Pangeran Yang Dikutuk

Emmelyn Tidak Membosankan



Emmelyn Tidak Membosankan

0Ketika Mars pulang pada sore harinya, ia segera menuju ke kamarnya untuk mencari Emmelyn, tetapi ia tidak menemukan gadis itu di sana.     

"Kemana Lady Emmelyn?" tanyanya kepada kepala pelayan.     

Laki-laki separuh baya itu terbungkuk-bungkuk mendatangi Mars dan menjawab. "Lady Emmelyn sedang duduk membaca di kamarnya?"     

"Kamarnya?" Mars mengerutkan kening. Ahh... ia baru ingat bahwa setelah menangkap basah Emmelyn hendak membunuhnya kemarin, ia menyuruh para pengawalnya menyekap gadis itu di sebuah kamar di lantai tiga.     

[Ha. Dia pikir itu kamarnya?]     

Mars segera menyilangkan tangannya di dada dan memberi perintah kepada kepala pelayannya. "Bawa Lady Emmelyn kemari dan semua barang kepunyaannya. Mulai hari ini, kamarnya ada di sini bersamaku."     

Sang kepala pelayan tertegun. Ia mengangkat kepalanya dan menatap Mars dengan wajah keheranan. Ia adalah satu dari sedikit orang di kastil ini yang mengetahui siapa Emmelyn sebenarnya. Emmelyn menyuapnya dengan tiga keping emas bulan lalu untuk memasukkannya sebagai pelayan pribadi Pangeran Mars.     

Dan ternyata... pelayan laki-laki itu sebenarnya adalah seorang lady? Dan... dan Pangeran Mars tidak membencinya? Malah... ingin membawanya untuk tinggal bersama di kamarnya?     

Apakah ini tujuan Lady Emmelyn sebenarnya, menyamar untuk masuk ke kastil ini? Untuk merayu pangeran dan menjadi teman tidurnya?     

Wahhh... Sang kepala pelayan tersenyum tipis. Kalau begitu, Lady Emmelyn berutang budi kepadanya. Karena dirinyalah, maka sekarang gadis itu bisa menjadi teman tidur pangeran. Ha.     

"Baik, Yang Mulia. Hamba akan segera membawa Lady Emmelyn kemari," kata sang kepala pelayan dengan hormat.     

"Roshan, kau... jangan memberi tahu siapa-siapa tentang asal usul Lady Emmelyn," kata Mars tiba-tiba begitu sang kepala pelayan berbalik hendak melewati pintu. Pria separuh baya itu menoleh keheranan. Mars melanjutkan kata-katanya. "Kalau sampai raja dan ratu mendengarnya... aku akan memenggal kepalamu."     

Glek. Tanpa sadar Roshan memegang lehernya dan menelan ludah. "Ba... baik, Yang Mulia."     

Setengah jam kemudian dua orang prajurit datang bersama Emmelyn masuk ke dalam kamar Mars. Wajah gadis itu tampak cemberut.     

"Kenapa kau menyuruhku pindah ke sini? Aku suka kamarku..." omel gadis itu. Ia berkacak pinggang menatap Mars yang sedang duduk bersantai di tepi jendela menikmati wine.     

Pemuda itu hanya mengangkat wajahnya dan menatap Emmelyn dengan sikap acuh. Ia menunjuk kursi di depannya. "Wine?"     

Emmelyn tahu si brengsek ini punya koleksi wine yang sangat enak dan mahal. Hanya yang terbaik bagi seorang pangeran putra mahkota kerajaan sebesar Draec. Emmelyn sangat suka wine. Karena itu tanpa disuruh dua kali ia segera duduk.     

Mars memberi tanda kepada dua pengawalnya dan mereka segera membungkuk hormat lalu keluar dari kamar dan menutupkan pintu di belakang mereka. Setelah hanya ada mereka berdua, Mars lalu menuangkan red-wine dari kendi ke gelas tembaga berukir dan menyerahkannya kepada Emmelyn.     

"Ini wine khas dari selatan. Southberry mengirimnya sebagai upeti setiap bulan. Mereka memiliki wine terbaik di benua ini. Karena itulah kami selalu memiliki persediaan yang cukup," kata Mars tanpa ditanya.     

Emmelyn yang tadinya cemberut, tidak bisa cemberut lagi setelah bibirnya mencicipi wine di gelasnya. Ahhh... memang enak sekali. Bahkan wine terbaik di Wintermere tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan wine yang sekarang ia nikmati ini.     

"Apa saja yang kau lakukan hari ini?" tanya Mars sambil menyesap wine-nya. Ia memperhatikan gadis itu lekat-lekat. Bibirnya menyunggingkan senyum saat melihat Emmelyn ternyata bisa minum.     

Mars memang hampir tidak memiliki kontak dengan wanita seumur hidupnya, karena kutukan menyebalkan itu, tetapi ia banyak mendengar dari para prajurit dan juga sepupu-sepupunya bagaimana kebanyakan wanita bangsawan bersikap.     

Mereka anggun dan lembut bagaikan porselen. Laki-laki harus selalu menjaga tata krama dan ucapan mereka di depan kaum wanita. Mereka harus selalu dilindungi dan mereka tak bisa banyak minum.     

Singkatnya.. semua perempuan terkesan membosankan, kecuali kalau untuk urusan di tempat tidur.     

Tetapi... gadis di depannya ini, sama sekali tidak membosankan. Memang ia terlihat lembut kalau sedang diam, tetapi Mars tahu ia sama sekali tidak lemah dan halus seperti porselen. Ia bisa berkelahi.. Yah, walaupun kekuatannya tidak cukup untuk menyakiti Mars, tetapi melihat gerak-geriknya, dan dendamnya kepada Mars, Emmelyn bukanlah gadis biasa.     

Ia bisa menggunakan senjata. Ia juga tidak malu-malu kalau menyantap makanan. Sudah beberapa kali mereka makan bersama, Emmelyn selalu makan banyak. Dan kini... ah, ia juga terlihat pandai minum.     

Sungguh wanita yang sempurna.     

Emmelyn mengerutkan keningnya saat mendengar kata-kata Mars. Ia lalu memutar matanya. "Aku mendatangi juru masak dan memberi tahu mereka makanan kesukaanku."     

"Kenapa kau tidak menuliskannya?" tanya Mars keheranan.     

"Kau lupa tanganku masih sakit? Aku tidak bisa menulis pakai tangan kiri," cetus Emmelyn. "Lagipula para pelayan di sini tidak ada yang bisa membaca."     

"Ahh.. kau benar juga," kata Mars. "Kau pandai sekali. Tadinya aku menyuruhmu menuliskan daftar makanan yang kau sukai agar kau dapat memberikannya kepadaku atau kepada Roshan. Biar dia yang mengurusnya."     

"Oh..." Emmelyn hanya mengangkat bahu. "Tidak usah. Aku sudah bicara dengan para juru masak. Kita lihat saja apakah mereka mengerti.'     

"Baiklah. Kita akan lihat saat makan malam nanti," kata Mars sambil mengangkat kendi wine dan menunjuk gelas Emmelyn yang sudah kosong.     

Wajah gadis itu menjadi lebih cerah saat Mars menuangkan red wine lagi ke gelasnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.