Pangeran Yang Dikutuk

Wanitanya **



Wanitanya **

0Peringatan:     

Di bab ini ada adegan seks eksplisit ya. Mohon kebijakannya agar yang masih di bawah umur skip saja membaca bab ini, dan langsung ke bab selanjutnya. Terima kasihhh.     

.     

.     

Emmelyn menelan ludah saat tangannya menyentuh dada Mars yang keras dan berotot. Ahhh... ia tidak menduga tubuh indah ini tadi malam menindihnya, dan memuaskannya berkali-kali hingga ia kelelahan.     

Tanpa sadar Emmelyn menjilat bibirnya. Semua gerak-gerik gadis itu membuat Mars tampak terpesona. Sedari tadi ia memperhatikan bibir Emmelyn, yang merah merona seperti buah cherry siap dipetik.     

Dan kini, saat posisi mereka berada begitu dekat, sementara tangan gadis itu menyentuh dadanya yang telanjang... Mars akhirnya tidak tahan lagi.     

Ia menarik tubuh Emmelyn berdiri dan merangkulnya erat sambil mencium bibirnya yang menggoda.     

Emmelyn tidak sempat menolak. Tubuhnya memang pengkhianat. Secara spontan, sepasang matanya memejam dan ia membalas ciuman mesra sang pangeran yang didaratkan ke bibirnya.     

Bagaikan padang gurun yang sudah lama tidak disiram air hujan, seperti itulah dahaga yang dialami Emmelyn terpuaskan saat Mars menciumnya.     

Tangannya yang nakal menelusuri dada telanjang Mars dan bergerak turun ke perutnya.. lalu... ah, ia menemukan sesuatu yang keras di bawah sana.     

Rasanya panas sekali di sana. Ia tidak tahu bahwa suhu tubuh manusia bisa berbeda jauh seperti ini. Seingatnya, tadi dada Mars tidak panas.     

Kenapa di bagian sini panas, ya? pikir Emmelyn keheranan.     

"Aaahh..." Secara spontan Mars mendesah ketika merasakan tangan mungil Emmelyn menyentuh kejantanannya dari luar.     

Ia. Tidak. Tahan. Lagi.     

Pemuda itu melepaskan bibirnya dari Emmelyn dan segera menggendong gadis itu ke tempat tidur.     

"Astaga..." Emmelyn hendak protes dengan mengatakan bahwa hari masih siang, tetapi bibirnya telah dibungkam oleh Mars dengan ciuman panas yang membuatnya lupa daratan.     

"Kau boleh menyentuh semuanya," bisik Mars dengan suaranya yang serak dan seksi setelah ia melepaskan bibir Emmelyn. Wajahnya hanya berjarak beberapa satu jengkal dari wajah gadis itu, dan sepasang mata mereka bertatapan.     

Untuk sesaat, Emmelyn terpesona melihat bayangannya di sepasang mata keemasan itu. Ahh.. baru kali ini ia dapat menatap wajahnya dari jarak begitu dekat.     

Karena Emmely tidak mengatakan apa-apa, Mars tersenyum tipis dan mulai melucuti pakaian gadis itu.     

Dalam waktu semalam saja, ia telah menjadi ahli dalam melepaskan pakaian wanita. Ia cukup bangga pada dirinya sendiri.     

Emmelyn sendiri seolah tidak tersihir oleh pesona sang pangeran, hanya membiarkan Mars melepaskan pakaiannya hingga tidak lama kemudian, tubuh polosnya telah terpampang indah di bawah tubuh sang pangeran.     

Mars menciumi leher Emmelyn sambil tangannya bergerak melepaskan pakaian gadis itu, lalu turun ke dadanya, dan mengisap puting payudaranya bergantian sambil terus menarik lepas semua kain yang membalut tubuh Emmelyn.     

Setelah gadis itu tidak lagi ditutupi sehelai benang pun, tangannya yang telah bebas menelusuri kulit Emmelyn, mulai dari perut, paha, dan bokongnya yang sintal.     

Mars meremas bokong gadis itu dengan sukacita sambil terus menstimulasi payudaranya.     

Emmelyn yang telah berjanji kepada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan bersuara saat mereka berhubungan seks berikutnya, telah langsung melanggar janjinya dengan mengeluarkan lenguhan panjang, ketika bibir Mars yang nakal berhasil menstimulasi payudaranya hingga ia memperoleh orgasmenya yang pertama.     

Suara lenguhan gadis itu terdengar sangat seksi, hingga Mars merasakan kejantanannya berdenyut-denyut protes, hendak meminta dipuaskan. Ia segera melucuti celananya dan segera memposisikan penisnya di depan liang kewanitaan Emmelyn.     

Mars merasa terkejut sekaligus senang saat Emmelyn sama sekali tidak terlihat merasakan sakit ketika ia mendorong masuk ke dalam tubuh gadis itu hingga ujung.     

Wajah Emmelyn tampak dihiasi senyuman bodoh yang sama seperti saat ia mendapatkan kenikmatan saat mencapai puncak.     

Ahh, memang benar, yang sakit hanyalah saat pertama. Sekarang tentu ia hanya merasakan nikmat saja. Dengan pemikiran itu, Mars langsung melancarkan aksinya. Ia memompa keluar masuk dengan napas memburu.     

Emmelyn hanya bisa mengomeli dirinya sendiri yang tak henti-hentinya mendesah nikmat di sepanjang kegiatan bercinta mereka. Ia benar-benar tak dapat menahan dirinya untuk tidak bersuara.     

Sebaliknya, Mars justru sangat bahagia mendengar suara-suara seksi itu keluar dari bibir gadis ini. Ia seolah mendapatkan pengakuan atas keperkasaannya yang selalu dapat membuat wanitanya dipuaskan.     

Wanitanya. Ah... benar, Emmelyn adalah wanitanya.     

Ibu dari calon anak-anaknya.     

Mars membayangkan masa depan mereka bersama dengan dua orang anak yang tampan yang dilahirkan Emmelyn untuknya, dan hal itu membuatnya tersenyum.     

Ahh... ia tidak sabar ingin melihat gadis ini hamil.     

Saat ia merasakan pelepasannya akan segera tiba, Mars segera mempercepat gerakannya dan menarik pinggul Emmelyn agar sedikit naik.     

Kedua kaki gadis itu melingkar erat di pinggangnya. Sambil menahan paha Emmelyn, Mars memompa semakin cepat...     

Dan semakin cepat...     

"Aaahh..."     

Ketika Emmelyn kembali melengkungkan tubuhnya, Mars berhasil mengejar tepat waktu dan mendorong penisnya masuk sekuat tenaga, dan melepaskan benihnya di dalam rahim gadis cantik itu.     

Tubuh keduanya bergetar hebat selama beberapa saat, sebelum kemudian terjatuh lemas ke tempat tidur.     

Mars memeluk Emmelyn dengan napas terengah-engah.     

Ahh... ini sudah kedua kalinya ia menabur benih. Seharusnya kalau mereka begini setiap hari, pasti salah satu ada yang berhasil.     

Bulan depan mereka pasti sudah dapat memastikan Emmelyn hamil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.