Pangeran Yang Dikutuk

Teman Perjalanan



Teman Perjalanan

0"Kau harus pergi ke kota-kota besar atau ibu kota kerajaan besar mana pun," nasihat Emmelyn kepada putri bajak laut yang ada di hadapannya. "Mereka memiliki Ksatria dan Jenderal yang kuat dalam berbagai bentuk dan warna." Aku sebenarnya akan bertemu dengan temanku, Lord Edgar. Dia adalah seorang bangsawan muda dari Draec yang sedang melakukan perjalanan ke sini untuk sebuah misi. Dia tampan dan sangat tangguh. Aku pikir kau akan menyukainya".     

Emmelyn ragu Edgar akan menyukai Kira, melihat betapa kejamnya wanita ini, tapi siapa yang peduli? Emmelyn bisa menjual Edgar sesuka hatinya kepada Kira dan menggunakannya sebagai umpan agar Kira mau ikut dengannya ke Summeria.     

Pendamping yang sangat kuat seperti putri bajak laut akan sangat membantunya. Setidaknya, sampai dia bisa bertemu dengan Lysander dan pergi bersamanya untuk menemui Raja Summeria yang aneh ini.     

Dan siapa tahu, mungkin Lysander juga tampan dan Kira akan tertarik padanya?     

Emmelyn mengenal Lyla, ibunya, wanita itu sangat cantik. Jadi, mungkin Lysander juga tidak terlalu jelek.     

Berbekal pemikiran seperti itu, Emmelyn akhirnya memutuskan untuk memancing Kira dengan pria-pria tampan yang ada dalam daftarnya. Edgar, Lysander, bahkan mungkin Gewen.     

Jika semuanya gagal, dia mungkin bisa menyarankan Kira untuk mencari Maxim. Emmelyn ingin sekali tahu apa yang terjadi pada temannya itu. Jika mereka bisa menemukannya, Maxim pasti bisa menangani Kira dengan mudah.     

"Baiklah, aku percaya padamu," ujar Kira akhirnya. Ia menenggak anggurnya dan membanting cangkirnya ke atas meja, ia lalu menoleh ke arah Emmelyn dan menatap matanya. "Jika kau berani berbohong padaku... kau akan menyesal sudah dilahirkan!"     

Emmelyn mencemooh saat mendengar ancaman sang putri bajak laut. Cih. Dia sudah menyesal dilahirkan karena hidupnya kini telah menjadi serangkaian nasib buruk yang tidak berujung.     

"Aku sudah melakukannya," kata Emmelyn getir. Ia memutuskan untuk tidak memprovokasi Kira dan mengganti topik pembicaraan. "Aku akan pergi ke Summeria. Itu adalah kerajaan terbesar di benua ini dan kudengar mereka memiliki banyak pria tampan dan pemberani. Temanku ada di sana. Jadi, kalau kau ingin bertemu Edgar, kau bisa ikut denganku."     

Kira menatap Emmelyn dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ia seperti sedang menilai apakah pria buruk rupa di hadapannya ini layak menjadi teman perjalanannya atau tidak.     

Emmelyn dengan cepat mendekatinya dan berbisik, "Jika kau khawatir aku akan mengambil keuntungan darimu karena aku seorang pria. Sekarang aku akan memberitahumu bahwa aku bukanlah seorang pria."     

Mata Kira melotot saat mendengar informasi yang mengejutkan ini. Dia menatap Emmelyn dengan saksama dan memintanya untuk mengulangi apa yang baru saja dia katakan.     

"Apa yang kau katakan?"     

Emmelyn ingin menampar wanita itu. Bukankah wanita itu tidak punya telinga? Atau apakah kedua telinganya tidak berfungsi dengan baik karena dia terlalu banyak bertarung?     

Meskipun begitu, dia mengulangi apa yang baru saja dia katakan. "Aku bilang... Jika kau khawatir aku akan mengambil keuntungan darimu karena aku seorang pria. Sekarang aku akan memberitahumu bahwa aku sebenarnya bukan laki-laki."     

"Apa? Jadi kau seorang gay atau semacamnya?" Kira bertanya balik. "Apakah itu sebabnya kau tahu banyak mengenal pria tampan dan kuat?"     

"Gay adalah pria sejati .... yang kebetulan menyukai pria lain," Emmelyn mencoba menjelaskan. "Aku BUKAN pria sejati."     

Tiba-tiba ia berpikir bahwa mungkin Kira lebih cocok dengan Gewen. Mereka sepertinya mereka memiliki frekuensi yang sama, bukan? Tapi... apakah dia menginginkan seorang pria mata keranjang sebagai suami?     

Selain itu... bisakah seorang pria mata keranjang seperti Gewen melepaskan gaya hidupnya untuk tinggal bersama satu wanita? Sepertinya tidak.     

Emmelyn sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika Kira dan Gewen bertemu dan dia mendapati Gewen tidur dengan wanita lain. Gewen tidak hanya akan kehilangan tangan, seperti para preman tadi, tapi juga... ahem.     

Yah... Gewen benar-benar harus bersikap baik padanya, kalau dia tidak mau kehilangan 'sesuatu'-nya yang berharga.     

Butuh beberapa saat bagi Kira untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa pria buruk rupa dengan tanda lahir mengerikan di hadapannya ini sebenarnya adalah seorang wanita. Ia menyipitkan matanya pada Emmelyn dan akhirnya bertanya, "Apa kau benar-benar seorang wanita?"     

"Ya, benar," jawab Emmelyn.     

Bibir Kira melengkung ke atas sambil tersenyum. Ia melayangkan pandangan ke sekelilingnya dan segera saja rasa kagumnya pada pria yang tampak jelek ini, yang ternyata adalah seorang wanita, tumbuh. Sebagian besar pengunjung lain di restoran ini, terutama yang wanita sudah pergi.     

Mereka merasa jijik atau ngeri melihat pemandangan itu setelah Kira menghajar enam orang pria yang mencoba melecehkannya, meninggalkan perabotan yang rusak, genangan darah, dan lima tangan yang tergeletak di lantai.     

Mereka tidak sanggup melihat pemandangan itu dan tidak lagi memiliki selera makan. Namun, wanita ini masih bisa meminum anggurnya dengan tenang?     

Itu artinya, wanita ini pasti bernyali baja, atau setidaknya dia bukan seorang pengecut seperti kebanyakan pelanggan lainnya. Dan untuk itu, Kira memutuskan bahwa wanita ini layak untuk menjadi teman perjalanannya.     

Selain itu, dia telah melakukan perjalanan sendiri selama beberapa waktu. Kadang-kadang ia merasa kesepian. Dia senang berbicara dan akan menyenangkan untuk berbagi perjalanan dan kekonyolan dengan seseorang.     

Dan Emmelyn benar. Meskipun Kira tidak takut pada siapa pun, dia akan lebih nyaman bepergian dengan sesama wanita. Mereka bisa mengejar pria-pria tampan bersama... hehehe.     

"Kau bilang kau akan pergi ke Summeria untuk mencari temanmu?" tanyanya pada Emmelyn lagi. "Apa dia pacarmu?"     

"Bukan. Dia bukan pacarku," kata Emmelyn. Dia terbatuk-batuk. "Aku tidak mencari pria dalam pengertian itu... Aku sudah memiliki seorang anak perempuan."     

Awalnya, dia ingin mengatakan bahwa dia tidak mencari pria karena dia sudah menikah, tetapi ketika dia mengingat suaminya yang buruk, api di hatinya menyala kembali dan dia memilih untuk tidak menyebut dirinya seorang wanita yang sudah menikah lagi.     

Ya, dia adalah seorang ibu, tapi dia bukan istri seseorang.     

"Oh... di mana putrimu sekarang?" Kira bertanya lagi.     

Emmelyn melihat ke sekeliling mereka dan berpikir bahwa ia akan berakhir dengan menjawab pertanyaan Kira yang tak kunjung usai jika ia membiarkannya.     

Jadi, Emmelyn memutuskan untuk mengakhiri makan malam yang menentukan itu dan mengajak Kira ke kamar tidurnya untuk berbincang-bincang.     

"Ceritanya panjang," katanya. "Bagaimana jika aku mengundangmu ke kamarku untuk minum dan kita bisa berbicara empat mata? Aku akan menjawab pertanyaan-pertanyaanmu tentang diriku."     

Emmelyn tahu Kira tidak akan menolak. Wanita itu terlalu percaya diri dengan kemampuannya sendiri sehingga ia tidak akan merasa terancam untuk mengunjungi Emmelyn di kamarnya untuk berbicara.     

Kira mengangguk. "Ya ... tempat ini berantakan. Lagipula aku sudah selesai makan."     

Ia bangkit dari tempat duduknya, diikuti oleh Emmelyn. Mereka bisa melihat Mary berdiri di sudut restoran. Ia terlihat bingung karena memikirkan sudut sebelah mana yang harus ia bereskan terlebih dahulu sementara semuanya terlihat sangat berantakan.     

"Mary, aku minta maaf atas keributan ini," kata Kira sambil tertawa kecil. Dia tidak terlihat menyesal sama sekali.     

Mary hanya mengangguk dan menggumamkan sesuatu yang tidak jelas. Jelas sekali bahwa ia kesal tapi tidak berani menyinggung Kira.     

"Apa yang kau katakan?" Kira mengerutkan alisnya dan berjalan ke arahnya. "Aku tidak mendengarmu."     

Wajah Mary memucat dan ia menggelengkan kepala sambil memaksakan senyumannya. "T-tidak... tidak ada apa-apa, Putri."     

"Aku pikir kau tadi sedang mengatakan sesuatu."     

"Tidak, aku tidak mengatakan apa-apa."     

"Hmm... baiklah." Kira mengambil sesuatu dari sakunya dan memberikannya pada pelayan itu. "Ini untuk biaya kerusakannya. Aku minta maaf atas apa yang terjadi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.