Pangeran Yang Dikutuk

Surat Lysander



Surat Lysander

Emmelyn sangat senang mendengar kabar baik tersebut karena sudah menunggu terlalu lama. Lyla mengatakan kepadanya bahwa pada saat ia sampai di The Singing Cat, surat Lysander akan sampai, tapi ia akhirnya menunggu selama dua hari.     

Ia khawatir surat yang dikirimkan Lyla tidak akan sampai ke tangan putranya. Jika itu yang terjadi, Lysander tidak akan tahu bahwa ibunya mengirimkan wanita yang sedang dicari oleh raja Summeria.     

Untungnya, Emmelyn salah. Lysander menerima surat ibunya dan dia sangat senang akan bertemu dengan Emmelyn.     

Setelah mengucapkan terima kasih kepada Elora, Emmelyn mengambil surat itu dan membacanya di kamar. Seorang pelayan mengetuk pintu kamarnya dan membawakan teh. Emmelyn sudah menjadi pelanggan favorit Elora dan dia selalu menyuruh pelayannya untuk membawakan teh atau anggur untuk Emmelyn setelah berjalan-jalan.     

"Ini dari Nyonya Elora," ujar pelayan itu sambil meletakkan teko di atas meja.     

"Terima kasih, Mary," sahut Emmelyn.     

Pelayan itu pamit dan membiarkan Emmelyn menikmati waktu pribadinya.     

[Killian yang terhormat, aku senang mendengar kabar darimu. Ibu telah memberitahuku tentang kunjunganmu dan aku tak sabar menantikan kedatanganmu. Pada saat kau membaca surat ini, aku sudah dalam perjalanan untuk menjemputmu. Mari kita bertemu di Lakeshire, sebuah kota yang berjarak satu minggu perjalanan dengan menunggang kuda dari Glasswell. Tunggu aku di sebuah penginapan bernama Parched Peacok. Lysander.]     

Emmelyn merasa puas saat membaca surat itu. Lysander tidak mengatakan apapun di dalam suratnya agar tidak menimbulkan kecurigaan. Dia memanggilnya dengan nama Killian dan sama sekali tidak menyebutkan tentang hadiah.     

Jika surat ini disita oleh orang lain, tidak akan ada yang curiga bahwa Lysander menjemput wanita yang dicari oleh begitu banyak pemburu bayaran.     

Emmelyn masih merasa aman karena dia belum pernah bertemu dengan orang yang terlihat mencurigakan atau mengasumsikan dia sebagai seorang wanita dari cara mereka memperlakukannya. Dia cerdas. Dia menambahkan tanda arang hitam di pipinya setiap pagi ketika sedang berpakaian untuk menyembunyikan penampilan aslinya.     

Orang-orang akan mengira dia memiliki tanda lahir yang mengerikan di wajahnya dan tidak akan terlalu menghiraukannya. Seperti itulah penampilan Emmelyn saat dia memasuki The Singing Cat dan dia pikir itulah yang membantu penyamarannya bekerja dengan baik.     

"Bagus. Aku sudah mendapat kabar dari Lysander. Sekarang, aku hanya perlu mencari Lakeshire," kata Emmelyn dalam hati. Ia meletakkan surat tersebut, meminum tehnya, dan meregangkan punggungnya.     

Itu artinya, besok dia harus meninggalkan Glasswell agar bisa sampai di Lakeshire pada waktu yang sama dengan Lysander.     

"Aku harus membeli kuda dan perbekalan," gumam Emmelyn. Dia bangkit setelah menghabiskan tehnya dan memutuskan turun untuk makan malam. Setelah itu, ia bisa bertanya pada Elora tentang di mana dia bisa mendapatkan kuda yang bagus.     

***     

Restoran The Singing Cat sudah penuh sesak ketika Emmelyn masuk untuk makan malam. Dia hampir saja tidak mendapatkan tempat duduk. Untungnya, Mary, pelayan penginapan, melihatnya. Wanita itu melambaikan tangannya sebagai isyarat agar Emmelyn duduk di kursi kosong yang baru saja ia bersihkan.     

"Terima kasih, Mary," kata Emmelyn.     

"Aku harap Anda tidak keberatan berbagi meja dengan wanita cantik di sebelah sini," bisik Mary.     

Emmelyn baru menyadari bahwa salah satu di kursi disitu sudah diduduki oleh seorang wanita ketika Mary memberitahunya. Dia menatap wanita itu dengan alis berkerut.     

"Halo..." dia menyapa wanita itu. "Bolehkah aku duduk di sini?"     

Emmelyn tidak menyangka akan melihat seorang wanita duduk sendirian di sebuah restoran yang didominasi oleh pelanggan pria. Dia memang melihat beberapa tamu wanita, tapi mereka biasanya datang atau bepergian dengan suami atau ksatria mereka untuk mendapatkan perlindungan.     

Wanita itu mengangguk dan melambaikan tangan dengan acuh tak acuh dan terus menyantap iga babinya dengan lahap.     

Emmelyn sangat terkesan ketika melihat bagaimana wanita itu bisa bersikap tanpa beban seperti seorang pria. Dia berpikir wanita ini pasti sangat berani dan bahkan mungkin tangguh untuk sendirian di tempat seperti ini.     

Meskipun Emmelyn dapat menggunakan pedang dan menembakkan panah, dan dia yakin bahwa dia dapat melindungi dirinya sendiri, dia masih lebih suka menyamar sebagai seorang pria untuk menghindari perhatian yang tidak diinginkan.     

Sangat melelahkan untuk terlibat dalam perkelahian dengan para pria dan preman yang berpikir bahwa menggoda wanita yang sedang berpergian sendirian adalah sesuatu yang menyenangkan. Lebih baik menyimpan energinya untuk hal-hal lain yang lebih penting.     

Namun, wanita ini sepertinya tidak peduli. Melihat sikapnya, Emmelyn tidak tahu apakah ia harus merasa kagum dengan keberaniannya, atau merasa kasihan karena wanita itu terlalu bodoh dan tidak menyadari bahaya yang mengintai dari segala penjuru.     

"Terima kasih." Emmelyn kemudian memesan makanannya kepada Mary. Ia menunggu makanannya datang sambil menyesap anggur yang disediakan di atas meja.     

"Jangan katakan apa-apa." Akhirnya, wanita itu berbicara.     

Emmelyn tersenyum padanya. "Apa kau bepergian sendiri?"     

Emmelyn tidak bisa tidak berpikir bahwa wanita ini tidak bodoh. Dia terlihat sangat percaya diri. Wajahnya sebenarnya cukup cantik dengan sepasang mata cokelat yang terlihat cerdas, dan rambut cokelat sebahu.     

"Ya," jawab wanita itu. "Aku sedang beristirahat dari pekerjaan dan ingin melihat dunia."     

Emmelyn menatap wanita itu dengan penuh perhatian. Entah bagaimana, wanita ini mengingatkannya pada dirinya sendiri beberapa tahun yang lalu. Emmelyn juga meninggalkan kerajaannya untuk melihat dunia.     

"Ngomong-ngomong, pekerjaan apa yang kau lakukan?" Emmelyn bertanya pada wanita itu untuk memulai percakapan. Setelah sekian lama menyendiri, dia mulai rindu bercengkrama dengan manusia.     

Percakapannya dengan Elora, pemilik penginapan, atau orang lain yang ia temui sepintas lalu untuk mencari informasi tidaklah cukup. Ia juga tidak bisa berbicara dengan dirinya sendiri karena orang-orang akan mengira ia gila.     

Wanita di hadapan Emmelyn saat ini memiliki kulit kecokelatan dan sehat, sikapnya juga terlihat sangat riang. Melihat betapa beraninya wanita ini bepergian dan makan sendiri tanpa berusaha menyamarkan penampilannya membuat Emmlyn tertarik untuk mengenal wanita itu lebih jauh.     

"Pekerjaanku?" Wanita itu mendongak dari iga babinya dan tersenyum geli. "Ini bukan untuk orang yang lemah."     

"Coba saja," kata Emmelyn, semakin tertarik. Pada saat itu, Mary datang dengan nampan berisi makanan dan mulai menghidangkannya. Emmelyn mengucapkan terima kasih dan mengambil rotinya lalu mulai mengunyah sambil berbicara dengan wanita di hadapannya. "Aku rasa aku sudah cukup kuat."     

"Baiklah..." wanita itu menyilangkan tangannya di dada dan menatap Emmelyn dengan serius. "Aku seorang bajak laut."     

Emmelyn mengira wanita itu pasti bercanda. Ia belum pernah mendengar tentang bajak laut wanita sebelumnya. Itu adalah profesi yang sangat kejam dan tidak cocok untuk wanita. Bajak laut bahkan menganggap adanya wanita di kapal mereka sebagai pembawa sial.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.