Pangeran Yang Dikutuk

Emmelyn Memesan Makanan



Emmelyn Memesan Makanan

0Emmelyn menggunakan kesempatan setelah Mars pergi untuk membuat daftar makanan apa saja yang ia sukai. Sepertinya, ia memang tidak mempunyai pilihan lain dan harus tinggal di kastil ini hingga ketiga anaknya lahir.     

Dengan lambaian tangannya ia memerintahkan pelayan untuk membawakannya kertas dan tinta. Setelah ia duduk dengan kertas dan tinta di depannya, barulah Emmelyn menyadari bahwa ia tidak dapat menulis karena tangan kanannya masih pegal.     

[Sial.. kenapa aku menjadi bodoh begini ya?]     

Emmelyn merasa heran kepada dirinya sendiri. Biasanya ia sangat cerdas. Tapi mengapa pagi ini sepertinya otaknya menolak bekerja? Ia sampai lupa bahwa ia tidak dapat menggunakan tangan kanannya.     

Lalu, bagaimana ia bisa menuliskan daftar makanan yang ia sukai?     

Akhirnya ia memutuskan untuk datang sendiri ke dapur dan menemui sang juru masak. Begitu ia hadir di ruangan dapur yang terletak di ujung kastil, beberapa juru masak yang sedang memotong-motong sayuran segera datang menyambutnya dengan hormat.     

Untuk sesaat, Emmelyn tertegun. Ia dulu sering bolak-balik ke dapur ini untuk mengambil makanan bagi Pangeran Mars, dan mereka tidak pernah bersikap hormat kepadanya, karena ia hanya seorang pelayan rendahan.     

Tetapi... kini mereka bersikap sangat hormat. Dan... sepertinya mereka tidak mengenalinya.     

Aha. Apakah ini artinya tidak ada yang tahu siapa ia sebenarnya? Berarti kemarin, saat Emmelyn ditangkap para pengawal karena berusaha membunuh Mars, sang pangeran tidak memberi tahu siapa-siapa tentang siapa dia sebenarnya. Hanya ketiga pengawal itu saja yang tahu...     

Ahhh... Hal ini membuat perasaan Emmelyn menjadi lebih tenang. Ia akan malu sekali kalau para pelayan dan juru masak ini tahu bahwa ia menyamar sebagai pelayan di sini selama sebulan, sebelum kemudian menjadi ibu dari calon anak-anak Pangeran Putra Mahkota.     

Pemikiran itu membuat Emmelyn menyunggingkan senyum di bibirnya. Dengan penuh semangat ia lalu melambaikan tangannya dan memanggil juru masak untuk datang mendekat. Dua orang lelaki dan seorang perempuan mendatangi Emmelyn dan segera mendengarkan kata-katanya.     

"Pangeran memintaku memberi tahu kalian semua makanan kesukaanku," kata gadis itu. Ketiganya mengangguk hormat. "Apakah kalian bisa menulis dan membaca resep?"     

Mereka semua menggeleng. Emmelyn menghela napas. Ia sudah menduga kalau para pelayan rendahan seperti mereka tidak ada yang bisa membaca. Untung dia tadi tidak repot-repot menuliskan daftar makanan yang ia sukai. Rugi tenaga.     

"Baiklah.. kalau begitu, bagaimana kalian bisa mengetahui cara membuat makanan yang aku sukai?" tanya Emmelyn dengan nada putus asa. "Aku tidak akan bisa mengajari kalian. Aku ini tidak bisa memasak."     

Emmelyn lebih pandai menggunakan pisau untuk berkelahi daripada memasak.     

"Tuan Putri... tidak apa-apa. Anda sebutkan saja makanan apa yang Anda sukai. Kami akan mencari tahu cara membuatnya," kata seorang juru masak laki-laki bertubuh gemuk dan kulit berminyak. Melihat juru masak ini, Emmelyn langsung teringat pada hidangan babi panggang.     

"Hmm.. baiklah." Emmelyn mengambil kursi dan duduk di tengah dapur lalu menyebutkan nama-nama hidangan yang ia sukai.     

Semua makanan enak yang pernah ia makan akan ia sebutkan satu persatu. Termasuk apple pie khas Wintermere yang dulu sering dibuat ibunya. Hmm... menyebutkan semua makanan enak itu membuat Emmelyn menjadi lapar.     

Setelah ia selesai, ia lalu bertanya kepada ketiga juru masak itu untuk memastikan mereka mengerti semua yang ia ucapkan. "Kalian sudah mengingat semuanya?"     

Mereka mengangguk dengan ekspresi mantap. Hal ini membuat Emmelyn terkesan.     

Baiklah.. mari kita lihat apakah kalian benar-benar akan dapat membuat makanan-makanan yang aku suka.     

Ia lalu keluar dari dapur dan memutuskan untuk berjalan-jalan di sekelliling kastil. Sesuai janjinya, Mars membiarkan Emmelyn berbuat sesukanya selama ia di kastil. Tidak ada satu prajurit pun yang menahannya.     

Namun, begitu gadis itu hendak melangkah keluar gerbang... Lima orang pengawal muncul entah dari mana dan menahannya.     

Astaga.. berarti dari tadi orang-orang ini membayanginya dan memastikan ia tidak kabur lagi.     

Emmelyn ingat bahwa ia dan Mars telah menandatangani perjanjian bahwa kalau ia kabur lagi maka ia akan dihukum...     

Glek. Hukumannya adalah melahirkan anak satu lagi. Gila!     

"Maaf, Tuan Putri. Yang Mulia Pangeran Mars mengatakan Anda hanya boleh keluar dari gerbang ini atas persetujuannya dan jika Anda bersamanya," kata seorang prajurit dengan sikap tegas.     

Emmelyn membanting kakinya dengan kesal lalu berbalik kembali ke dalam kastil.     

Baiklah. Ia tadi hanya sedang menguji seperti apa pengawasan yang dilakukan terhadapnya. Ia juga tidak bodoh untuk kabur dengan mengenakan gaun seperti ini.     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.