Pangeran Yang Dikutuk

Raja Telah Kembali



Raja Telah Kembali

0"Hei, selamat datang kembali, Yang Mulia," sahut penyihir tua sambil tersenyum. Ia melirik cipratan darah di pakaian Emmelyn, tetapi ia tidak mengatakan apa-apa. Selama Emmelyn terlihat baik-baik saja, Nyonya Adler tidak akan terlalu banyak bertanya padanya.     

"Apa yang Anda masak?" tanya Emmelyn, lalu melirik ke dalam panci dan melihat sup di sana. Tiba-tiba, ia merasa lapar lagi setelah tidak bisa merasakan lapar selama berminggu-minggu.     

'Hm, bagus juga kalau begini,' pikir Emmelyn. Setelah tinggal di gubuk ini, ia harus memaksakan diri untuk makan agar dirinya tidak mati dan proses pemulihannya bisa berjalan dengan baik. Jika menuruti keinginannya, ia tidak ingin makan apa pun karena tidak nafsu makan. Tapi sekarang, ia mendambakan sup sederhana yang dibuat oleh penyihir tua itu. Aromanya juga enak.     

"Saya sedang membuat sup, Putri," sahut penyihir tua. "Mau coba?"     

"Ya, aku mau ..." pinta Emmelyn. Ia meletakkan kantong uang di lantai dan bersiap untuk makan. Lalu ia mengambil mangkuk dari samping kompor dan menunggu Nyonya Adler menyendokkan sup untuknya.     

Rasanya enak. Mungkin inilah efek dari pikirannya yang sudah tenang saat ini. Sekarang ia tahu bayinya tidak akan berada dalam bahaya lagi karena ada kepala pelayan yang berbahaya di sekitarnya, Emmelyn bisa merasa lega.     

Sekarang, ia hanya perlu memikirkan bagaimana caranya untuk bisa bertemu suaminya. Ia sudah menyaksikan sendiri saat ini pria itu dikelilingi oleh banyak orang dan juga tentara. Sangat sulit untuk mendekatinya sekarang.     

Situasinya sangat berbeda dengan saat Mars masih dikutuk dulu. Emmelyn bisa menyamar sebagai pelayan laki-laki dan dengan santai berkeliling di sekitarnya. Sekarang, ia kecewa karena pengamanan di sekeliling Mars sudah diperketat.     

Kini jauh lebih sulit untuk lebih dekat dengannya, apalagi melakukannya tanpa menimbulkan kecurigaan. Yah... Emmelyn bisa memikirkannya saja besok. Sekarang, ia lebih baik makan dan tidur nyenyak dulu untuk mendapatkan kembali kekuatannya.     

Nyonya Adler sangat senang melihat Emmelyn makan banyak. Ini menunjukkan bahwa sang putri merasa lebih baik. Mungkin ada hubungannya dengan darah di pakaiannya?     

Tanpa diminta oleh Emmelyn, ia merebus air dan menyiapkan air hangat untuk mandi.     

"Yang Mulia, Anda akan merasa lebih baik jika Anda mandi sebelum tidur," katanya sambil menyerahkan kain bersih kecil dan air hangat di baskom kepada Emmelyn.     

Sang putri menerimanya dengan hati yang bersyukur. Mereka sekarang punya banyak uang. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa perjalanan mereka ke Wintermere akan lebih nyaman. Tidak ada lagi tinggal di gubuk terbengkalai dan mencari makan dari hutan seperti saat ini.     

Dan sebelum ia pergi ke Atlantea nanti, ia akan memastikan untuk meninggalkan penyihir tua itu cukup emas agar bisa hidup tenang di rumahnya. Penyihir itu sudah tua dan tidak seharusnya bekerja begitu keras lagi di tahun-tahun terakhirnya.     

"Terima kasih," sahut Emmelyn sambil tersenyum. Ia segera membersihkan dirinya dan berganti pakaian baru. Ia juga memutuskan untuk membeli set pakaian baru besok di kota terdekat. Mereka butuh pakaian baru itu untuk perjalanan dan juga menyamar.     

***     

"Yang Mulia...." Jhon membungkuk ketika melihat putra mahkota memasuki istana kerajaan. Wajahnya tampak lebih bahagia dari hari ini ketika Mars meninggalkannya dan ini membuat sang pangeran merasa penasaran.     

Apakah sesuatu terjadi saat dia pergi?     

"Apa ada yang ingin kau beritahukan kepadaku?" Mars bertanya padanya.     

Jhon mengangguk. "Ya, Yang Mulia. Saya senang karena, setelah sekian lama, Yang Mulia akhirnya kembali ke istana."     

Jhon sedih melihat tuannya dalam kondisi mereka saat ini. Keluarga yang telah ia layani dengan setia selama beberapa dekade kini hancur setelah ratu terbunuh, dan itu juga turut menghancurkan hatinya. Itu sebabnya ia senang melihat putra mahkota kembali, tetapi ketika raja akhirnya juga bisa mengatasi kesedihannya dan muncul di istana, Jhon bertambah lega. Raja Jared telah datang.     

Selain ekspresinya yang sedih, sang raja tidak melakukan atau mengatakan apa pun yang akan dilakukan oleh orang gila, tidak seperti apa yang terjadi beberapa minggu lalu ketika ia memerintahkan eksekusi begitu banyak orang bahkan untuk alasan yang paling sepele sekalipun.     

Mungkin… akhirnya kesedihan sang raja sedikit mereda, sehingga ia bisa menjadi dirinya sendiri kembali. Atau, mungkin karena kedatangan sang pangeran yang juga turut berpengaruh pada Raja Jared. Sang raja telah lama menunggu putranya untuk berbagi kesedihan bersama.     

"Dimana ayahku?" tanya Mars kepada Jhon.     

Kepala pelayan itu menunjuk dengan hormat ke ruang kerja raja. "Beliau sedang menunggu Anda di ruang kerjanya, Yang Mulia."     

"Baiklah."     

Mars berjalan cepat ke arah sana. Tiba-tiba kesedihan yang ia rasakan atas kepergian ibunya memenuhi pikirannya saat memikirkan tentang ayahnya.     

'Jadi, begini rasanya kehilangan orang tua,' batinnya.     

Tiba-tiba pikirannya tertuju kepada Emmelyn. Kini ia bisa membayangkan betapa terkejut dan sedihnya wanita itu ketika mengetahui bahwa tidak hanya orang tuanya, tetapi juga saudara laki-laki dan perempuannya, dan pada dasarnya, seluruh keluarganya telah tiada.     

Apa yang Emmelyn alami jauh lebih buruk daripada yang dialami Mars sekarang. Emmelyn berubah dari memiliki keluarga besar menjadi tiba-tiba menjadi yatim piatu dan tunawisma pada saat itu.     

Mars bisa mengerti akan kemarahan dan dendam wanita itu. Sungguh, perang telah memakan begitu banyak korban sehingga Mars pun merasa perutnya mual hanya karena memikirkannya.     

Sebelum bertemu dan jatuh cinta dengan Emmelyn, Mars tidak begitu memikirkan perihal kerajaan yang mereka taklukkan dan orang-orangnya dari dari sudut pandang pribadinya. Mereka semua hanyalah angka. Yang ia pikirkan hanyalah bagaimana caranya agar bisa menyenangkan ayahnya yang ingin menguasai seluruh benua.     

Sekarang, justru dirinyalah yang harus mengalami kehilangan anggota keluarga, yakni seorang ibu yang sangat ia cintai. Kini, Mars akhirnya turut bersimpati kepada orang-orang yang menderita di bawah invasi mereka.     

Tok tok tok!     

Mars membuka pintu ruang kerja ayahnya setelah mengetuk dan tidak mendengar jawaban.     

"Ayah ..." Mars melangkah ke dalam ruang kerja dan menemukan ayahnya duduk seperti patung di kursinya. Raja tampak dua puluh tahun lebih tua dari terakhir kali Mars melihatnya.     

"Ayah ...." Mars mendatangi ayahnya dan memanggilnya. Raja yang tampak masih berduka itu mendongak dan menatap putranya dengan ekspresi datar.     

Sang pangeran berinisiatif untuk memeluk ayahnya. Ketika tangannya menyentuh bahu ayahnya, Raja Jared tiba-tiba terjaga dari kelinglungannya. Ia membalas pelukan itu. Ia tidak bisa berkata apa-apa tapi keduanya tahu diamnya mereka berarti lebih dari seribu kata yang diucapkan.     

Mereka berpelukan selama beberapa menit untuk melampiaskan kesedihan yang mereka alami karena kehilangan wanita yang mereka cintai. Ratu Elara adalah wanita paling manis yang diberkati untuk mereka kenal dan kehilangan sosoknya sangat menyakiti hati kedua pria ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.