Pangeran Yang Dikutuk

Monster Hutan Angker (2)



Monster Hutan Angker (2)

0"Segera tolong dia!" Mars memerintahkan ksatria yang tadi untuk tetap tinggal dan merawat temannya. Ketika ia melihat ksatria yang tadi tidak bergerak, sang pangeran marah. "Ayo cepat!!"     

"Ba-baik, Yang Mulia..." sahut para kesatria itu dengan suara tergagap.     

Sebenarnya, Mars ingin memarahi laki-laki itu karena tidak membantu temannya, tetapi kemudian ia menyadari bahwa ksatria itu mungkin terkejut dan tidak bisa segera bergerak. Jadi, Mars turun dari kudanya untuk memeriksa luka laki-laki yang terluka itu.     

Ia mengernyit saat melihat pemandangan mengerikan itu. Rongga mata mencair dengan cepat dan sekarang separuh wajah laki-laki itu telah hilang. Laki-laki i8tu masih berteriak sekuat tenaga, sambil meringkuk di tanah     

Ksatria yang satunya menoleh ke putra mahkota dan menggelengkan kepalanya dengan sedih. Matanya dipenuhi dengan horor. Mars menghela nafas.     

Ia tahu, sebentar lagi laki-laki yang terluka itu tidak akan bisa berteriak karena mulutnya juga akan meleleh. Dalam situasi seperti ini, ia tidak punya pilihan selain membunuh ksatria itu dan mengakhiri penderitaannya.     

"Tolong maafkan aku," katanya dengan suara rendah.     

Mars mengeluarkan pedangnya dan menusukkannya ke jantung ksatria itu. Tusukannya bersih dan akurat. Pria yang terluka itu hanya tersentak dan sebelum akhirnya ia berhenti bergerak. Kehidupan telah meninggalkan tubuhnya.     

Mars menyarungkan pedangnya ke belakang dan naik ke punggung Snow. Suaranya tegas ketika ia memerintahkan mereka untuk terus berjalan.     

"Ayo pergi! Mulai sekarang kita harus lebih berhati-hati. Jangan biarkan elang-elang itu mendekat." Ia menoleh ke Gewen dan lima ksatria lainnya yang membawa busur dan anak panah bersama mereka. "Mereka adalah tanggung jawabmu."     

"Ya, Yang Mulia."     

Para laki-laki itu mengangguk dengan sungguh-sungguh. Mereka memegang busur mereka erat-erat dan bersiap untuk menembak elang yang mereka temui. Rombongan itu kembali melanjutkan perjalanan lebih jauh ke dalam hutan. Mereka telah bergerak selama lima menit ketika mereka mendengar geraman datang dari depan mereka.     

ROAAARRRR!!!     

ROAAARR!!!     

Bersamaan dengan geraman yang memekakkan telinga, mereka melihat serigala abu-abu besar tiba-tiba melompat ke arah mereka. Serigala abu-abu itu seukuran gajah dan memiliki taring dan cakar ganas dengan mata merah.     

Itu adalah pemandangan yang menakutkan untuk dilihat!     

"Aaaahh!! Itu manusia serigala!" teriak seorang ksatria yang berhasil lolos dari cakar manusia serigala dalam sepersekian detik. Namun, temannya tidak seberuntung itu.     

Serigala itu menangkapnya dengan dua cakar depannya dan menyeret laki-laki itu bersamanya saat ia mendarat di tanah.     

Dalam satu gerakan, laki-laki itu terbelah menjadi dua. Darah berceceran di pepohonan di sekitar monster itu.     

Semua orang tersentak ngeri ketika melihat pemandangan mengerikan itu.     

GRRRRRRRR!!!     

Sekarang, manusia serigala itu berdiri dengan ganas, menantang mereka, menunjukkan taringnya yang besar dan matanya yang merah.     

Mars memerintahkan Bruinen dan para ksatria lainnya untuk tetap di belakang dan menghadapi manusia serigala itu, sementara ia, Gewen, dan Elmer melanjutkan perjalanan mereka ke puncak tebing.     

"Kita tidak boleh membuang waktu! Tahan manusia serigala itu di sini! Kita harus memastikan Elmer bisa mencapai rumah mewah penyihir itu dengan cepat!"     

Mars seharusnya tidak berlama-lama di satu tempat. Mereka tahu mereka akan bertemu dengan seekor hydra dan lebih banyak elang merah darah sebelum mereka bisa mencapai rumah penyihir itu. Akan lebih baik jika mereka berpisah dan cepat menyelesaikan pekerjaan mereka.     

Kudanya, Snow, berlari kencang, diikuti oleh kuda Gewen dan Elmer, meninggalkan pertempuran sengit antara penyihir muda, dua lusin ksatria, dan manusia serigala yang mengerikan.     

Saat Mars dan yang lainnya menunggangi kuda mereka untuk melewati hutan yang gelap itu, mereka bisa mendengar bunyi suara elang dari atas kepala mereka.     

Tiga laki-laki dengan lima pemanah itu terus bergerak cepat dengan kewaspadaan yang tinggi. Mereka mengharapkan seekor hydra untuk muncul kapan saja dan menghalangi jalan mereka.     

NEIGGHH!     

Tiba-tiba, delapan kuda yang ditunggangi oleh kelompok Mars berhenti berlari dan mengangkat kaki depan mereka karena terkejut. Untungnya, semua pengendara yang menunggangi kuda itu adalah prajurit berpengalaman.     

Mereka dapat dengan cepat mengendalikan kuda mereka dan menemukan posisi yang baik untuk saling melindungi dan mengantisipasi apa yang akan terjadi.     

SEESSHHHHH     

Tiba-tiba, bulu kuduk mereka berdiri merasakan kengerian, ketika mereka mendengar suara mendesis. Kedengarannya seperti datang dari sekitar mereka, jadi sulit untuk mengetahui arah suara itu.     

"Itu adalah monster hydra," kata Elmer dengan tenang.     

Mars mengangguk. Matanya adalah yang paling tajam. Ia bisa melihat dengan sempurna dalam gelap. Jadi meskipun hutan itu tidak mendapat banyak sinar matahari karena tertutup oleh pohon-pohon tinggi, ia bisa melihat jalan mereka dengan mudah.     

Ia yang telah memimpin mereka ke jalan mana yang harus ditempuh. Dan sekarang, ia adalah orang pertama yang melihat monster yang kedua.     

Makhluk bersisik raksasa yang tampak seperti ular raksasa dengan lima kepala secara perlahan muncul dari danau di sebelah kanan mereka.     

"Monster itu berada di sana, di sebelah kanan kita," kata Mars kepada anak buahnya. "Kalian pergi saja terlebih dahulu dan terus lurus ke depan. Gunakan obor untuk menemukan jalan. Aku akan menangani hydra ini."     

Elmer menoleh ke Mars dan memintanya untuk memastikan bahwa sang pangeran benar-benar dapat melawan hydra itu sendirian. "Yang Mulia, kita juga bisa membunuh hydra itu bersama-sama dan kemudian pergi ke tebing untuk mendapatkan hati Nona Ellena."     

"Lebih baik kalian pergi lebih dulu dan ambil hati itu. Kita tidak bisa mengambil risiko," kata Mars dengan tegas. "Jika kalian pergi dengan cepat dan kembali ke sini dalam satu jam, aku mungkin masih di sini bersama hydra ini. Dengan begitu kalian bisa membantuku."     

"Apakah kau yakin?" Elmer bertanya lagi.     

Bahkan ia akan berpikir dua kali untuk melawan seekor hydra sendirian. Itu bukan target yang mudah untuk dibunuh. Namun, ia tidak ingin menyinggung pangeran. Mars pasti lebih tahu kemampuannya lebih baik dari siapapun.     

Lagi pula, laki-laki itu tidak akan melakukan hal bodoh. Ia punya istri dan anak untuk kembali.     

Jadi, ketika Mars mengangguk mengiyakan, Elmer tersenyum dan melambaikan tangannya. Tiba-tiba, tangan kanannya menyala dan sekarang mereka bisa melihat cahaya di sekitar mereka.     

Elmer akhirnya berkata, "Baiklah, kami akan pergi sekarang dan melakukan tugas kami sesegera mungkin. Yang Mulia, harap berhati-hati."     

Setelah ia mengucapkan kata-kata itu. Elmer menarik kendali kudanya dan bergerak maju, meninggalkan Mars di belakang untuk melawan hydra sendirian.     

Mereka memang harus membagi tugas seperti ini. Jika tidak, maka mereka akan tertahan cukup lama di hutan angker.     

Gewen dan kelima pemanah mengikuti penyihir tua itu dan segera, orang-orang itu menghilang dari pandangan. Mars menghunus pedangnya dan bergerak maju ke monster itu yang saat ini telah mencapai tepi danau.     

Sheeeeesshhhh....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.