Pangeran Yang Dikutuk

Rencana Cadangan Emmelyn



Rencana Cadangan Emmelyn

0Emmelyn memasuki kamar tidur yang sangat luas itu dan mengagumi interiornya. Ini pasti kamar VVIP untuk klien-klien khusus yang ingin bersenang-senang dengan salah satu wanita papan atas di rumah bordil ini.     

"Terima kasih, Lyla," Emmelyn mengangguk puas. Ia senang mendapatkan tempat yang layak untuk beristirahat malam ini. "Apakah kau bisa memberikan kami satu kendi anggur? Malam ini cukup dingin."     

"Ya, tentu saja." Lyla bertekad untuk memanjakan Emmelyn agar gadis itu benar-benar berubah pikiran dan bersedia untuk pergi ke Summeria. Ia berbalik dan menemui Lucia yang sudah berdiri di ujung lorong. "Lucia, tolong bawakan kendi anggur dan dua cangkir ke sini."     

"Baik, Nyonya," jawab Lucia dengan hormat.     

Wanita itu pun segera turun ke lantai dasar. Tidak lama kemudian dia kembali dengan membawa kendi anggur dan dua cangkir seperti yang diminta oleh Lyla. Lucia membawanya ke dalam kamar tidur Emmelyn dan meletakkannya di atas meja kecil di samping tempat tidur.     

"Terima kasih. Kau bisa tidur di sebelah untuk malam ini," ucap Lyla. "Jika tamu-tamuku di sini membutuhkan bantuan, mereka akan memanggilmu."     

"Baik, Nyonya." Lucia pamit dan melakukan apa yang diperintahkan.     

"Apakah ada hal lain yang bisa aku lakukan untuk Anda, Yang Mulia?" Lyla menoleh pada Emmelyn dan bertanya dengan penuh perhatian. Dia mengubah caranya menyapa Emmelyn karena dia sudah memastikan bahwa wanita di hadapannya itu adalah seorang putri asli dari Wintermere.     

Hal ini terdengar aneh di telinga Emmelyn karena ia tidak pernah memiliki hubungan seperti itu dengan Lyla baik itu sebagai seorang putri atau orang biasa. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa untuk mengoreksi panggilan wanita yang lebih tua itu.     

Pemilik rumah bordil itu bisa memanggilnya apa pun, Emmelyn tidak akan peduli. Statusnya adalah hal terakhir yang ia khawatirkan.     

"Tidak, aku rasa sudah cukup. Terima kasih," jawab Emmelyn.     

"Baiklah. Semoga kau bisa beristirahat dengan baik. Sampai jumpa besok," kata Lyla. Ia berbalik lalu meninggalkan Emmelyn dan Nyonya Adler sendirian.     

Setelah pintu Lyla menutup pintu kamarnya. Emmelyn dan Nyonya Adler saling berpandangan.     

"Yang Mulia... apa yang Anda rencanakan?" Nyonya Adler bertanya pada Emmelyn dengan nada khawatir. "Apakah kita mempercayainya? Dia adalah pemilik rumah bordil dan dekat dengan dunia bawah."     

"Aku bisa mempercayainya," jawab Emmelyn. "Aku hanya ingin tahu tentang raja yang mencariku. Semua ini sangat aneh."     

"Apa menurutmu seseorang menyamar sebagai dirimu dan bertemu dengan raja, lalu sekarang raja itu mencarinya?" Nyonya Adler juga penasaran. Dia setuju bahwa kondisi ini sangat aneh.     

Penyihir tua itu menatap wanita cantik di hadapannya yang kini mengenakan pakaian pria dan terlihat kurus kering setelah menderita untuk waktu yang lama. Bahkan dalam kondisinya saat ini, dia masih terlihat menarik.     

Emmelyn sebenarnya adalah wanita yang sangat cantik. Dia juga memiliki kepribadian yang lincah dan menarik. Jadi, tidak mengherankan jika para pria jatuh hati padanya.     

"Itulah yang selama ini aku curigai," kata Emmelyn. "Siapa pun wanita itu, dia pasti cukup mengenalku hingga berani mengaku sebagai diriku dan menipu raja. Sekarang, aku sedang memikirkan bagaimana caranya agar aku bisa mengambil keuntungan dari situasi ini."     

"Apa maksud Anda?" Nyonya Adler bertanya.     

"Kau tahu kalau aku sedang menghindar agar tidak ditangkap oleh raja Draec, kan? Dan aku sedang dalam perjalanan menuju Myreen untuk menemukan keluarga raja dari kerajaan itu agar mereka mau mencabut kutukan mereka dariku. Tidakkah menurutmu situasi ini bisa berguna bagiku untuk membuat raja lain menjadi sekutuku?" Emmelyn menatap penyihir tua itu dengan saksama. "Ini akan menjadi rencana cadanganku."     

Emmelyn terlihat sangat serius dan bertekad saat dia menguraikan rencananya. "Aku berpikir untuk pergi ke Summeria dan menemui raja bersama putra Lyla, Lysander. Aku tahu aku bukan wanita yang dia cari, tetapi orang-orang itu tidak mengetahui fakta ini."     

Emmelyn menambahkan, "Setelah aku bertemu dengan raja, aku akan meminta bantuannya untuk membawaku ke Myreen agar aku bisa mencabut kutukanku. Sebagai gantinya, aku akan membantunya untuk menemukan wanita yang sedang ia cari. Aku yakin wanita itu mengenalku karena dia bisa mengaku sebagai diriku dan dia tahu banyak hal tentangku."     

Penyihir tua itu berpikir bahwa Emmelyn sangat pintar.     

"Kedengarannya itu ide yang sangat bagus, Putri," kata Nyonya Adler. "Aku pikir itu bisa berhasil."     

"Ya. Semoga saja ini berhasil dan mereka tidak menemukan wanita yang sebenarnya sebelum aku sampai di sana. Aku rasa, dengan keadaanku saat ini, akan sulit bagiku untuk menemukan Myreen sendirian. Atlantis adalah benua yang sangat besar dan aku tidak punya siapa-siapa di sana."     

"Jangan lupa bahwa Anda juga bisa menemukan kedua saudara penyihirku," kata Nyonya Adler. "Aku akan mencoba mencari informasi lebih lanjut tentang saudari-saudariku agar Anda bisa mencari mereka jika rencana ini gagal."     

Emmelyn mengangguk. "Ya. Aku akan memiliki banyak rencana berlapis, kalau-kalau yang satu ini tidak berhasil. Yang penting bagiku sekarang adalah pergi dari Terra secepat mungkin."     

Dia duduk di tempat tidur dan melepas sepatunya. Kemudian dia mengambil kendi anggur dan menuangkan anggur untuk dirinya sendiri. "Dengan kecepatan seperti ini, kita akan sampai di Wintermere dalam dua minggu. Aku harap saat itu kondisiku sudah pulih 100 persen sehingga aku bisa berlayar ke Atlantis."     

Ia menambahkan, "Aku sudah pernah ke Glasswell, itu adalah kota pelabuhan terdekat dari Wintermere. Aku bisa mencapainya dalam dua minggu dengan kapal. Selanjutnya aku akan membutuhkan waktu dua bulan untuk pejalanan dari Glasswell ke Summeria."     

Emmelyn belum pernah ke Summeria, tapi dia sudah banyak mendengar tentang kerajaan terbesar di benua Atlantis itu. Seharusnya mudah untuk pergi ke sana, dan selama dia punya uang, perjalanannya pasti akan berjalan lancar.     

Tidak ada yang tahu siapa dia di Atlantis, dan benua itu adalah tempat yang sangat besar sehingga dia bisa dengan mudah menghindar dari para pengejarnya.     

Hmm... mungkin dia bisa melakukan apa yang disarankan Lyla. Dia bisa memberikan cincin kawinnya pada pemilik rumah bordil itu dan meminta Lyla untuk memalsukan kematiannya dengan menggunakan mayat yang dibeli dari suatu tempat.     

Pikiran ini membuat Emmelyn tersenyum. Senang rasanya memiliki banyak pilihan.     

Emmelyn menghabiskan dua gelas anggur sebelum memutuskan untuk tidur. Setelah sekian lama, malam ini dia bisa tidur tanpa bermimpi buruk.     

Rasanya damai dan indah.     

***     

"Selamat pagi, Yang Mulia," kata Lyla sambil tersenyum lebar saat melihat Emmelyn berjalan memasuki ruang makan. "Apa tidurmu nyenyak semalam?"     

"Ya," Emmelyn mengangguk. Ia duduk di meja makan dan menuangkan teh untuk dirinya sendiri. Nyonya Adler mengikuti di belakangnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.