Pangeran Yang Dikutuk

Iblis Yang Gembira



Iblis Yang Gembira

0Emmelyn benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi sebenarnya. Ia membuka mulutnya hendak memaki Pangeran Mars sekali lagi, tetapi sebelum ia dapat mengatakan apa pun, laki-laki itu telah menarik tubuhnya ke tempat tidur dan berbaring sambil memeluknya erat sekali.     

"A-apa-apaan ini?!! Lepaskan aku! Laki-laki mesum!" tukas Emmelyn sambil berusaha keras melepaskan diri dari pelukan sang iblis.     

Ia bukanlah gadis lemah. Ia telah berlatih memainkan pedang sejak kecil dan akhir-akhir ini ia juga bisa dibilang terbiasa angkat beban dengan membawakan barang-barang si brengsek ini selama Emmelyn menjadi budak pelayannya.     

Tapi kenapa, tenaganya sama sekali tidak cukup bahkan untuk menarik lepas tangan laki-laki mesum itu dari perut Emmelyn.     

Laki-laki ini.... kuat sekali, pikir Emmelyn yang mulai putus asa.     

Bagaimana bisa ia membalas dendam?     

"Kau ini bisa diam tidak?" cetus Pangeran Mars dengan suara sewot. "Besok ada kontes memanah di acara ulang tahun raja. Aku memerlukan istirahatku. Kalau kau membuatku kehilangan waktu tidurku yang berharga, besok aku akan meminta raja menjadikanmu sasaran panahan."     

Seketika tubuh Emmelyn membeku. Mati sebagai sasaran panah adalah kematian yang tidak kalah mengerikannya daripada dipancung di alun-alun.     

Ia tidak seberani itu menghadapi kematian yang demikian mengerikan.     

[Baiklah. Aku akan diam. Tapi bukan karena aku menurut kata-katamu.]     

Emmelyn tanpa sadar menahan napasnya. Ia tak mau membuat si iblis kehilangan waktu tidur berharganya.     

[Aku hanya mengalah untuk menang.]     

Emmelyn benar-benar tak dapat bergerak selama setengah jam. Ia takut akan ancaman Pangeran Mars.     

Hmm... ngomong-ngomong kenapa baunya orang ini sangat enak,ya? Emmelyn bertanya dalam hati.     

Ia merasa tidak ada yang istimewa saat menyiapkan air mandi laki-laki ini setiap hari selama sebulan terakhir. Untuk seorang laki-laki, iblis satu ini ternyata cukup menjaga kebersihan. Ia selalu membersihkan tubuhnya setiap malam sebelum tidur.     

Emmelyn telah menyogok kepala pelayan untuk memindahkan pelayan pribadi Pangeran Mars ke istana utama dan menempatkan Emmelyn di sini. Setelah bekerja selama sebulan dan melayani Pangeran Mars setiap hari, pelan-pelan ia mulai dapat bergerak bebas di istananya, karena tidak ada yang mencurigainya.     

Salah satu tugas berat Emmelyn sebagai pelayan pribadi si brengsek ini adalah menyiapkan air mandinya. Itulah yang tadi disebut Emmelyn sebagai olah raga terpaksa.     

Bayangkan, ia harus mengangkat berember-ember air dari sumur ke kamar pribadi pangeran dan memenuhi bak mandinya dengan air, lalu memanaskannya.     

Hmm... mungkin karena dia mandi setiap hari, makanya baunya enak begini, pikir Emmelyn kepada diri sendiri. Tanpa sadar ia mengendus bahunya sendiri dan berusaha mencium bau tubuhnya.     

Ewhh... ia buru-buru menjauhkan hidungnya dan berusaha menahan batuk. Tubuhnya tidak bau-bau amat, tapi juga tidak wangi seperti dirinya yang dulu. Inilah risikonya menyamar menjadi budak di sarang musuh.     

Seorang budak hampir tidak dapat memperoleh akses ke sarana membersihkan diri. Hanya keluarga raja, bangsawan, dan pejabat yang memiliki kemewahan itu.     

Kadang-kadang Emmelyn sebenarnya tergoda untuk mandi berendam di bak mandi bekas si iblis ini setelah ia selesai mandi. Ia merasa rindu kamarnya sendiri di istana Wintermere, tempat ia memiliki bak mandi yang indah dan berbagai pelayan yang mengurusinya.     

Tapi sekarang, semua itu sudah tidak ada. Tepatnya gara-gara si iblis ini. Semua yang kumiliki sudah hilang, pikir Emmelyn sedih. Bahkan keluarganya pun sudah tidak ada.     

Oh.. ia sangat merindukan mereka.     

Kesedihan Emmelyn tiba-tiba tergugah saat ia merasakan tangan besar yang tadi memeluk pinggangnya secara kurang ajar menyusup masuk ke dalam pakaiannya.     

"..."     

Serentak gadis itu menoleh dan hendak memaki si iblis yang telah bertindak mesum, tetapi ia segera membatalkan niatnya. Rupanya si iblis sudah tertidur dengan pulas. Mungkin tangannya tidak sengaja mengembara ke sana, pikir Emmelyn sambil cemberut.     

Brengsek kau, pikir gadis itu. Ia menarik napas pelan-pelan dan menenangkan diri. Sepertinya Pangeran Mars tampak sangat nyaman tidur dengan memeluk tubuhnya. Hal ini terlihat dari gerakan napasnya yang begitu teratur.     

[Mengalah untuk menang.]     

Emmelyn kembali menghibur dirinya.     

Ia menahan diri dan bersabar. Nanti kalau si brengsek ini benar-benar sudah tidur pulas, ia akan melepaskan diri dan kabur. Setelah ia dapat melarikan diri dari istana ini, ia akan memikirkan cara berikutnya untuk membalas dendam.     

MENGUAP.     

Emmelyn berusaha keras menahan agar matanya tetap terbuka, karena ia harus melarikan diri dari sini. Tetapi tubuhnya merasa sangat lelah. Kejutan yang diterimanya malam ini dan betapa ia sempat berkelahi dengan Pangeran Mars telah membuatnya merasa lelah mental dan fisik.     

[Aku tidak boleh tidur.]     

[Aku mesti kabur dari sini.]     

[Ah.. rasanya lelah sekali.]     

[Tidak. Boleh. Tidur.]     

***     

"Akhirnya kau bangun juga," terdengar suara khas itu dari sampingnya, membuat Emmelyn yang baru menggerak-gerakkan bulu matanya dan bersiap bangun, menjadi kaget dan segera melompat bangun.     

"Di mana aku?" tukas gadis itu dengan mata membelalak lebar. Ia segera melihat sekelilingnya dan menahan napas. "Ini bukan mimpi?"     

Pangeran Mars yang duduk di samping tempat tidur tersenyum sedikit melihat tingkah budak kecil yang tadi malam berusaha membunuhnya itu.     

"Kau tidak mati. Bagus," kata laki-laki itu dengan nada suara riang.     

Emmelyn mengerutkan keningnya mendengar perkataan Mars. Rasanya iblis ini tidak cocok mengeluarkan suara gembira seperti ini.     

Apa sih yang membuatnya kelihatan senang sekali?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.