Pangeran Yang Dikutuk

Jangan Makan Pie-ku



Jangan Makan Pie-ku

0Mars mencium rambut Emmelyn dan memejamkan mata. Ia mengatur napasnya yang memburu sambil memeluk Emmelyn itu. Selama beberapa saat keduanya menikmati after glow bersama.     

Setelah pernapasannya menjadi tenang, Emmelyn memutar tubuhnya dan menatap Mars dengan pandangan tajam dan mulut cemberut.     

"Dasar mesum! Brengsek! Kenapa kau melakukannya siang hari???? Mau ditaruh di mana mukaku???" omel gadis itu sambil memukul dada Mars dengan tangan mungilnya.     

Sang pria tidak menahan pukulan itu sama sekali. Suasana hatinya sedang terlalu senang untuk menanggapi kemarahan Emmelyn. Lagipula, rasanya sama sekali tidak sakit.     

Sia-sia saja Emmelyn berusaha mendapatkan reaksi dari pria itu.     

[Siyaaalan kau Pangeran Mars!]     

Setelah berbaring seperti itu, menikmati after glow selama sepuluh menit, Mars akhirnya bangun. Ia mengambil handuk kecil dari lemarinya dan membasahinya dengan air di tempayan yang ada di atas meja. Setelah membersihkan dirinya, ia lalu menyerahkan handuk basah itu kepada Emmelyn yang masih menatapnya dengan wajah cemberut.     

"Kau mau makan malam dengan keadaan seperti itu?" tanya Mars sambil menunjuk tubuh telanjang Emmelyn. Ia lalu menyipitkan matanya. "Atau kau mau aku bersihkan?"     

Sontak Emmelyn bangkit dari tempat tidur dan menyambar handuk itu dari tangan Mars.     

Enak saja. Ia tahu akal bulus laki-laki ini. Ia pasti akan mengambil kesempatan itu untuk mengerayangi Emmelyn lagi dan siapa yang tahu nanti apa yang bisa ia lakukan?     

Ketika Emmelyn selesai membersihkan dirinya, Mars telah selesai berpakaian. Ia berdiri menunggu gadis itu di depan pintu dengan sabar.     

Emmelyn yang dapat mengira bahwa Mars ingin makan malam bersamanya, akhirnya mengenakan pakaiannya dan segera bergabung dengan sang pangeran keluar kamar.     

Mereka berdua berjalan ke ruang makan kecil tempat Mars biasa makan sendirian, dan mulai kemarin bersama Emmelyn. Beberapa pelayan segera datang melayani mereka.     

"Yang Mulia, malam ini para koki membuat makanan-makanan kesukaan Lady Emmelyn. Mereka memohon agar kiranya Lady Emmelyn dapat memberi masukan tentang masakan mereka," kata sang kepala pelayan, Roshan, dengan penuh hormat.     

"Baiklah. Bawa hidangannya ke sini," kata Mars sambil melambaikan tangannya.     

Roshan membungkuk hormat sekali lagi sebelum keluar dari ruang makan dan kembali beberapa saat kemudian dengan beberapa pelayan lelaki yang datang membawa nampan berisi berbagai hidangan yang tadi dipesan Emmelyn.     

Ketika ia mencium bau apple pie yang sudah sangat lama ia rindukan, dan ada juga kue kacang pecan, dan yang terpenting hidangan utama berupa babi panggang.     

Gadis itu menjilat bibirnya saat makanan demi makanan datang dan ditata di meja di depan mereka.     

"Silakan makan, Yang Mulia," kata Roshan sambil membuat tanda mempersilakan sang putra mahkota dan kekasihnya makan. Ia lalu mengundurkan diri, membiarkan keduanya makan.     

"Apakah ini makanan yang kau sukai?" tanya Mars sambil menatap Emmelyn yang duduk di sebelahnya.     

Tadinya Emmelyn hendak duduk di samping pria itu, tetapi karena tangan kanannya masih lemah dan tak bisa digunakan untuk makan, Mars memaksanya duduk di sampingnya agar pria itu dapat lebih mudah menyuapi Emmelyn.     

Emmelyn menelan liur saat melihat babi panggang utuh yang masih berasap dan mengeluarkan lemak menetes dari kulitnya. Uhhh.. kulit babi panggang itu terlihat renyah dan lezat sekali. Rasanya kalau tidak ada Mars ia akan menerkam babi itu dan makan sepuas-puasnya.     

Sayangnya, selain si brengsek ini ada di sampingnya, Emmelyn juga tak bisa menggunakan tangan kanannya. Entah sampai kapan tangan sialan ini akan seperti itu.     

"Jadi?" Mars bertanya lagi.     

Emmelyn akhirnya mengangguk.     

"Kau mau makan pie dulu untuk membuka hidangan ini? Atau mau langsung makan babi panggang?" tanya Mars siap dengan pisau untuk memotong daging. Emmelyn mengunjukkan dagunya pada pie.     

Mars lalu memotong pai menjadi potongan kecil lalu menyuapkannya ke mulut Emmelyn. Ketika a mencium bau apple pie yang khas itu dan lidahnya merasakan citarasa yang sudah sangat lama ia rindukan, Emmelyn spontan memejamkan matanya dan mengunyah dengan pnuh perasaan.     

Mars mengamati ekspresi Emmelyn yang seolah melupakan sekelilingnya dan menikmati apple pie itu dengan sepenuh hati.     

Astaga... gadis ini seperti tidak pernah makan saja,' pikirnya Mars takjub.     

Emmelyn membuat pie itu terlihat sangat enak. Akhirnya Mars mengambil sepotong dan memakannya. Ahhh... sekarang ia mengerti kenapa Emmelyn menampakkan ekspresi seperti itu.     

Pie ini memang enak sekali.     

Emmelyn yang sudah selesai mengunyah pie enaknya, secara otomatis membuka mulut, siap menerima potongan pie berikutnya. Namun, yang ditunggu-tunggu tidak jua datang, membuat gadis itu keheranan.     

Ia membuka matanya dengan keheranan, berusaha mencari di mana pie yang seharusnya ada di depan bibirnya.     

Tidak ada.     

Ketika ia menoleh ke kiri, ia melihat Mars sedang memejamkan matanya dan mengunyah pie. Terlihat dari sedikit remah-remah di sudut bibirnya.     

[Ugh.. kenapa jadi kau yang makan pie-ku?]     

"Aku mau lagi," omel Emmelyn, membuat Mars membuka matanya dan mengangguk. Ia buru-buru memotong pie lagi untuk Emmellyn dan menyuapi gadis itu.     

"Kau benar. Ini enak sekali," komentar Mars.     

[Tentu saja. Sudah kubilang seleraku tinggi kalau soal makanan.]     

"Hmm..." Emmelyn hanya menggerutu pelan. "Jangan kau habiskan."     

"Tidak.. aku hanya mencicipinya," kata Mars mengelak. Ia kembali menyuapi Emmelyn dan memperhatikan gadis itu menikmati pie-nya dengan mata terpejam menahan nikmat.     

Ahh.. ia sangat senang melihat ternyata gadis ini senang makan. Tentu sebentar lagi ia akan menjadi lebih gemuk dan tubuhnya lebih sehat untuk mengandung dan melahirkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.