Pangeran Yang Dikutuk

Maxim Merasa Bersalah



Maxim Merasa Bersalah

0Maxim terkekeh ketika melihat reaksinya. "Kau bertingkah seperti sudah lama tidak makan makanan enak. Bukankah kau bilang kau seorang putri? Seharusnya kau makan makanan mahal setiap hari, kan?"     

Dia ingin menggodanya karena suasana hatinya sedang bagus. Namun ternyata, kata-katanya justru membawa kembali rasa sakit yang Emmelyn coba dorong jauh ke dalam hatinya.     

Ah... itu benar. Dia adalah seorang putri sungguhan dan seorang wanita mengklaim identitasnya. Bahkan sekarang dia dikejar-kejar oleh banyak ksatria bayaran karena Raja Summeria menginginkan wanita itu.     

Dia adalah seorang putri sungguhan, tapi hidupnya jauh dari pelangi dan kupu-kupu.     

"Sebenarnya, aku telah kehilangan kerajaan dan semua keluargaku..." Emmelyn menjawab dengan bibir mengerucut. "Aku sekarang menjadi tunawisma dan yatim piatu."     

"Oh..." Maxim hanya bercanda untuk mencairkan suasana. Dia tidak bermaksud membuat Emmelyn sedih. Seketika dia menyesali kata-katanya. "Aku sangat menyesal mendengar apa yang terjadi."     

Dia menjatuhkan kelinci itu dan berjalan ke depan untuk memeluk Emmelyn. Wanita itu tiba-tiba merasakan lututnya menjadi lemah dan dia mulai menangis.     

Selama ini ia merasa sangat kesepian. Dia ingin curhat dan berbagi... tapi dia tidak punya siapa-siapa. Semua teman perjalanannya yang sebelumnya bukanlah orang yang berada di level yang dapat memahaminya dan memberinya penghiburan yang dia butuhkan.     

Akhirnya, dia bertemu dengan seorang teman yang membuatnya merasa dekat. Seseorang yang cukup mengenalnya untuk memahami apa yang dia rasakan. Maka, Emmelyn mengeluarkan semua rasa frustrasi dan sakit hati yang ia alami setelah ia meninggalkan Maxim dan melakukan perjalanan sendiri.     

Dia terisak tak terkendali selama setengah jam, sementara Maxim terus mengusap-usap punggungnya dan mendengarkan tangisannya. Hatinya merasa sangat sakit ketika dia menyadari bahwa Emmelyn pasti sudah sangat menderita setelah perpisahan mereka.     

Dia merasa bersalah karena tidak bisa segera menemukan dan menolongnya.     

"Aku sangat menyesal..." bisik Maxim lirih. "Aku mencarimu... tapi kemudian aku harus pulang. Ayahku meninggal dan ibuku membutuhkanku."     

Emmelyn akhirnya merasa lega setelah sekian lama melampiaskan kesedihannya. Ia melangkah mundur dan melepaskan diri dari pelukan Maxim. Wajahnya basah oleh air mata dan dia menyekanya dengan lengan bajunya.     

Dia terlihat sangat menyedihkan dan itu membuat Maxim semakin merasa bersalah.     

"Katakan siapa yang telah menyakitimu dan aku akan membuat mereka membayarnya," Maxim berbicara dengan tegas. "Aku tidak akan membiarkan siapapun yang menyakitimu lolos begitu saja."     

Emmelyn menggigit bibirnya dan menggelengkan kepalanya. Dia menyeka air mata dengan lengan bajunya lagi yang kini menjadi sangat basah.     

"Aku sudah selesai melampiaskan kesedihanku. Mari kita tidak membicarakannya lagi. Sekarang, aku hanya ingin pergi dan menemukan kerajaan bernama Myreen. Aku harus bertemu dengan keluarga kerajaan Myreen dan meminta mereka untuk mencabut kutukan mereka dariku."     

"Myreen?" Maxim mengerutkan alisnya. "Apa hubungannya dengan Myreen?"     

"Mereka mengutukku agar bernasib buruk. Kurasa semua masalahku berawal dari Atlantis. Guruku hilang, keluargaku terbunuh, kerajaanku runtuh, dan aku dijebak oleh orang-orang jahat atas kejahatan yang tidak kulakukan," jelas Emmelyn. "Aku pikir satu-satunya cara bagiku untuk mendapatkan kembali hidupku adalah dengan menemui Myreen dan mengatasi akar masalahnya."     

"Bagaimana kau tahu bahwa kau dikutuk oleh keluarga kerajaan Myreen?" Maxim bertanya lagi. "Tolong jelaskan padaku agar aku tahu bagaimana aku bisa membantumu."     

"Ceritanya panjang..."     

Emmelyn benar-benar tidak ingin menceritakan kepada Maxim tentang kehidupannya yang menyedihkan. Dia akan merasa malu jika menerima belas kasihannya. Dahulu dia adalah seorang wanita santai yang menjalani kehidupan tanpa beban dan mereka bergaul dengan baik di masa lalu.     

Jika Maxim mengetahui bagaimana hidupnya kini penuh dengan beban, pria itu mungkin akan merasa kasihan padanya. Dan meskipun ia yakin Maxim tidak akan keberatan dibebani olehnya, ia tidak menginginkan hal itu.     

Emmelyn tidak ingin ada pria yang menolongnya karena kasihan.     

"Aku punya banyak waktu di dunia ini untuk mendengarkanmu," kata Maxim dengan keras kepala. "Ayolah. Aku ingin tahu semua yang terjadi padamu setelah kau pergi. Tolong ceritakan padaku."     

Dia menambahkan, "Aku akan memberimu semua daging kelinci dan bahkan akan menangkap seekor kelinci untukmu setiap hari jika kau mau menceritakan apa yang terjadi."     

Maxim mengucapkan kata-katanya dengan ekspresi sangat serius yang menurut Emmelyn lucu. Jadi, dia tertawa dengan air mata yang masih menetes dari matanya. Emmelyn menggelengkan kepalanya dan menggerutu padanya. Maxim telah berhasil mencairkan suasana.     

"Baiklah." Emmelyn mengerucutkan bibirnya dan setelah menarik napas panjang, ia mulai menceritakan kisahnya. "Aku minta maaf karena tidak sepenuhnya jujur kepadamu di masa lalu. Namaku Emmelyn Rosehill. Aku sebenarnya adalah putri bungsu Raja Lestat Rosehill dari Wintermere. Itu adalah kerajaan kecil di Terra."     

Maxim mendengarkan kata-kata Emmeyn dengan penuh perhatian. Dia sebenarnya sudah mengetahuinya, tapi dia ingin mendengarnya langsung dari mulut teman wanitanya itu.     

Emmelyn melanjutkan kata-katanya. "Dua tahun yang lalu, aku mendengar kabar dari para pedagang di pasar bahwa kerajaanku, Wintermere, diserang oleh sebuah kerajaan besar di Terra, yang bernama Draec Empire. Aku panik dan merasa sangat bingung, jadi aku pulang ke rumah sesegera mungkin. Aku tidak melihatmu di penginapan tempat kita menginap, jadi aku tidak bisa mengucapkan selamat tinggal."     

"Kau bisa saja meninggalkan pesan," potong Maxim. "Aku mencarimu ke mana-mana. Aku pikir kau diculik atau semacamnya."     

"Maaf... Aku tidak berpikir jernih, oke?"     

"Ya... Baiklah, aku minta maaf sudah menyela. Silakan lanjutkan," kata Maxim padanya.     

Emmelyn menyeka air matanya lagi. Sialan. Air mata itu terus saja menetes meskipun ia berusaha untuk bersikap tegar. Air mata itu membuatnya terlihat sangat menyedihkan. Ia membencinya.     

"Ambil ini..." Maxim dengan cepat merobek ujung kemejanya untuk menjadi saputangan darurat dan memberikannya kepada Emmelyn sambil berkata, "Gunakan saja yang ini. Lengan bajumu yang malang itu bisa rusak kalau kau menggunakannya seperti itu."     

Emmelyn menerima saputangan itu dan mengucapkan terima kasih. Dia tidak ingat pernah menangis sebanyak ini sebelumnya. Sialan. Dia tidak ingin terus menangis.     

Dia pun tidak menyadari bahwa rasa frustrasi dan marah yang ia sudah ia pendam telalu lama kini keluar begitu saja. Dia perlu pelampiasan. Dan sekarang, setelah ia perlahan-lahan mengeluarkan apa yang ia rasakan, ia mulai merasa jauh lebih baik dan lega.     

Emmelyn akhirnya bisa menceritakan semua yang terjadi kepada Maxim. Dia menjelaskan kepadanya tentang bagaimana dia tiba di Wintermere dan mendapati kerajaannya sudah ditaklukkan oleh Draec.     

Pada titik ini, air matanya sudah kering. Emmelyn bisa melanjutkan ceritanya dengan lebih tenang.     

"Kerajaan kami sangat kecil dan tidak penting. Dari sudut pandang orang lain, ayahku seharusnya menyerah dan bertekuk lutut kepada Raja Draec."     

Maxim juga pernah mendengar tentang hal ini dan dia selalu bertanya-tanya tentang hal yang sama. Dia senang mengetahui bahwa dia akan mengetahui jawabannya langsung dari Emmelyn.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.