Pangeran Yang Dikutuk

Beruang Kecil



Beruang Kecil

0Gewen menatap Mars dengan tatapan memohon. Akan tetapi Itu tidak berhasil. Sang raja sepertinya sudah memutuskan untuk mengirim Gewen mencari Emmelyn. Sekarang, dia merasa menyesal karena sudah menyarankan Mars untuk mencari Emmelyn secara pribadi.     

Setelah dia menyetujui sarannya, Mars memutuskan untuk mendelegasikan tugas tersebut kepada Gewen sebagai orang kepercayaannya yang paling dipercaya, karena sebagai raja, tentu tidak mudah baginya untuk meninggalkan ibukota untuk saat ini.     

Gewen hanya bisa cemberut untuk menyembunyikan ketidaksenangannya. Dia baru saja kembali. Ia masih membutuhkan lebih banyak waktu untuk beristirahat dan merelaksasikan dirinya setelah perjalanan yang panjang dan melelahkan ke Wintermere. Ini tidak adil.     

Dia bahkan tidak menyukai Emmelyn, jadi untuk apa dia harus mengorbankan waktunya demi wanita itu?     

"Aku dengar, Elmer, Bruinen dan yang lainnya hampir tiba di ibu kota," tambah Mars. "Kita bisa menunggu sampai mereka tiba, setelah itu kau bisa mencari Emmelyn bersama Bruinen."     

"Hah? Bruinen? Kenapa?" Gewen tidak mengerti apa yang ada dalam pikiran temannya itu. Gewen juga tidak menyukai Bruinen. Mengapa Mars memintanya untuk pergi bersama penyihir muda itu? Gewen berpura-pura menyukai Bruinen hanya untuk menyenangkan Elmer dan Mars.     

"Bruinen sepertinya tahu sesuatu tentang Myreen. Dia akan sangat membantu jika kau ingin pergi mencari Emmelyn," kata Mars. "Ditambah lagi, dia adalah seorang penyihir. Keahliannya dalam sihir dan herbomancy akan sangat berguna selama perjalananmu."     

Gewen terpaksa menyetujui pendapat Sang raja tentang hal ini. Namun, bukan berarti dia akan menyukai penyihir muda itu.     

"Hmmph… baiklah," ujarnya pasrah. "Aku hanya melakukan ini untukmu. Aku harap kau tahu betapa aku mencintaimu."     

"Aku tahu, Gewen," Mars tersenyum. "Terima kasih."     

Tiba-tiba pintu ruang kerja Mars diketuk, dan John langsung muncul setelah Mars menyuruhnya untuk masuk.     

"Yang Mulia, putri kecil Anda sudah bangun. Aku dengar Anda ingin menemuinya setelah dia bangun?"     

"Ya, tentu saja. Terima kasih telah membawa Harlow kemari," ucap Mars dengan senyum lebar di wajahnya. Gewen mengikuti tatapan Mars dan melihat John membawa sebuah keranjang di tangannya.     

Ahh... ini pasti bayi kecil yang jelek itu, pikirnya.     

Kecuali... bayi itu tidak lagi jelek.     

Gewen tidak percaya Harlow bisa berubah begitu banyak hanya dalam waktu dua minggu. Bukankah dia keriput dan kuning saat terakhir kali dia melihatnya?     

Rambut peraknya bahkan tidak membantu. Bayi kecil itu tampak seperti miniatur wanita tua yang lemah dengan kerutan di wajah dan anggota tubuhnya.     

Namun, sekarang dia tidak lagi keriput. Kulit wajahnya halus dan berat badannya bertambah.     

Berapa umurnya sekarang? 6 minggu? Mata Harlow masih berwarna abu-abu, rambutnya seperti perak yang bersinar, dan pipinya terlihat agak tembem dan merah merona seperti dua buah tomat. Bibirnya juga sangat merah seperti buah ceri yang montok dan indah.     

Sang putri masih terlihat kecil, tetapi secara keseluruhan ia terlihat jauh lebih sehat dari sebelumnya. Kulitnya juga tidak lagi kekuninga sehingga nampak lebih cerah dan segar. Wah... apakah ini benar-benar bayi yang sama?     

Pasti. Mereka memiliki rambut yang sama!     

"Apa yang kau lihat?" Mars memarahi Gewen yang tampak tercengang.     

Lelaki itu tersadar dari lamunannya. "Dia tidak terlihat seperti bayimu. Apa yang terjadi padanya?"     

Mars mengerutkan alisnya. Dia tidak mengerti apa yang dimaksud Gewen. "Apa maksudmu? Dia selalu terlihat seperti ini."     

Gewen menyadari bahwa bagi seseorang yang melihat Harlow setiap hari, perubahan fisik bayi itu mungkin tidak begitu terlihat karena perubahannya tidak terlalu kentara. Tapi, bagi seseorang seperti Gewen yang tidak melihat Harlow dalam waktu yang lama, semua perubahan fisik bayi itu terlihat begitu jelas.     

Jadi, ia tidak akan berdebat dengan Mars. "Ya, aku hanya berpikir bahwa dia tidak terlihat seperti ini ketika aku melihatnya terakhir kali."     

"Dia bayi yang baru lahir, jadi tentu saja penampilannya akan terus berubah. Seiring berjalannya waktu, kau akan melihat Harlow semakin mirip denganku," jelas Mars. "Ayahku bilang, Harlow mirip sekali denganku ketika aku seusianya."     

"Oh, benarkah?" Gewen tertarik untuk mendengar lebih lanjut. "Apa ayahmu pernah melihatnya? Maksudku ... setelah terakhir kali kau membawanya ke ruang singgasana dan kemudian dia menunjukmu untuk menjadi Raja berikutnya."     

Mars mengangguk. "Ya, aku membawa Harlow menemui ayahku setiap akhir pekan. Dia memilih untuk menghabiskan sebagian besar waktunya di dekat gua es. Kami sedang membangun sebuah rumah besar untuknya di sana. Dia ingin menghabiskan masa tuanya rumah itu."     

"Oh..." Gewen mendecakkan lidahnya. "Lalu? Apakah ayahmu menyukai Harlow?"     

Mars mengangguk. "Dia sangat menyukainya."     

Gewen benar-benar tidak menyangka dengan jawaban itu. Ia mengira Jared Strongmoor tidak menginginkan cucunya karena dua alasan. Alasan pertama karena Harlow adalah seorang perempuan, dan alasan kedua adalah Harlow dilahirkan oleh wanita yang diduga membunuh istrinya.     

"Aku senang mendengarnya," Gewen menghela napas lega. Dia memiringkan kepalanya lebih rendah dan mengamati Harlow dari dekat. "Halo, Harlow."     

Dia mencoba menyapa bayi itu.     

Grauk!     

"Auww!!" teriak Gewen ketika Harlow tiba-tiba mencakar wajahnya. Ia tidak menyangka bayi kecil itu memiliki kuku yang begitu panjang.     

"Apa-apaan...!"     

"Hei, Gewen, jaga bahasamu," Mars segera menegur temannya. "Jangan mengajari Harlow untuk mengumpat."     

"Dia mencakarku!!!" rengek Gewen. "Apa, apa dia beruang atau apa? Kenapa kau tidak memotong kukunya?"     

"Ah, maaf soal itu. Aku akan melakukannya nanti." Mars meringis ketika melihat tiga bekas cakaran di wajah Gewen yang tadinya mulus. Mars mengambil Harlow dari keranjangnya dan memarahi beruang kecil itu dengan penuh kasih sayang. "Ssshh... Harlow, kau tidak boleh menyerang Paman Gewen. Dia bukan orang jahat."     

Dia sangat terkejut ketika mendengar bayi itu tertawa. Mars dengan cepat mengangkat Harlow ke udara dan menatap wajahnya dengan saksama. "Apakah kau menertawakan nasihatku, atau kau senang karena sudah menyakiti Paman Gewen?"     

Harlow tidak menjawab. Dia menarik anggota tubuhnya dengan susah payah karena ayahnya mengangkatnya ke udara dengan memegang ketiaknya. Dan ketika dia berhasil, dia langsung menghisap ibu jari kanannya.     

"Ew... dia mengisap jempolnya," Gewen meringis. "Hei, beruang kecil! Ayahmu kaya raya. Dia mampu membelikanmu makanan apa pun yang kau inginkan. Jangan mempermalukannya dengan menghisap jempolmu. Kau akan membuat orang berpikir bahwa dia tidak memberimu makan dengan benar."     

Mars memutar bola matanya ke arah Gewen. Dia berpikir temannya itu benar-benar tidak punya keinginan untuk menikah atau memiliki seorang anak. Menjadi seorang ayah tidak cocok untuk Gewen.     

"Itulah yang dilakukan bayi," kata Mars. Dia menggendong Harlow di lengannya dan mengambil air untuk dirinya sendiri. Beruang kecil itu mengeluarkan suara-suara gembira yang menghangatkan hati ayahnya.     

Gewen menyipitkan matanya. Dia menyentuh wajahnya dan merengek lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.