Pangeran Yang Dikutuk

Hukuman Untuk Roshan (2)



Hukuman Untuk Roshan (2)

0Tunggu… mungkin bukan hanya untuk menjebak Emmelyn. Saat memikirkannya lebih jauh, Emmelyn teringat kata-kata Mars ketika pria itu menjelaskan kepadanya bagaimana Ellena mematahkan kutukan yang menimpanya.     

Ellena memberi tahu Mars bahwa ia diminta untuk membunuh seseorang oleh penyihir jahat.     

Sekarang setelah dipikir-pikir, Ellena selalu menghindari pertanyaan ketika Mars atau Gewen memintanya untuk berbagi lebih banyak tentang siapa yang ia bunuh dan bagaimana caranya.     

Mungkinkah....     

Bagaimana jika Ellena dibuat berjanji bahwa ia akan membunuh Ratu Elara? Bukankah wanita itu hanya mengatakan bahwa ia diminta untuk membunuh seseorang tanpa menyebutkan siapa orangnya dan juga waktunya?     

Sayangnya, Mars dan Gewen memercayai Ellena begitu saja. Bagaimana jika saat itu ternyata Ellena masih belum membunuh orang itu sebelum ia kembali ke Draec?     

Sekarang, semuanya mulai masuk akal. Emmelyn menghela napas ketika menyadari bagaimana Ellena dikirim kembali oleh penyihir dengan misi untuk membunuh ratu, dengan imbalan mencabut kutukan dari pria yang dicintainya.     

Ini hanya menunjukkan bahwa Ellena benar-benar orang yang egois. Wanita itu hanya peduli tentang bagaimana caranya agar ia bisa menikahi Mars. Ia tidak peduli bahwa kematian ibu Mars akan menghancurkan hati pria itu dan menenggelamkannya dalam kesedihan.     

Benar-benar egois... dan tidak berperasaan.     

Emmelyn ingat bagaimana rupa suaminya hari ini. Pria itu tampak sedih dan hancur.     

Oh, Emmelyn ingin sekali mendekatinya dan memeluknya, berbagi rasa sakit dan kesedihannya bersama.     

Emmelyn menggigit bibirnya dengan kuat hingga berdarah. "Jadi, Ellena ada di balik semua ini?"     

Roshan mengangguk dengan terbata-bata. "Saya yakin begitu, Yang Mulia ...."     

Tentu saja, kepala pelayan yang licik itu akan menjatuhkan Ellena demi menyelamatkan dirinya. Begitu Emmelyn melepaskannya, ia akan menghilang jauh, hingga bahkan mata-mata terbaik raja pun tidak akan dapat menemukannya. Ia akan seperti Bellevars yang berhasil bersembunyi selama hampir tiga dekade dan menghindari kemarahan raja.     

"Apa kau bisa bersaksi melawannya di hadapan putra mahkota?" tanya Emmelyn kepada Roshan.     

Kepala pelayan itu tiba-tiba menjadi kaku begitu mendengar pertanyaan Ellena. Tidak mungkin ia akan kembali ke kastil dan memberi tahu pangeran bahwa ia juga terlibat dalam rencana pembunuhan ratu.     

Ia bisa langsung membayangkan hukuman yang menantinya jika raja mengetahui informasi ini.     

Tidak... tidak, ia tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Ia sudah sedekat ini dengan kebebasan dan menjalani kehidupan yang baik. Kesempatan ini tidak boleh hancur begitu saja.     

"Jawab aku!"     

Roshan merasakan ujung pedang Emmelyn menekan lebih dalam ke lehernya. Darah merembes keluar dan menetes ke tanah. Sekarang, ia mulai merasakan sakitnya.     

"Tidak ... tolong, Yang Mulia ... Anda bilang akan melepaskan saya jika saya memberi Anda informasi yang bagus." Pria itu memohon ampun kepada Emmelyn, terlihat sangat menyedihkan. "Jangan kirim aku kembali ke sana. Raja akan membunuhku."     

"Tidak, dia tidak akan melakukannya," sahut Emmelyn sambil menyeringai. Ia tahu Raja Jared tidak akan membunuh pengkhianat itu. Sebaliknya, sang raja akan menyiksa Roshan sampai pria itu lupa namanya sendiri. Kemudian, raja akan mengirim prajuritnya untuk menemukan keluarga Roshan dan membunuh mereka di depan matanya.     

Setidaknya, itulah yang ia dengar dari orang lain tentang kekejaman sang raja.     

Sepertinya Roshan juga mengetahui hal ini. Tiba-tiba, ia berlutut. Nyalinya kini sudah sepenuhnya menghilang dan ia bahkan tidak lagi memikirkan koin emasnya. Pikiran untuk dihukum oleh raja terlalu berat untuk ditanggungnya.     

"Tolong, jangan...." Ia menangis seperti anak kecil. "Saya tidak bisa menemui Yang Mulia Raja. Jangan bawa saya ke sana...."     

"Hm... aku juga berpikir begitu," sahut Emmelyn dengan dingin sambil menarik pedangnya lalu mengayunkannya ke leher Roshan.     

WOOSH!     

Dalam satu gerakan bersih, kepala kepala pelayan telah terpisah dari tubuhnya.     

Saat membunuh orang, pertama kali selalu yang paling sulit. Namun pembunuhan berikutnya akan jadi lebih mudah.     

Sekarang Emmelyn tidak terpengaruh seperti sebelumnya ketika ia membunuh preman yang menculiknya. Apa yang ia lakukan saat itu adalah pembelaan diri dan juga untuk bertahan hidup.     

Kali ini, ia membunuh Roshan karena kebencian dan itu membuatnya terasa jauh lebih mudah. Terutama ketika ia memikirkan kembali tentang keterlibatan Roshan dalam pembunuhan ratu dan juga mimpinya saat melihat kepala pelayan itu mencoba mencekik Harlow sampai mati.     

Emmelyn bahkan tidak gentar ketika mengayunkan pedangnya untuk membunuh bajingan berbahaya itu. Ya, ia sendiri juga terkejut. Ia bahkan tidak terguncang ketika melakukannya, tidak seperti yang pertama kali. Karena yang ia pikirkan hanyalah bagaimana caranya menyelamatkan Harlow dari pembunuhan ular ini.     

Emmelyn sebenarnya merasa lega. Hatinya terasa jauh lebih ringan sekarang setelah memastikan Roshan benar-benar telah meninggal. Astaga... bahkan jika ia harus membunuh Roshan sepuluh kali, ia akan melakukannya.     

Emmelyn membungkuk dan mengambil tas yang jatuh di samping tubuh Roshan. Tas itu dipenuhi bercak darah kepala pelayan itu. Ketika Emmelyn menyentuh tas itu dan merasakan darah di jarinya, ia meringis jijik.     

Emmelyn membawa tas itu ke gerobaknya dan mencoba mengambil lap tua untuk membersihkannya tetapi ternyata tidak ada lap itu di sana. Akhirnya, Emmelyn hanya melemparkan kantong emas itu ke belakang dan melaju menuju gubuk tempat ia meninggalkan Nyonya Adler.     

Emmelyn tahu Roshan tidak ingin bersaksi melawan Ellena dan mengungkap keterlibatannya sendiri dalam kejahatan itu. Ya, kepala pelayan itu memang sangat pengecut.     

Selain itu, meskipun Emmelyn bisa membawa Roshan menemui pangeran atau raja untuk bersaksi, Ellena akan selalu bisa membantah bahwa Emmelyn memaksa Roshan untuk berbohong.     

Atau lebih buruk lagi... saat mereka tiba di hadapan raja, Roshan akan menuduh Emmelyn mengancamnya untuk membuat pengakuan palsu. Sebagai tersangka pembunuhan utama, kata-kata Emmelyn tidak akan ada artinya.     

Bukankah lebih baik jika Emmelyn menemukan cara lain untuk membuktikan bahwa ia tidak bersalah?     

Salah satu pilihannya adalah menemukan Thessalis si penyihir atau Duke Bellevar, yang ia sebut 'Kakek Elroy' dengan penuh kasih sayang untuk bersaksi bahwa Ellena dikirim pulang untuk membunuh Ratu Elara.     

Atau… bagaimana dengan mimpinya? Wanita misterius yang ia lihat dalam mimpinya mengatakan bahwa Emmelyn akan menemukan semua jawaban yang ia cari di Myreen. Ia hanya harus menemukan gadis itu.     

Nyonya Adler berkata, berdasarkan mimpinya yang berulang, ini pasti undangan. Mereka semua pasti saling terhubung, kutukan yang menimpa Emmelyn, dan juga kematian sang ratu.     

Jadi, apakah Emmelyn akan menemukan jawaban itu di Myreen untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah? Yah, memang tidak ada cara lain untuk mengetahuinya kecuali pergi ke sana, bukan?     

Ia harus menyeberangi lautan, pergi ke Atlantea dan menemukan Myreen. Begitu ia tiba di Myreen nanti, ia harus bergegas menemukan sosok gadis dalam mimpinya itu.     

Sayang sekali Emmelyn tidak melihat wajahnya. Ia hanya sempat melihat gadis itu dari belakang. Seingat Emmelyn, rambutnya panjang dan penampilan terlihat elegan. Selain itu, Emmelyn tidak memiliki petunjuk lain.     

"Nenek... aku kembali," sapa Emmelyn dengan suara lelah setelah sampai di gubuk mereka. Ia datang untuk menyantap sup yang dimasak Nyonya Adler untuk makan malam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.