Pangeran Yang Dikutuk

Berjanjilah Untuk Menghukumnya Jika Dia Mengkhianati Keluarga Kita



Berjanjilah Untuk Menghukumnya Jika Dia Mengkhianati Keluarga Kita

0Semua orang di ruang singgasana juga mengetahui hal ini. Mars benar-benar tidak punya pilihan. Jika ia mengatakan tidak, maka takhta akan menjadi permainan yang adil.     

Bukan hanya dirinya sendiri yang harus ia pikirkan, tetapi juga orang-orang yang ia sayangi. Terutama orang-orang kerajaan ini.     

Mars tidak bisa membayangkan penderitaan yang akan mereka alami jika terjadi perang saudara. Itu sebabnya ia tidak boleh egois.     

Pangeran segera berlutut dan memberi hormat kepada ayahnya. "Saya merasa sangat tersanjung dan berterima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan Yang Mulia kepada saya. Saya akan melakukan pekerjaan ini sebaik mungkin."     

"Bagus." Raja Jared melambai dan memberi isyarat kepada putranya untuk bangkit. "Kami akan segera mengadakan upacara penobatan dan meresmikannya. Tapi hari ini, aku ingin kita mendengar apa yang dikatakan Kapten Damien dalam laporannya."     

Raja Jared melambai dan seorang pria kekar dengan pakaian pengawal raja memasuki ruang singgasana.     

Kapten Damien adalah kepala kelompok penjaga raja yang menemani Ratu Elara dan seharusnya melindunginya di hari ia dibunuh. Mars sudah berencana untuk berbicara dengannya agar ia bisa mempelajari kasus ini lebih dalam.     

Sekarang, pria itu datang ke istana atas perintah raja karena Raja Jared ingin Mars mendengar semua fakta.     

"Damien, ada sesuatu yang ingin kau beritahukan kepada kami?" Raja Jared bertanya pada pria kekar itu.     

"Yang Mulia ... saya sangat menyesal telah membawa kabar buruk." Damien membungkuk dalam-dalam kepada raja, lalu berbalik ke arah Mars dan juga membungkuk kepadanya. "Ada perkembangan kasus. Saya baru saja menerima laporan dari anak buah saya."     

"Apa itu?" Raja Jared bangkit dari singgasananya dan menatap Damien dengan tegas. "Beri tahu kami sekarang."     

"Maaf, Yang Mulia... tapi kepala pelayan Anda ditemukan tewas pagi ini, tidak jauh dari kediaman Anda," Damien mengarahkan laporannya kepada Mars. "Sepertinya dia dibunuh oleh seseorang yang dia kenal. Dia dipenggal dan kemudian ditikam berkali-kali. Itu menunjukkan bahwa pembunuhan itu bersifat pribadi. Tidak ada yang diambil dari tubuhnya. Seorang pelayan mengatakan Roshan pergi mengunjungi kakak laki-lakinya yang sakit."     

"Hm... tapi dia tidak mengatakan apa-apa kepadaku tentang mengunjungi kakak laki-lakinya," timpal Mars. "Apa kau yakin dia mengatakan akan pergi ke desanya?"     

"Ya, itu yang dia katakan kepada seorang pelayan di kastil."     

"Bisakah kau menyelidiki apakah saudaranya benar-benar sakit?" pinta Mars kepada Damien. "Kedengarannya mencurigakan. Roshan akan selalu berkonsultasi denganku jika ingin mengambil cuti dan mengunjungi keluarganya."     

"Saya akan melakukannya, Yang Mulia," sahut Damien. Pria itu tampak ragu-ragu tentang sesuatu dan ekspresinya menunjukkannya. Jadi, raja memutuskan untuk menyelidikinya.     

"Sepertinya masih ada hal lain yang ingi kau beritahukan kepada kami, bukan?" kata raja. "Apa itu?"     

"Ya ..." Damien menarik napas dalam-dalam. "Ada kata yang diukir di lengannya dengan pedang. 'PENGKHIANAT'."     

Semua orang di ruang singgasana saling bertukar pandang dan berbisik-bisik. Berita ini cukup mengejutkan dan mereka semua ingin mengetahui lebih detail.     

"Tunggu... maksudmu, si pembunuh mengukir kata 'PENGKHIANAT' di tubuhnya?" tanya raja. "Apakah itu benar?"     

"Ya, yang Mulia."     

"Jadi, ini masalah pribadi. Menurutmu siapa yang mengincarnya?"     

"Tiga staf benar-benar melaporkan bahwa seorang pria yang sangat mencurigakan datang ke kastil beberapa jam sebelum Roshan pergi. Dia mengaku sebagai penjual kayu bakar dan datang untuk meminta pembayaran, tetapi beberapa pelayan pagi ini mengatakan bahwa pria itu mungkin sebenarnya seorang wanita yang menyamar sebagai laki-laki. Mereka baru memikirkannya setelah Roshan terbunuh dan menghubungkan semua kemungkinan itu."     

Mars segera tahu ke mana arahnya. Emmelyn dikenal suka menyamar sebagai laki-laki, dan saat ditangkap, ia juga mengenakan pakaian laki-laki.     

"Apakah maksudmu pembunuhnya mungkin Emmelyn?" Mars segera bertanya pada Damien, kesabarannya menipis dengan sangat cepat.     

"Ya, Damien, beri tahu kami. Apa itu benar?" Raja juga bertanya. "Apakah itu Emmelyn?"     

Damien adalah seorang perwira yang baik. Ia tidak langsung menuduh Emmelyn. Pria itu menggeleng. "Sejujurnya, saya tidak tahu, Yang Mulia. Jika kami bisa menemukannya, mungkin kami bisa mengetahui kebenarannya. Saat ini, kami hanya mendapat kabar ini dari staf."     

"Kalau begitu, kita tidak boleh menilai sepihak," tuka Mars. Ia menyukai jawaban diplomatis Damien. "Aku ingin kau menyelidiki pembunuhan itu dan menemukan pelakunya."     

"Baik, Yang Mulia."     

Raja tampak tidak sabar ketika mendengar percakapan mereka. Ia berjalan menuju putranya dan menyentuh bahunya. Suaranya terdemgar dingin dan penuh dengan kebencian saat berkata, "Kau harus berjanji di hadapan ibumu, bahwa kau akan menghukumnya jika dia benar-benar terbukti mengkhianati keluarga kita. Kau tidak boleh mengingkari janjimu."     

Mars terpojok. Ia memang berjanji pada ayahnya beberapa bulan yang lalu, tepat di depan ibunya. Namun ia juga sangat mencintai Emmelyn dan ingin ayahnya berhenti mengganggunya dengan kecurigaannya.     

Jadi, Mars berjanji kepada Raja Jared bahwa ia akan menghukum Emmelyn dan menegakkan keadilan jika Emmelyn benar-benar mengkhianati keluarganya. Ia sangat yakin Emmelyn tidak akan pernah melakukan hal seperti itu.     

Tapi situasi hari ini jauh berbeda dari saat itu. Emmelyn adalah tersangka utama pembunuhan ratu, ia juga memalsukan kematiannya untuk menghindari hukuman dan sekarang... ia mungkin membunuh Roshan juga karena bersaksi melawannya?     

***     

TIGA HARI KEMUDIAN.     

Nyonya Adler mengetuk pintu dengan napas yang terengah-engah. Emmelyn terkejut ketika melihat wanita tua itu kembali dari pasar dengan wajah pucat. Ia segera menduga pasti ada sesuatu yang telah terjadi sehingga wanita itu bereaksi seperti itu.     

"Apa yang terjadi?" tanyanya pada penyihir tua itu dengan cemas. Emmelyn seharusnya pergi bersama penyihir tua itu ke pasar. Tetapi karena dia jatuh sakit sehari sebelumnya, ia jadi tidak bisa pergi ke mana-mana.     

Nyonya Adler meminta Emmelyn untuk beristirahat karena penyakit yang ia derita lebih berkaitan dengan kondisi mentalnya, bukan fisiknya.     

Akhirnya, Penyihir tua itu menawarkan diri untuk pergi ke pasar dan membeli beberapa bahan untuk membuat ramuan yang dapat membantu Emmelyn tidur tanpa mimpi. Mimpi buruk yang ia alami semakin parah dari hari ke hari hingga membuatnya hampir mengalami gangguan mental.     

"Putri..." Nyonya Adler memegang tangan Emmelyn dan menatapnya dalam-dalam.     

"Jika aku mengatakan bahwa kita harus segera meninggalkan kerajaan ini, maukah Anda mendengarkanku?" lanjutnya.     

Emmelyn sudah mengungkapkan keinginannya untuk mencoba menyelinap ke dalam kastil dan bertemu dengan suaminya. Dia ingin Sang Pangeran mendengar langsung darinya bahwa dia tidak bersalah dan ingin menceritakan semua yang dia ketahui tentang Ellena, Thessalis, dan Bellevars.     

Selain itu, Emmelyn juga ingin berbagi kesedihannya. Ketika ia melihat Mars di hutan dan memeriksa makamnya yang kosong bersama para prajurit, dia merasa sangat sedih. Dia belum pernah melihat suaminya yang biasanya tenang dan perkasa terlihat begitu sedih dan putus asa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.