Pangeran Yang Dikutuk

Thessalis Morelli



Thessalis Morelli

0"Wanita itu tidak melakukan apa-apa!" Akhirnya, Mars membentak. Ia melepaskan laki-laki tua itu dan berdiri di depannya dan menatap laki-laki tua itu dengan tatapan mematikan.     

Giginya terkatup dan tinjunya mengepal ke samping ketika ia berteriak, "Ibuku tidak bersalah! Ia adalah wanita paling baik dan paling manis yang bahkan tidak pernah bisa menyakiti seekor lalat! Beraninya kau menghinanya dengan tuduhanmu!"     

Mata kedua laki-laki itu bertemu dan terkunci. Duke telah berhenti mencoba untuk menyerang. Bibirnya bergetar dan perlahan diikuti oleh seluruh tubuhnya.     

Untuk sesaat, ia tampak sadar dan menyadari bahwa orang yang berdiri di hadapannya adalah seorang laki-laki, bukan Elara, wanita yang mengambil tunangan putrinya dan menghancurkan keluarga mereka.     

Laki-laki muda ini memang sangat mirip dengan wanita itu.     

Siapa sebenarnya laki-laki muda ini?     

Apakah ini... anak wanita itu?     

Pikiran sang duke tua menyimpulkan dengan apa pun yang tersisa dari kewarasannya.     

"Kau adalah putra mereka?" Duke Bellevar bertanya pada Mars dengan gigi terkatup. "Kamu sudah dewasa sekarang..."     

"Ya, aku adalah anak mereka," jawab Mars dingin.     

Duke Bellevar membuang mukanya. Ia bergumam pada dirinya sendiri. "Kamu seharusnya menjadi cucuku. Putriku seharusnya menjadi ibumu."     

Laki-laki tua itu menggelengkan kepalanya berulang kali seolah mencoba mengguncang kenyataan, tetapi itu tidak berhasil. Pangeran muda yang tampan ini seharusnya lahir dari rahim Marielle sebagai anak Jared. Namun, takdir memiliki cara yang kejam untuk menyatukan segalanya.     

Wanita biasa itu muncul entah dari mana dan mengambil segalanya dari Marielle: calon suaminya, keluarganya, gelarnya sebagai ratu, dan bahkan anak-anaknya di masa depan.     

"Duke Bellevar, aku minta maaf atas apa yang terjadi pada putrimu. Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk menghidupkan kembali orang yang sudah mati. Kau dapat menerima permintaan maafku, atas nama ayah aku dan melanjutkan hidupmu... atau kau akan mati karena patah hati dari dendam yang belum terselesaikan," kata putra mahkota itu. Kali ini sikap dan kata-katanya menjadi lebih lembut.     

Meskipun Mars awalnya gelisah ketika Duke Bellevar menuduh ibunya menghancurkan keluarga Bellevar, Mars bisa dengan cepat merasakan empati ketika ia melihat keadaan laki-laki tua itu yang berada di hadapannya saat ini.     

Duke Bellevar sudah cukup menderita, kata Mars pada dirinya sendiri.     

Namun, saat mengucapkan permintaan maafnya, Mars sengaja menyebut hanya ayahnya saja, tidak termasuk ibunya, karena ia sangat yakin Ratu Elara tidak melakukan kesalahan. Ibunya juga menjadi korban.     

Raja Jared seharusnya menjadi satu-satunya yang harus bertanggung jawab. Dan sebagai putranya, Mars juga bersedia memikul beban itu, tetapi Elara tidak. Ia tidak bersalah.     

"Itu benar ... putriku sudah mati ..." Duke tua itu bergumam lagi.     

Kemudian, perlahan, dari mata abu-abu milik laki-laki tua itu, air mata mulai menetes.     

Mars memperhatikan tatapan laki-laki itu tampak kosong. Seolah-olah ia sedang melihat ke tempat yang jauh.     

Pangeran itu menunggu untuk mendengar laki-laki itu mengatakan sesuatu, tetapi setelah waktu yang lama, Duke Bellevar berdiri terpaku di tempatnya, benar-benar dalam keheningan. Wajahnya menjadi tanpa ekspresi.     

"Kita sudah kehilangannya, laki-laki tua ini telah pergi," kata Elmer simpatik.     

Sepertinya, Duke tua itu telah pergi ke dunianya sendiri lagi, seperti pertama kali mereka melihatnya di perpustakaan ini. Ia tampak seperti cangkang kosong manusia.     

Mars menatap laki-laki itu lama sekali, berharap ia bisa membaca pikiran, sehingga ia tahu apa yang ada di kepala laki-laki tua di depannya.     

Ada begitu banyak hal yang mengganggu pikiran sang pangeran. Begitu banyak pertanyaan yang membutuhkan jawaban.     

Salah satunya adalah, apakah Killian mengatakan yang sebenarnya, bahwa keluarganya terkait dengan keluarga Bellevar? Jika memang begitu, ini akan menjelaskan banyak hal.     

Tetapi pada saat yang sama, itu juga akan menimbulkan lebih banyak pertanyaan.     

Apakah Emmelyn tahu bahwa keluarga Bellevar adalah kerabat keluarganya?     

Jika wanita itu tahu tentang hal itu, apakah ia menyembunyikan fakta ini?     

Untuk apa?     

Sebelum Mars sempat berpikir lebih jauh, tiba-tiba ia mendengar suara angin kencang bertiup dari luar.     

SWOOSH!!!     

Elmer dengan cepat menekan Duke Bellevar untuk duduk di kursi dan berlari keluar dari perpustakaan.     

"Yang Mulia! Penyihir itu telah kembali! Ia ada di sini!" kata Elmer berteriak.     

Setelah mengatakan itu, Elmer mengeluarkan tongkat hitamnya dan berdiri diam di tengah rumah mewah. Matanya tertutup dan ia mulai membacakan sebuah mantra. Ia ingin menutup semua akses untuk melarikan diri dari tempat ini, sekarang penyihir itu ada di sini.     

"BERANINYA KAU!!" Suara serak terdengar dari ruang tamu.     

Mars berlari keluar dari perpustakaan untuk mengikuti langkah Elmer dan melihat penyihir tua itu mengayunkan tongkatnya untuk menyambut serangan ganas dari seorang wanita tua berambut putih. Wanita tua itu berlari ke arah Elmer dengan tangan terangkat, mengirimkan bola api dari telapak tangannya.     

Mars tercengang melihat kemampuan penyihir itu. Rupanya, penyihir itu bisa membuat api dengan sihirnya!     

Jika penyihir itu bertarung dengan manusia biasa, manusia itu pasti telah tersungkur ke tanah dengan luka bakar besar di sekujur tubuhnya.     

Sial baginya, yang dihadapi oleh wanita itu saat ini adalah penyihir yang sangat sakti. Elmer baru saja menerima api yang datang padanya dengan tongkatnya dan dengan lambaian tangannya, api itu mati, padam dengan hembusan udara yang kuat.     

"Kau..!" Thessalis Morelli melangkah mundur karena terkejut. Ia berdiri di tempatnya dan menatap lawannya dengan kilatan berbahaya di matanya. Ia mengerutkan alisnya dan mengejek laki-laki itu, "Jadi begitu, sekarang kau telah menjadi anjing keluarga kerajaan."     

Elmer tidak membiarkan dirinya terprovokasi oleh hasutan penyihir itu. Ia tetap tenang dan berdiri di tempatnya tanpa bergerak sedikitpun. Ia telah menyegel rumah mewah ini dengan mantra perlindungannya dan yakin bahwa penyihir itu tidak akan bisa melarikan diri.     

Sekarang, akan ada perkelahian di dalam rumah mewah ini dan ia akan memastikan bahwa penyihir itu akan menemui kematiannya di tempat ini.     

"Kau adalah Thessalis Morelli?"     

Mars melangkah maju dan mengajukan pertanyaan yang sudah ia ketahui jawabannya kepada penyihir itu, namun ia tetap bertanya. Ia membutuhkan konfirmasi.     

Sang pangeran tidak tahu mengapa, tetapi ketika melihat penyihir itu dari dekat seperti ini, setelah bermimpi mendapatkan pembalasan selama bertahun-tahun, ia tiba-tiba merasa tidak nyaman.     

Sesuatu dalam pikirannya tiba-tiba menjadi gelisah dan khawatir.     

Apakah penyihir itu melakukan sesuatu?     

Apa itu?     

Penyihir tua itu menyeringai dan berbalik ke arah Mars. Ia adalah seorang wanita jelek dan tidak ada di dunia ini yang bisa membantu penampilannya. Seringai yang terpampang di wajahnya hanya membuatnya tampak menakutkan dan lebih jelek.     

"Ah... kau ternyata sudah sampai di sini," kata penyihir itu dengan suara parau. "Akhirnya."     

Kata-katanya selanjutnya membuat punggung sang pangeran merinding.     

"Aku sudah menunggumu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.