Pangeran Yang Dikutuk

Jadi, Kapan Kita Pergi?



Jadi, Kapan Kita Pergi?

0Mary memandangi koin-koin emas di telapak tangannya. Dia buta huruf tapi dia tahu bahwa uang yang diberikan Kira terlalu banyak untuk mengganti perabotan yang rusak.     

Dia mendongak untuk melihat putri bajak laut itu. Ia mengira Kira akan meminta kembalian setelah Mary menghitung biaya kerusakannya. Namun, wanita itu sudah pergi. Ia berjalan mengikuti Emmelyn keluar dari restoran dengan wajah yang riang.     

"Nona! Ini terlalu berlebihan!" Mary memanggilnya, tetapi Kira hanya melambaikan satu tangan tanpa menoleh ke belakang dan menyuruhnya menyimpan kembaliannya.     

Pelayan itu tidak bisa mempercayai keberuntungannya. Dia segera memasukkan uang itu ke dalam sakunya dan bersiap-siap untuk membersihkan restorannya. Suasana hatinya berubah baik sehingga dia tidak lagi meringis jijik saat melihat tangan berlumuran darah yang berserakan di lantai.     

Dia bahkan bersenandung ketika memungut satu tangan dan memasukkannya ke dalam keranjang sampah.     

***     

"Selamat datang," ujar Emmelyn sambil membuka pintu dan mempersilakan Kira masuk ke dalam kamarnya. Wanita bajak laut itu mengerutkan alisnya saat ia melihat sekeliling.     

"Kenapa mereka memberimu kamar yang lebih baik dariku?" protes Kira.     

"Aku tidak tahu. Ketika aku datang ke sini, ini adalah kamar terakhir yang tersedia karena penghuninya baru saja keluar. Mungkin saat kau datang, kamar ini sudah tidak tersedia," jelas Emmelyn. Ia tahu bahwa Kira memiliki sumbu yang pendek dan mudah marah.     

Sungguh, wanita ini sangat mengingatkan Emmelyn pada dirinya sendiri. Dia juga sedikit pemarah dan tidak sabaran saat masih muda. Sekarang, dia lebih dewasa dan lebih bijaksana.     

"Apakah kau ingin anggur lagi?"     

Emmelyn memutuskan untuk menawarkan anggur untuk mencerahkan suasana. Kira mengangguk. Lalu, Emmelyn mengambil kendi anggur dari meja di samping tempat tidur dan menuangkan anggur untuk mereka.     

Untungnya, penginapan itu menyediakan dua cangkir untuk para tamu, kalau-kalau mereka kedatangan tamu seperti yang dia alami sekarang. Dia memberikan satu cangkir kepada Kira.     

"Di mana kau belajar bertarung?" Emmelyn bertanya pada Kira. Dia mengambil handuk kecil dari lemari dan menggunakan air di baskom untuk membasuh wajahnya. Tak lama kemudian, 'tanda lahir' besar yang ada di wajahnya hilang dan kulitnya tampak bersih dan segar.     

Kira terkejut melihat bagaimana 'pria jelek' itu sekarang telah berubah menjadi seorang wanita cantik. Dia benar-benar menakjubkan, pikir Kira. Untuk sesaat, putri bajak laut tampak tercengang.     

"Hei... kenapa kau menatapku seperti itu?" Emmelyn menoleh ke belakang untuk melihat Kira karena ia merasa ditatap olehnya. Ia ingin tertawa saat melihat reaksi Kira.     

Mungkin penyamarannya tadi terlalu jelek sehingga ketika ia menunjukkan penampilan aslinya, Kira terkejut dan tidak menyangka bahwa dirinya berkali-kali lipat lebih cantik dari yang ia bayangkan.     

"Kau sangat cantik," kata Kira terus terang. "Mengapa kau menutupi kecantikanmu dan membuat dirimu terlihat sangat jelek? Aku tidak mengerti."     

"Kenapa aku harus terlihat cantik?" Emmelyn mengangkat bahu. "Itu hanya akan mengundang masalah. Para pria akan melirik, dan yang lebih buruk lagi adalah mereka akan mencoba melecehkanku. Aku mungkin bisa menyingkirkan mereka dengan pedangku, tapi itu hanya membuang-buang waktu dan tenagaku."     

Kira memikirkan hal itu sambil menyeruput anggurnya dan dia harus setuju dengan Emmelyn. Dia suka bertarung, tapi terkadang dia ingin memiliki waktu santai untuk dirinya sendiri. Selalu siap siaga memang terdengar melelahkan dan menjengkelkan.     

"Jadi, siapa kau, dan mengapa kau ada di sini?" Kira balik bertanya. "Kau bilang kau punya anak perempuan. Kenapa kau tidak tinggal bersama putrimu? Bukankah seorang ibu seharusnya bersama dengan anak-anaknya?"     

"Ceritanya panjang," Emmelyn menjelaskan. "Intinya, aku di sini untuk menemukan sebuah kerajaan bernama Myreen. Kerajaan ini diperintah oleh keluarga penyihir yang kuat dan mereka secara tidak adil dan sepihak mengutukku untuk memiliki kehidupan yang buruk. Aku meninggalkan putriku agar aku bisa fokus untuk mematahkan kutukan bodoh itu."     

"Whoaa... kedengarannya itu sangat serius," jawab Kira. "Apa kau tahu kenapa mereka mengutukmu?"     

Emmelyn menggelengkan kepalanya. Ia menyeka wajahnya hingga kering dan duduk di sebelah Kira. Ia mengambil anggurnya dan meneguknya perlahan.     

"Seandainya saja aku tahu..." ia menghela napas. Ia pun sangat penasaran dan ingin sekali mengetahui jawabannya.     

"Aku kenal beberapa penyihir dan mereka biasanya orang yang cukup masuk akal," kata Kira. "Mungkin kau melakukan sesuatu yang menyinggung perasaan mereka."     

"Jika iya pun, aku tidak tahu. Aku bahkan belum pernah bertemu dengan siapapun dari Myreen," kata Emmelyn lelah. "Pokoknya... itulah ceritaku. Jika kau mencari petualangan dan pria tampan, kau akan mendapatkannya. Aku sering bertemu dengan pria-pria tampan dalam perjalananku dan kebetulan aku juga mengenal beberapa di antaranya. Aku bisa memperkenalkan mereka padamu dan kau bisa merasakan bagaimana mereka membuat hatimu berdebar-debar... ahahaha."     

Kedua wanita itu tertawa terbahak-bahak saat Emmelyn menyebutkan pria-pria tampan yang ia kenal. Emmelyn sebenarnya ingin mengatakan kepada Kira bahwa cinta itu berlebihan. Lebih baik sendiri tapi bahagia, daripada bersama seseorang yang hanya menyakiti perasaannya.     

Namun ia sadar, itulah alasan mengapa Kira tertarik untuk pergi bersamanya. Jadi, ia tidak boleh mengatakan sesuatu yang akan menghalangi Kira. Setidaknya tidak sekarang.     

"Sepertinya kau memiliki kehidupan yang buruk," komentar Kira. "Yah... Aku tidak punya tujuan khusus yang ingin kukunjungi. Aku sudah bilang ke ayahku kalau aku akan pergi berpetualang selama 2-3 tahun dan dia tidak akan mengharapkanku kembali dalam waktu dekat. Jadi, Aku bisa pergi denganmu. Aku ingin melihat seperti apa Summeria... juga tempat-tempat lainnya."     

"Jika kau mencari petualangan baru, kau akan mendapatkannya," kata Emmelyn. Ia mendentingkan cangkirnya ke cangkir Kira dan tersenyum. "Namaku Emmelyn. Senang berkenalan denganmu, Kira."     

Putri bajak laut itu menyeringai dan mengangkat cangkirnya juga. "Jadi, kapan kita akan pergi?"     

"Aku masih perlu membeli kuda. Apa kau sudah punya?" Emmelyn balik bertanya.     

Kira mengangguk. "Ya, aku punya. Kau bisa meminta pemilik penginapan untuk mencarikan kuda dan membayarnya. Biarkan dia yang mengurusnya."     

"Kau benar. Aku akan bicara dengan Elora," kata Emmelyn. Dia pikir itu adalah hal yang lebih baik untuk dilakukan. Dia tidak perlu repot-repot memilih kuda untuk dirinya sendiri. "Setelah Aku mendapatkan kuda, kita bisa pergi besok."     

Emmelyn dan Kira minum anggur dan berbicara tentang enam pria bodoh yang sebelumnya diberi pelajaran oleh Kira. Kebencian awal Emmelyn pada Kira karena profesinya, perlahan-lahan menghilang. Dia menyadari bahwa mereka memiliki banyak kesamaan.     

Mungkin, ia benar-benar bisa melihat Kira bertemu dengan Edgar dan jatuh cinta... dan kemudian Emmelyn bisa menagih janji wanita itu untuk mencari tahu apa yang terjadi pada Regan. Dia berharap masih belum terlambat untuk menyelamatkannya dan menyatukannya kembali dengan gurunya.     

Itu... jika mereka masih hidup.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.