Pangeran Yang Dikutuk

Permusuhan Harlow dan Gewen



Permusuhan Harlow dan Gewen

0"Selamat pagi, Yang Mulia," sapa Jhon dengan senyum gembira saat melihat sang pangeran memasuki pintu masuk utama istana sambil membawa keranjang bayi di tangan kanannya. Matanya tertuju kepada bayi kecil yang ada di dalam keranjang.     

Apakah itu sang tuan putri kecil? Whoaa… sudah hampir empat minggu sejak terakhir kali ia melihat Harlow. Ia hanya mendapat kesempatan untuk melihat bayi itu selama beberapa jam setelah ibunya meninggal, sementara mereka menunggu kedatangan Lily.     

"Selamat pagi, Jhon," Mars menyapa kepala pelayan kembali.     

"Ahh.. apakah itu... Tuan Putri kecil kita?" Jhon bertanya dengan hati-hati. Ia tidak ingin menyinggung pangeran dengan pertanyaannya. Mars mengangguk.     

"Ya. Ini Putri Harlow."     

Jhon mendekat dan memiringkan kepalanya untuk melihat Harlow lebih dekat. Ia tersentak dan tersenyum lebar saat melihat wajah bayi itu.     

"Putri Harlow sangat... cantik," katanya dengan tulus, lalu mendongak ke arah sang pangeran. "Dia sangat mirip dengan Anda saat baru lahir."     

"Hm, benarkah?" Mars juga tersenyum. Ia juga berpikiran sama. Warna mata Harlow masih abu-abu, jadi ia tidak tahu seperti apa mata aslinya, tapi rambut bayinya itu sangat mirip dengannya.     

"Ya... saya masih ingat hari saat Anda lahir, rasanya seperti baru kemarin, Yang Mulia," kata Jhon, terlihat nostalgia. Namun raut wajahnya tiba-tiba berubah sedih. Mau tidak mau bayangan mendiang ratu terlintas dalam benaknya ketika membicarakan masa lalu.     

Jhon telah bekerja untuk keluarga kerajaan ini sejak lama, hampir tiga puluh tahun, dan ia telah terlibat dalam kehidupan mereka selama ini. Ia sudah seperti keluarga.     

"Oh ya, apa kau tahu di mana ayahku?" tanya Mars cepat untuk mengalihkan kepala pelayan itu dari kesedihannya.     

Jhon mengangguk dan memberi isyarat kepada pangeran untuk memberinya keranjang bayi itu agar ia bisa membawanya.     

"Tolong berikan keranjang itu kepada saya, Yang Mulia. Saya akan membawa Anda dan putri kecil untuk menemui Yang Mulia Raja. Beliau menunggu Anda di ruang singgasana."     

"Tidak perlu, Jhon. Aku bisa membawa Harlow sendiri," tolak Mars. Bukan hanya ia tidak ingin membebani pelayan tua itu, tetapi ia juga ingin selalu dekat dengan putrinya. "Kalau begitu aku akan pergi ke ruang singgasana."     

Mars berjalan dengan tenang menuju ruang singgasana dan menemui ayahnya. Ia berharap Raja Jared sudah cukup beristirahat dan dalam suasana hati yang baik pagi ini.     

Mars tidak ingin bertengkar dengan ayahnya. Raja berduka, begitu juga dirinya. Mereka berdua tak ingin kembali sedih dan tertekan karena harus berdebat lagi.     

"Hei! Tunggu aku!"     

Mars berbalik saat mendengar suara Gewen dari belakangnya. Jenderal tampan itu berlari melewati pintu masuk istana. Rambut panjangnya sedikit lembap, artinya ia baru saja mandi sebelum datang ke sini.     

"Di mana Ellena?" tanya Mars kepada Gewen karena terakhir kali ia melihat Gewen berada di kantor perdana menteri di mana saat itu ia meminta pria itu untuk menjaga Ellena. Mars khawatir Duke Preston benar-benar akan menghukum Ellena karena membantu Emmelyn melarikan diri. Sepertinya wanita itu sangat cemas kemarin.     

"Ellena banyak menangis tadi malam, tapi sat aku melihatnya pagi ini, sepertinya keadaannya sudah lebih baik," sahut Gewen. "Sementara ini dia tinggal di rumahku dulu. Dia masih takut untuk kembali ke rumah keluarganya. Duke sangat marah dengan perbuatannya."     

"Hmm." Mars memperkirakan dalam dua minggu Elmer akan tiba di ibu kota dan memberikan hati Ellena kepada wanita itu. Setelah selesai, Mars harus memikirkan apa yang harus ia lakukan dengan Ellena karena wanita itu tampaknya kini berselisih dengan sang duke.     

"Mau pergi ke mana?" tanya Gewen. Ia mengerutkan alisnya saat melihat Harlow terbaring di keranjang yang dibawa oleh sang pangeran. Saat pandangannya tertuju kepada bayi kecil itu, mata Harlow juga terarah kepadanya. Keduanya saling memandang.     

"Tunggu ... kenapa dia seperti itu?" Gewen menggerakkan wajahnya ke depan untuk melihat Harlow lebih dekat. "Bayimu sepertinya membenciku. Lihat ekspresinya saat dia menatapku!"     

Mars menoleh untuk melihat Harlow dan kemudian beralih kepada Gewen. Ia mengernyitkan dahi. "Tidak, kurasa dia belum bisa melihatmu dari jarak sejauh itu. Dia masih sangat kecil. Penglihatan sekelilingnya masih sangat terbatas."     

"Tidak, percayalah kepadaku. Barusan dia menatapku dengan sinis," keluh Gewen. "Sementara dia tidak begitu saat menatapmu."     

Pria itu tampak putus asa. Bagaimana mungkin seorang bayi, yang jelek pada saat itu, sangat tidak menyukainya dan bahkan terang-terangan menunjukkan permusuhan terhadapnya?     

Gewen terbiasa dicintai dan dipuja. Perlakuan Harlow terhadapnya membuatnya merasa sangat tidak bahagia.     

"Itu cuma bayanganmu saja," tukas Mars tampak tidak senang. Namun, ketika ia melihat Harlow lagi, dengan lebih hati-hati, akhirnya ia mengerti apa yang dimaksud Gewen. Ternyata itu benar!     

Harlow memang menunjukkan pandangan permusuhan terhadap pria tampan itu. Ha. Dan ia pikir Harlow bahkan tidak bisa melihat Gewen.     

Tunggu....     

Mars tiba-tiba teringat bahwa ia memiliki penglihatan yang sangat bagus, misalnya mampu melihat dengan baik dalam kegelapan. Sepertinya kemampuan ini berasal dari ibunya yang seorang setengah peri.     

Jadi, mungkinkah Harlow mewarisi kemampuan ini darinya? Harlow bisa melihat jauh lebih baik daripada bayi seusianya?     

Berarti Harlow memang tidak menyukai Gewen. Ha.     

Ini sungguh lucu. Mars pun tertawa kecil.     

Gewen memandangnya dengan tidak senang. "Apa...! Kau menertawakanku ya?! Bagaimana kau bisa membiarkan putrimu memperlakukan pamannya seperti ini? Itu tidak sopan. Dia akan tumbuh menjadi wanita kasar tanpa sopan santun."     

Seorang wanita tanpa sopan santun?     

Kata-kata Gewen tiba-tiba mengingatkan Mars bahwa ia terkadang memberi tahu Emmelyn bahwa wanita itu tidak memiliki sopan santun seperti wanita bangsawan lainnya. Jadi, mungkinkah Harlow juga meniru ibunya dalam beberapa hal?     

"Hentikan, Gewen. Dia tidak kasar. Dia baik-baik saja saat bersama Athos. Mungkin ada sesuatu tentangmu yang dia tidak suka. Itu berarti kau harus introspeksi diri. Bayi adalah makhluk yang polos. Tidak mungkin dia tidak suka tanpa alasan apa pun."     

"Tentu saja kau akan membelanya karena dia putrimu," protes Gewen. "Kupikir persahabatan kita lebih berarti bagimu daripada wanita mana pun."     

Mars menghentikan langkahnya. Lelucon mereka pagi ini dan fakta bahwa Harlow secara terbuka menunjukkan permusuhan terhadap Gewen telah mengubah suasana hatinya menjadi lebih baik. Perlahan, awan yang menutupi langitnya tersapu oleh perasaan hangat.     

Dan mungkin itu juga karena istrinya sebenarnya tidak mati?     

Suasana hatinya naik dari minus 100 menjadi nol. Setidaknya tidak seburuk kemarin. Dan mungkin... seiring berjalannya waktu, pasti akan lebih baik.     

Saat ini, Mars hanya perlu memilah begitu banyak hal dan kemudian memikirkan tindakan apa yang harus ia ambil selanjutnya.     

"Bagaimana menurutmu, Gewen?" Mars menyipitkan matanya mengancam ke arah Gewen, dan sekarang ayah dan anak itu memiliki ekspresi yang sama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.