Pangeran Yang Dikutuk

Emmelyn Membuat Rencana



Emmelyn Membuat Rencana

0"Ya, aku bisa melakukan itu. Aku punya pelayan yang bisa dipercaya di sini." kata Lily sambil tersenyum lega. "Kau bisa menulis suratmu sekarang. Kita tidak punya banyak waktu."     

"Baik, baguslah kalau begitu..." Emmelyn bangkit dari tempat tidur dan dengan cepat menulis surat singkat untuk Ellena. Ia perlu berbicara dengan wanita jahat itu dan membuat kesepakatan dengannya. Ia harus melakukan sesuatu.     

[Ellena, aku perlu berbicara denganmu secara pribadi. Aku mengakui aku sudah kalah. ER.]     

Ia memberikan surat itu kepada Lily yang membaca kata-kata itu dengan alis berkerut.     

"Apa artinya ini? Kenapa kau mengaku kalah? Apakah kalian bertengkar atau semacamnya?" Ia bertanya kepada Emmelyn.     

"Bisa dibilang begitu..." Emmelyn menghela napas. Ia tidak menjelaskan seluruh ceritanya karena ia pikir mereka tidak punya banyak waktu lagi. Para penjaga bisa datang kapan saja dengan Tuan Vitas dan penyamaran Lily akan terbongkar jika mereka memergokinya sedang berbicara dengan Emmelyn.     

"Baik. Aku akan memastikan Ellena menerima surat ini," kata Lily. Ia menggulung surat itu dan menyembunyikannya di dalam kantong rahasia di dalam gaunnya.     

Ia bertanya lagi, "Apakah ada hal lain yang bisa aku bantu? Bagaimana dengan keadaanmu? Kau baik-baik saja kan? Apakah ada sesuatu yang kau inginkan? Aku akan mencoba untuk datang lagi dan membawakannya untukmu."     

Lily hamil tiga kali dan telah melahirkan tiga putra. Ia bisa berempati dengan kondisi Emmelyn sekarang. Seorang wanita hamil pasti merasakan banyak ketidaknyamanan. Ia mungkin mengidam makanan tertentu, atau ia mungkin merasa mual...     

Paling tidak yang bisa ia lakukan adalah menyediakan apa yang dibutuhkan Emmelyn. Begitu putra mahkota kembali, ia yakin situasi Emmelyn akan membaik. Ia akan dibebaskan dan tuduhan omong kosong tentang dirinya yang membunuh ratu akan hilang secara perlahan.     

Tapi sampai saat itu tiba... Emmelyn harus bertahan di dalam 'penjaranya'. Dan Lily tahu betapa sulitnya semua ini.     

"Bisakah kau... menemukan seseorang untukku?" Emmelyn akhirnya memutuskan untuk meminta bantuan Lily untuk menemui Nyonya Adler. "Ia seorang penyihir desa. Namanya Nyonya Adler dan ia tinggal di desa Bydell."     

"Baik, aku bisa melakukannya," Lily mengulangi nama penyihir itu beberapa kali agar ia tidak melupakannya. "Penyihir desa bernama Nyonya Adler dari Bydell. Aku paham."     

"Jika kau bisa menemukannya, tolong sampaikan soal penyihir desa itu kepada Tuan Vitas. Aku akan meminta Tuan Vitas untuk mengundangnya datang bersamanya lain kali. Aku ingin ia membantuku dengan kehamilanku," kata Emmelyn. Ia sengaja tidak memberi tahu Lily rencananya dengan penyihir tua itu. Ia tidak ingin melibatkan Lily dalam rencana berisiko ini. Lily bisa saja berada dalam bahaya.     

"Tapi Tuan Vitas adalah tabib yang sangat ahli," kata Lily. "Ia akan menjagamu lebih baik daripada penyihir desa mana pun."     

"Aku tahu, tapi ia seorang laki-laki. Aku lebih nyaman dengan seorang wanita untuk membantu kehamilanku dan mungkin saat aku melahirkan." jawab Emmelyn tegas. "Aku memiliki hubungan yang baik dengannya dan merasa nyaman berada di dekatnya."     

"Baiklah," Lily masih tidak bisa memahami jalan pikiran Emmelyn. Seorang penyihir desa biasanya membantu wanita desa dengan urusan kelahiran mereka, yang berarti hanya orang miskin yang menggunakan jasa penyihir itu. Mereka tidak mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang layak.     

Wanita dari kelas bangsawan tinggi selalu memiliki tabib ahli seperti Tuan Vitas untuk membantu mereka. Tuan Vitas tidak hanya belajar herbomansi di bawah bimbingan seorang penyihir hebat, ia juga mendapatkan pendidikan yang layak setara dengan sekolah kedokteran dari sekolah tertua di Draec.     

Semua wanita bangsawan menginginkan Tuan Vitas untuk merawat mereka selama kehamilan atau saat menderita sakit. Yah, Lily tidak bisa memaksakan keyakinannya kepada Emmelyn. Ia hanya mengangguk dan berjanji untuk melakukan apa yang diminta Emmelyn darinya.     

KREK     

Mereka bisa mendengar suara pintu dibuka dan tahu para penjaga pasti sudah kembali bersama Tuan Vitas.     

"Aku akan segera kembali," kata Lily meyakinkan sambil membersihkan nampan dan bersiap untuk pergi. "Aku rasa itu pasti Tuan Vitas. Aku akan pergi sekarang dan melakukan apa yang kau minta."     

"Oh, Lily... terima kasih banyak..." kata Emmelyn dengan suara serak. Ia ingin memeluk Lily untuk menunjukkan rasa terima kasihnya, tetapi ia menahannya. Pintu sekarang terbuka dan kedua penjaga masuk dengan Tuan Vitas yang sudah tua.     

Emmelyn segera berpura-pura pingsan di tempat tidur.     

"Yang Mulia..." Tuan Vitas terdengar khawatir ketika ia tiba di samping tempat tidur dan menyentuh pergelangan tangan Emmelyn untuk memeriksa denyut nadinya. Ia menoleh ke arah Lily dan bertanya apa yang terjadi kepada Emmelyn. "Sudah berapa lama ia pingsan?"     

Lily pura-pura mengingat sesuatu dan menjawab pertanyaannya, "Saya rasa ia pingsan selama setengah jam, Tuan."     

"Hmm baiklah." Tuan Vitas mengerutkan alisnya dan menghela napas. "Denyut nadinya cukup lemah. Ia baik-baik saja ketika aku melihatnya terakhir kali. Huh. Mungkin ia stres. Aku akan menunggu di sini sampai ia sadar. Kau boleh pergi."     

"Terima kasih, Tuan." Lily tidak membuang waktu meninggalkan ruangan. Ia khawatir, jika ia tinggal terlalu lama, tabib tua itu mungkin akan mengenalinya jika mereka bertemu lagi dan ia muncul sebagai dirinya sendiri.     

Setelah Lily pergi, Emmelyn pura-pura merintih lalu membuka matanya. Ia menyapa lelaki tua itu dan bertanya apa yang terjadi kepadanya.     

"Kau pingsan, Yang Mulia. Apa kau merasa tidak nyaman?" Tabib tua itu bertanya dengan sabar.     

Emmelyn menggelengkan kepalanya. "Aku masih sanggup menghadapi semuanya."     

Tentu saja Emmelyn berbohong. Bagaimana mungkin ia bisa menghadapi semua situasi ini sendirian? Ia hamil tua dan dikurung karena kejahatan yang tidak ia lakukan. Perutnya sudah besar dan terasa cukup berat sekarang dan sulit baginya untuk bergerak.     

Semua yang ia lakukan dalam seminggu terakhir hanya menangis dan mengutuk serta meratapi nasibnya. Meskipun ia mencoba untuk tidak berkata kasar terlalu banyak, karena it tidak ingin Harlow mendengarnya, tapi tetap saja... ia tidak bisa menahannya. Ia benar-benar ingin membunuh Ellena dan penyihir itu. Oh, dan juga keluarga Leoralei.     

Jika Emmelyn memiliki daftar orang yang ingin ia bunuh, orang-orang itu akan berada di urutan teratas.     

Begitulah cara Emmelyn menghadapi situasi yang sangat disayangkan ini. Menangis dan mengutuk. Ia bisa menemukan secercah harapan hanya setelah ia bertemu Lily beberapa waktu lalu. Setidaknya sekarang ia tahu ia punya sekutu di ibu kota.     

Begitu Lily membawa berita tentang Nyonya Adler dan mengirim suratnya ke Ellena, Emmelyn bisa membuat rencana. Sekarang, ia hanya perlu menunggu.     

"Kau terlihat sangat lemah," kata tabib tua itu lagi. "Aku akan menyiapkan ramuan untuk membantumu memulihkan kekuatanmu."     

Ia mengeluarkan beberapa botol dari tasnya dan duduk untuk mencampur isinya ke dalam mangkuk kecil. Emmelyn mengambil makanan yang Lily bawakan untuknya tadi dan mengunyahnya sambil melihat Tuan Vitas melakukan pekerjaannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.