Pangeran Yang Dikutuk

Nasihat Dokter Vitas



Nasihat Dokter Vitas

0"Saya bisa mencari tahu, Yang Mulia," kata Roshan dengan penuh hormat. "Kapan Anda membutuhkannya?"     

Emmelyn tampak berpikir sejenak. "Hmm... Beberapa hari lagi Pangeran Mars akan pergi ke Southberry selama seminggu. Aku akan mengambil kesempatan itu untuk menemui penyihir dan meminta ramuan penyubur. Apakah kau dapat menemukan orangnya sebelum Mars pergi?"     

Roshan segera mengangguk sigap. "Hamba yakin akan bisa melakukannya sebelum Yang Mulia Pangeran Mars pergi. Tuan Putri percaya saya kepada saya."     

"Hmm... bagus," kata Emmelyn. Ia lalu melambai dan menyuruh Roshan pergi.     

Setelah sang kepala pelayan pergi, Emmelyn lalu memutuskan untuk menghabiskan waktunya dengan membaca.     

Ketika waktu makan siang tiba, Mars tidak makan di kastil bersama Emmelyn. Gadis itu mendengar dari Roshan bahwa Mars dipanggil ke istana oleh ibunya. Ah, tentu saja. Mars kan putra mahkota, tentu ada banyak urusan kerajaan yang harus ia tangani.     

Ia tidak hanya berurusan dengan para prajurit saja, tetapi juga dengan pemerintahan dan mentri-mentri. Emmelyn tidak ambil pusing. Ia tidak peduli laki-laki itu makan atau tidak.     

***     

"Yang Mulia, Anda dipanggil oleh Pangeran ke paseban," kata Roshan setelah mengetuk pintu dua kali. Emmelyn sedang membenamkan wajahnya di buku Strategi Perang Jenderal Harland ketika sang kepala pelayan datang menemuinya di perpustakaan.     

"Ada apa ia memanggilku?" tanya Emmelyn keheranan. Ia melihat ke sekelilingnya dan menyadari hari sudah sore. Sebentar lagi tiba waktunya makan malam. Ia terlalu asyik membaca hingga lupa waktu.     

"Sepertinya Yang Mulia Pangeran datang bersama dokter istana," kata Roshan menjelaskan.     

"Oh..."     

Emmelyn memutar matanya. Jangan-jangan Mars hendak memenuhi ucapannya kemarin. Ia bilang bahwa dokter istana menyarankan mereka untuk berhubungan seksual sesering mungkin agar Emmelyn cepat hamil.     

Pasti ia sengaja membawa dokter ke sini untuk meyakinkan Emmelyn agar mau melayani napsunya. Dasar laki-laki hidung belang, omel Emmelyn dalam hati.     

Walaupun demikian, ia tidak protes dan segera meletakkan bukunya kembali ke lemari, lalu berjalan keluar menuju ke paseban.     

Di sana ia menemukan Mars sedang duduk tegap sambil berbincang-bincang dengan seorang dokter berusia lanjut. Astaga... inikah dokter istana itu? Tampangnya seperti ia sudah berumur dua ratus tahun dan bisa mati kapan saja.     

Kenapa istana tidak mempekerjakan dokter lain yang lebih muda dan sehat? Astaga.. kakek yang malang ini seharusnya sudah pensiun seabad yang lalu!     

"Hai, kau sudah di sini." Mars segera bangkit berdiri menyambut kedatangan Emmelyn. Sikapnya sangat manis dan membuat Emmelyn rasanya ingin melempar kepala pria itu dengan sepatu.     

"Ada apa memanggiku?" tanya Emmelyn acuh. Ia menoleh ke arah dokter tua itu dan mengangguk. "Selamat sore, Tuan Tabib."     

"Perkenalkan, ini Lady Emmelyn, Tuan Tabib," kata Mars kepada sang dokter ia lalu menoleh kepada Emmelyn. "M, ini Tuan Vitas. Ia adalah tabib istana kepercayaan ayahku dan kakekku."     

Melihat betapa tuanya Tuan Vitas, Emmelyn tidak akan heran kalau Mars mengatakan bahwa Vitas juga merupakan tabib kepercayaan pendiri kerajaan Draec ini. Emmelyn dibesarkan dengan tata krama yang baik, karena ia itu segera membungkuk sedikit dan memberi hormat kepada orang yang lebih tua.     

"Selamat sore, Tuan Putri," kata Tabib Vitas sambil tersenyum. "Saya ke sini karena diminta oleh pangeran untuk memeriksa kesehatan Anda. Ia ingin memastikan Anda baik-baik saja dan dapat mengandung dengan sehat."     

"Hmm..." Emmelyn menyipitkan matanya ke arah Mars. Ia tahu semua yang dilakukan pria ini tidak jauh-jauh pasti seputar cara membuatnya hamil.     

"Silakan Nona duduk di sini. Saya akan memeriksa detak jantung, dan semua tanda vital Anda," kata Vitas sambil menunjuk kursi di sebelahnya. Emmelyn menurut dan melakukan semua yang diminta sang dokter kepadanya.     

Emmelyn juga ingin tahu tentang kondisi kesehatannya. Vitas memeriksa semua tanda vital Emmelyn seperti layaknya seorang dokter. Ia juga mengajukan berbagai pertanyaan kepada gadis itu untuk menilai pola hidup dan kebiasaannya.     

Setelah memastikan bahwa Emmelyn sehat, sang dokter lalu mendudukkan kedua orang muda itu di depannya dan mulai membahas tentang kehamilan.     

"Anda berdua sangat sehat dan aktif. Rasanya kalau nanti Tuan Putri hamil, kehamilannya akan mudah," kata Tabib Vitas.     

"Oh, ya... tentang kehamilan itu, Tuan," Mars mengerling ke arah Emmelyn dan melanjutkan bicaranya. "Kami ingin memastikan Lady Emmelyn hamil secepatnya. Apa yang harus kami lakukan?"     

Tabib Vitas mengangkat bahu. "Yang Mulia berdua harus banyak makan makanan yang bergizi, berolah raga dengan baik, dan berhubungan intim setiap hari."     

Emmelyn cegukan mendengar kata-kata Tabib Vitas. Sementara Mars tersenyum penuh kemenangan.     

"Hmm... begitu ya, Tuan? Baiklah.. Rasanya kami bisa mencoba melakukannya," kata pria itu sambil menoleh ke arah Emmelyn. "Benar kan, Sayang?"     

Emmelyn batuk-batuk dan mencubit pria itu di bawah meja. Ia memutar matanya kuat sekali hingga rasanya mata indah gadis itu hampir copot dari rongganya.     

Setelah Tabib Vitas memberi beberapa nasihat dan posisi seks yang paling bagus dalam memastikan sperma membuahi rahim, akhirnya kakek tua itu pergi dengan diantar Roshan kembali ke istana.     

"Pfew..." Emmelyn mengipas-kipas wajahnya dengan tangan setelah Tabib Vitas hilang dari pandangannya. Ia menoleh ke arah Mars. "Astaga... aku malu setengah mati mendengar tentang posisi seks yang baik dari seorang calon fosil."     

Mars tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Emmelyn. Ahh, gadis ini memang sangat menggemaskan, pikirnya.     

"Sekarang kau sudah percaya kepadaku, kan? Dokter istana memang mengatakan bahwa kita harus melakukannya setiap hari. Bulan depan ia akan kembali memeriksa kesehatan kita dan memastikan kehamilanmu," kata Mars kepada Emmelyn.     

Gadis itu hanya mengerucutkan bibirnya. Melihat Emmelyn cemberut, rasanya Mars seolah disulut api napsu yang kembali membara. Ia tak dapat menahan dirinya setiap kali ia berada di dekat gadis itu. Tanpa sadar tangannya perlahan-lahan telah menyelinap ke samping dan meremas pantat Emmelyn.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.