Pangeran Yang Dikutuk

Kau Akan Menjadi Ibu Dari Anak-Anakku



Kau Akan Menjadi Ibu Dari Anak-Anakku

0"Apa benar kau perempuan??" Tanya laki-laki tampan itu sekali lagi. Kali ini nadanya terdengar mendesak. "Kalau kau tidak menjawab aku akan menelanjangimu untuk mencari tahu sendiri!"     

Mendengar kata-kata lelaki itu, Emmelyn segera berseru, "Dasar laki-laki mesum!"     

Mendengar suara Emmelyn yang bernada tinggi dan tidak lagi disamarkan seperti lelaki, akhirnya pria di depannya menyunggingkan senyum. Ia menatap gadis itu dari ujung rambut hingga ujung kaki dan kemudian mengangguk-angguk.     

"Hmm.. kau tidak jelek. Ini bisa berhasil."     

"Apa maksudmu dengan ini bisa berhasil?" Emmelyn melotot. Ia pasti sudah gila karena berani melawan kata-kata Pangeran Mars Strongmoor, putra mahkota kerajaan Draec. Mungkin orang kalau sudah di penghujung maut memang akan kehilangan rasa takut. Mereka tahu toh sebentar lagi mereka akan mati.     

[Ya, memang mungkin itu yang terjadi.]     

Pangeran Mars berjalan mendekati Emmelyn dan menutup jarak di antara mereka. Ia menyentuh dagu gadis itu dan mendekatkan wajahnya.     

"Uhm.... kau mau apa?" tanya Emmelyn dengan suara gugup. Tiba-tiba saja ia merasa gemetar.     

[Apakah si iblis ini akan menarik kepalaku copot dari tubuhku? Kenapa ia memegang daguku?]     

Hal berikutnya yang terjadi sama sekali di luar dugaan gadis itu. Bukannya meremas kepala Emmelyn dan menghancurkannya, sang pangeran iblis malah mendaratkan ciuman ke bibirnya.     

Untuk sesaat gadis itu terpukau dan tubuhnya membeku. Ciuman itu begitu tiba-tiba dan rasanya memabukkan. Saat sang iblis menciumnya, entah kenapa semua syaraf Emmelyn menolak bekerja. Seolah setiap serat keberadaannya menyambut ciuman itu dengan sukacita.     

[Apa-apaan ini? Kenapa aku tidak dapat bergerak?] pikir Emmelyn. Matanya yang brengsek malah memejam dan bibirnya melenguh, mengeluarkan suara yang tidak dikenalnya.     

Setelah entah berapa lama, akhirnya bibir keduanya lepas. Lelaki itu menatap Emmelyn dengan takjub dan wajahnya kini dihiasi senyuman.     

[Brengsek. Kenapa senyumnya manis sekali?] omel Emmelyn dalam hati.     

"Kau akan menjadi ibu dari anak-anakku," tukas laki-laki itu dengan nada setengah memerintah.     

"Eh...tunggu dulu," Emmelyn yang sudah tersadar dari kekagetannya buru-buru mengusap bibirnya dengan kasar seolah berusaha menghilangkan bekas bibir sang iblis dari bibirnya. "Aku tidak mau menjadi istrimu! Aku tidak mau menikah denganmu, hey pembunuh!!"     

Lelaki itu mengerutkan keningnya dan menatap Emmelyn dengan pandangan mencemooh. "Siapa bilang aku ingin menjadikanmu istri?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.