendengar tentang kerajaanmu berkali-kali. Summeria adalah kerajaan terbesar di benua ini."     

Ia menambahkan, "Bagaimana kau bisa mengatakan kerajaan asalmu membosankan? Summeria memiliki perpustakaan tertua dan terbesar di dunia, dan juga terkenal sebagai pusat seni dan budaya. Aku sebenarnya ingin pergi ke Summeria suatu hari nanti."     

"Betulkah?" Sekarang Maxim tampak tertarik. "Yah, aku merasa semua yang ada di sana memang sangat membosankan, tetapi jika kau ingin pergi ke Summeria, aku akan dengan senang hati mengantarmu ke sana dan menunjukkan rumahku yang sederhana."     

"Aku akan sangat senang berkunjung bersamamu suatu hari nanti," kata Emmelyn. "Tapi sekarang aku ingin menjelajahi lebih banyak kerajaan di sekitar sini. Kita bisa melakukan perjalanan ke arah Summeria, jadi nantinya kita bisa segera sampai ke sana setelah puas menjelajahi beberapa daerah di sekitar sini."     

"Baiklah, jika kau memang menginginkannya." Maxim menggigit daging keduanya. Mulutnya penuh ketika ia melanjutkan kata-katanya, jadi suaranya terdengar seperti sedang bergumam. "Tapi aku harus memperingatkanmu, Summeria cukup mem—"     

"Membosankan. Yah, aku tahu," Emmelyn menyela Maxim dan tertawa. "Aku sudah sangat mengenalmu sekarang."     

"Ahahaha... ya, kau benar," Maxim mengangguk penuh semangat. Matanya yang berwarna perak tampak sangat bahagia ketika melihat Emmelyn memakan dagingnya. Senyum tipis terukir di wajahnya yang sangat tampan.     

Maxim telah melakukan perjalanan selama bertahun-tahun jauh dari rumahnya dan ia telah bertemu begitu banyak orang dalam perjalanannya. Tapi ia tidak pernah bertemu dengan orang secantik dan semenarik wanita yang duduk di sebelahnya sekarang.     

Ia menebak Emmelyn adalah seorang wanita bangsawan dari Terra yang dididik dengan baik oleh keluarganya. Melihat seorang wanita bangsawan melakukan petualangan seperti ini adalah hal yang langka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.