Pangeran Yang Dikutuk

Emmelyn-lah Yang Mematahkan Kutukannya



Emmelyn-lah Yang Mematahkan Kutukannya

0"Tidak... kau salah," Emmelyn palsu menggelengkan kepalanya dan senyum malaikat melengkung di wajahnya. Astaga.. ia terlihat sangat cantik!     

Mars merasa ingin menarik wanita itu ke pelukannya dan menggendongnya, lalu menciumnya.     

"Akulah yang mematahkan kutukan untukmu. Aku harus bisa merayumu untuk balas dendamku." Emmelyn palsu menatap laki-laki itu dalam-dalam. "Jangan membohongi diri sendiri dengan memberitahu semua orang bahwa hidupmu tidak berubah setelah kau tidak lagi dikutuk. Aku sangat tersinggung."     

"Kau bukan Emmelyn..." kata Mars dengan gigi terkatup. Pikirannya perlahan-lahan terombang-ambing oleh ilusi tetapi ia memaksa dirinya untuk tetap berpikiran jernih dengan memusatkan perhatian pada perut wanita itu.     

Pikirannya tahu bahwa Emmelyn sedang hamil. Sementara wanita yang berada di hadapannya saat ini tidak. Jadi, wanita ini jelas bukan Emmelyn-nya.     

Yang berada di hadapannya adalah penyihir itu! Ia harus membunuhnya!     

Namun, itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Tidak peduli seberapa besar ia membenci penyihir itu, Mars tidak bisa memaksa dirinya untuk membunuh seseorang yang mirip dengan wanita yang dicintainya.     

Pikiran untuk menusukkan pedangnya ke wanita yang mirip Emmelyn membuatnya bergidik.     

"Apakah kau tidak ingin tahu yang sebenarnya?" Penyihir itu bertanya lagi. Ia telah melihat konflik di mata sang pangeran. Dalam hati, penyihir itu terkesan melihat tekad Mars.     

Laki-laki itu pasti tahu bahwa Emmelyn adalah wanita yang dibicarakan Thessalis sebelum ia menggunakan ilusi untuk mengambil penampilan Emmelyn. Namun, Mars pura-pura tidak mengenal Emmelyn.     

Laki-laki ini pasti sangat mencintai Emmelyn dan berpura-pura tidak tahu bahwa wanita itu berhubungan dengan keluarga Bellevar dan, secara asosiasi, juga berhubungan dengan penyihir itu.     

Mars pasti sengaja melakukannya untuk melindungi reputasinya di antara anak buahnya yang berada di rumah mewah ini.     

Yah.. pangeran muda yang malang, tidak peduli seberapa keras kau mencoba, itu tidak akan berhasil, pikir Thessalis dalam hati. Ellena pasti sudah membunuh ratu saat ini. Thessalis hanya memberinya satu tahun.     

Jika Ellena tidak melakukan apa yang ditugaskan kepadanya, ia bisa mengucapkan selamat tinggal pada hatinya. Thessalis akan menghancurkan hatinya dan membunuhnya tanpa ampun. Baginya, Ellena adalah alat, yang digunakannya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.     

Selama lebih dari 28 tahun, Thessalis telah menunggu hari ini datang. Nyawa untuk nyawa.     

Nyawa Elara untuk Marielle.     

Itu baru adil.     

"Apa yang kau maksud dengan kebenaran?" Mars akhirnya goyah. Ada begitu banyak pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Jika ia membunuh penyihir itu tanpa pernah mengetahui kebenarannya, maka ia mungkin akan hidup dengan penyesalan selama sisa hidupnya.     

"Jika kau mengatakan yang sebenarnya, aku akan menjadikannya kematian yang bersih," tambahnya. "Tapi aku tidak akan mengampuni nyawamu. Kejahatanmu sudah begitu banyak dan kau harus membayar semua nyawa yang telah kau ambil."     

"Memang," Thessalis menyeringai. "Hidup untuk hidup."     

Pelayan itu datang dengan satu teko teh dan dua cangkir saja. Thessalis hanya menyuruhnya membawakan teh untuknya dan sang pangeran. Dan sekarang ia meletakkan dua cangkir di atas meja di sebelah penyihir.     

"Bagaimana kalau kita.. bicara sambil minum teh?" Thessalis duduk di kursi dan menuangkan teh ke dalam cangkir. "Aku berjanji tidak akan menaruh racun atau apapun di dalamnya."     

Gewen terkesiap saat melihat Mars berjalan ke arah penyihir itu dan akhirnya duduk di sebelahnya. Ia berjalan untuk menghentikan laki-laki itu, tetapi Elmer menahan lengannya. Penyihir tua itu menggelengkan kepalanya dan memberi isyarat agar Gewen mundur.     

Bab 336 - Emmelyn Adalah Orang Yang Mematahkan Kutukan     

Thessalis tersenyum pada Elmer dan menyesap tehnya. Ia senang melihat penyihir tua itu mengerti bahwa Mars dan dirinya itu perlu melakukan percakapan ini untuk menyelesaikan semua yang terjadi di antara keluarga mereka.     

Dan hanya dengan begitu, mereka bisa mengakhiri babak berdarah ini dalam hidup mereka dan melanjutkan hidup.     

Thessalis mungkin akan mati begitu percakapan ini berakhir. Dan ia juga mengetahui hal itu. Jadi, cukup adil untuk memberikan waktu baginya untuk berbicara.     

Di samping itu, Elmer dapat melihat bahwa Mars memiliki begitu banyak pertanyaan yang sangat ingin ia ketahui sehingga sang pangeran menginginkan sebuah jawaban. Itu sebabnya ia menghentikan Gewen dan Bruinen untuk ikut campur.     

Mereka hanya berdiri di dekatnya, siap kapan saja sang pangeran membutuhkan bantuan mereka. Saat ini, segalanya tampak terkendali.     

Ketika Thessalis melihat Mars berjalan mendekat, ia mengangkat cangkir lainnya dan memberikannya kepada laki-laki itu. "Seperti yang kau lihat, aku minum teh yang sama dan tidak ada yang terjadi padaku. Kau harus minum teh ini."     

Mars menggelengkan kepalanya. "Aku di sini bukan untuk minum teh."     

"Oh, sayang sekali." Thesalis mengangkat bahu. "Ini teh terbaik dari Atlantea."     

"Seperti yang aku katakan, aku di sini bukan untuk minum teh," jawab Mars datar. "Kau bilang kau akan mengatakan yang sebenarnya sebelum kau mati. Apa rencanamu?"     

"Oh, aku tidak punya rencana lagi," Thessalis menyesap tehnya perlahan. "Sahabat dekatku sudah mati, putri baptisku sudah lama pergi, dan sekarang laki-laki yang sudah kuanggap sebagai keluargaku sendiri sudah gila."     

Ia melanjutkan kata-katanya dengan marah, "Apa yang tersisa untukku di dunia ini? Aku hanya hidup untuk balas dendamku. Hari ini, balas dendamku selesai. Aku tidak tidak ingin hidup untuk melihat hari esok."     

Entah bagaimana, kata-kata penyihir itu menyentuh hati Mars. Wanita itu memiliki penampilan seperti Emmelnyn dan sekarang ia juga mengucapkan kata-kata yang diucapkan Emmelyn tujuh bulan lalu ketika ia baru saja bertemu Mars. Pada saat itu, ia sangat bersikeras untuk membunuh putra mahkota atau ayahnya.     

Emmelyn berpikir ia tidak punya apa-apa lagi untuk hidup selain balas dendamnya. Ia telah kehilangan kerajaannya dan seluruh keluarganya. Jadi, ia hanya ingin balas dendam. Apakah ia bisa berhasil atau tidak, ia tidak lagi peduli.     

Ketika Mars membawanya ke pesta kerajaan, Emmelyn berkata ia ingin membunuh raja atau mati saat mencoba untuk melakukannya.     

Hidupnya menjadi sangat tidak berarti karena Emmelyn tidak melihat apa pun yang layak untuk dijalani setelah ia kehilangan keluarga dan rumahnya.     

Entah bagaimana, Mars bisa mengerti apa yang dirasakan Thessalis. Pasti sangat berat dan kesepian berada di posisi itu.     

Itulah yang ia perhatikan tentang Emmelyn juga. Wanita itu terluka, sedih, dan kesepian.     

Mars menghabiskan banyak waktu untuk meyakinkan Emmelyn bahwa ada banyak hal untuknya dalam hidup ini. Ia senang melihatnya yang secara perlahan-lahan terlihat lebih bahagia dan bahkan menantikan kehidupan baru mereka bersama.     

Ia telah meminta pengampunan dan Emmelyn telah memberikannya kepadanya. Hanya setelah wanita itu melepaskan dendamnya, Emmelyn bisa melanjutkan hidupnya dan membuka halaman baru.     

Sekarang Mars ingat bagaimana ia sangat ingin menemukan Duke dan Duchess Bellevar untuk meminta maaf atas nama ayahnya atas apa yang terjadi di masa lalu. Ia akan mengembalikan status dan properti mereka di Draec.     

Mars akan beranggapan bahwa diantara mereka akhirnya akan menjadi impas. Bukankah itu yang mereka berdua inginkan juga?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.