Pangeran Yang Dikutuk

Aaaaaaahhhhh... **



Aaaaaaahhhhh... **

0Malam itu Mars tidur dengan sangat nyenyak, tanpa bantuan obat tidur sama sekali. Ia juga tidak bermimpi buruk. Baru kali itu ia merasakan tidur yang nyaman dan damai tanpa gangguan.     

Ia tidak tahu apakah itu terjadi karena ia memang 'sembuh' dari kutukannya, atau kerja kerasnya semalam bercinta dengan Emmelyn membuat tubuhnya terlalu lelah untuk dapat melakukan apa pun, termasuk bermimpi buruk.     

Yang jelas, ketika bangun, ia merasa sangat segar. Ketika ia membuka matanya, Mars merasa ada tubuh yang sangat lembut berbaring dalam pelukannya. Ia segera teringat apa yang terjadi tadi malam, dan seulas senyum segera menghiasi bibirnya.     

Kepala Emmelyn disusupkan ke dada Mars dan gadis itu tanpa sadar telah melingkarkan tangannya ke perut sang pangeran dan memeluknya erat sekali.     

Ahhh... rasanya posisi ini nyaman sekali, pikir Mars. Ukuran tubuh Emmelyn begitu pas masuk dalam pelukannya. Mungkin ini yang membuat tidurnya tadi malam menjadi sangat nyaman.     

Seperti biasanya saat bangun pagi, Mars merasakan kejantanannya menegang. Ugh... gawat, pikirnya. Kali ini dengan adanya Emmelyn dalam pelukannya, gairahnya langsung otomatis kembali terbakar.     

Ugh.... bagaimana ini? Ia tidak mau menyetubuhi gadis itu lagi pagi-pagi, karena tadi malam sepertinya Emmelyn sudah sangat kelelahan. Mars tidak mau ibu dari calon anaknya jatuh sakit karena terlalu banyak berhubungan seks.     

Mars, kau ini lelaki dewasa. Seharusnya kau bisa menahan diri, ia menegur dirinya sendiri.     

Ia beringsut perlahan-lahan hendak menjauh dari Emmelyn. Ia berusaha bergerak dengan sangat halus, agar tidak membangunkan gadis itu.     

Ugh.. susah juga kalau kepala Emmelyn menempel begini di dadanya. Ahh... sial.     

Dengan posisi seperti ini, Mars jadi dapat mencium aroma Emmelyn yang membuatnya kecanduan. Puncak kepalanya mengeluarkan aroma khas gadis itu, yang tak dapat ia jelaskan dengan kata-kata.     

Ia hanya tahu bahwa aromanya membuat ia tergila-gila.     

Astaga... gairahnya sudah di ubun-ubun dan kejantanannya pun mengeras, meminta pelepasan. Ia tidak ingin menyetubuhi Emmelyn lagi... Tapi...     

Astaga!     

Pemuda itu kaget sekali ketika tangan Emmelyn yang tadi memeluk pinggangnya bergerak turun dan menyentuh penisnya yang sedang tegak berdiri. Mars menahan napas seketika.     

Rasanya...     

Rasanya tidak tertahankan lagi.     

Ia menyentuh tangan Emmelyn yang menyentuh penisnya, hendak menjauhkannya, agar ia dapat berguling ke samping dan melepaskan diri. Tetapi...     

Sialnya, tangan gadis itu malah menepuk-nepuk lembut penisnya dan memegangnya. Mars mengerutkan kening. Ia menoleh dan menatap wajah gadis itu.     

Ahhh.. Emmelyn tampak bergumam tidak jelas. Sepertinya ia sedang bermimpi dalam tidur. Ia terus saja memegang penis Mars yang sudah demikian keras dan tegang. Rasanya semua darah di tubuh sang pangeran telah berkumpul di titik itu dan siap meledak.     

Sungguh tidak tertahankan lagi. Akhirnya Mars menyerah.     

Ia tahu sia-sia saja berusaha melepaskan diri dari Emmelyn untuk mencari pelepasannya. Tetapi di saat yang sama ia tidak ingin mengganggu tidur gadis itu.     

Uhmm....     

Ia memegang tangan Emmelyn dan dengan melingkarkannya ke sekeliling kejantannya, lalu dengan hati-hati memandunya tangan gadis itu untuk bergerak naik turun.     

Astaga!! Sihir apa ini? Rasanya luar biasa!     

Mars tidak mengira kenikmatan yang ia rasakan saat kejantanannya dilayani oleh tangan Emmelyn terasa begitu meledak-ledak. Ini juga posisi yang sangat menyenangkan.     

Ia sama sekali tidak perlu mengeluarkan tenaga, tetapi ia tetap memperoleh kenikmatan yang luar biasa.     

Ia memejamkan mata dan menikmati gerakan tangan Emmelyn yang mengusap penisnya naik turun dengan gerakan teratur.     

Ahhh... ketika ia hampir mendapatkan pelepasannya, Mars menggerakkan tangan Emmelyn semakin cepat.. dan semakin cepat... hingga akhirnya... cairan kental itu kembali keluar diiringi dengan erangan pelan dari bibir sang empunya.     

Sang pangeran sungguh bahagia. Setelah hidup selama 27 tahun, baru kali ini ia dapat merasakan nikmatnya hubungan seksual yang sebenarnya. Untuk itu ia harus berterima kasih kepada Emmelyn.     

Ahhh... dadanya berdegup kencang dan napasnya memburu selama beberapa menit setelah ia mendapatkan pelepasannya.     

Setelah ia berhasil menenangkan diri, Mars mencium rambut Emmelyn dan berguling ke samping dengan hati-hati agar ia itdak membangunkan gadis itu.     

Setelah membersihkan diri, ia lalu mengenakan pakaian dan bergegas keluar kamar untuk berlatih bersama para prajuritnya.     

***     

Emmelyn bangun ketika matahari sudah tinggi. Astaga... Ia merasa sangat lelah. Sekujur tubuhnya, terutama bagian bawah rasanya pegal-pegal.     

'Ini gara-gara pangeran brengsek itu tidak memberiku waktu istirahat, terus menghajar,' pikir Emmelyn sambil mengerucutkan bibirnya. Ingatannya kembali pada peristiwa tadi malam.     

Seketika pipinya memerah membayangkan apa saja yang telah mereka lakukan. Astaga... Ia merasa sangat malu ketika mengingat betapa ributnya ia semalaman ketika Mars menyetubuhinya. Suara desahan dan teriakannya pasti terdengar ke seluruh penjuru kastil.     

Aduh.. bagaimana ia bisa menunjukkan wajahnya di depan semua orang? Para prajurit penjaga dan pelayan yang lain pasti tahu apa yang ia lakukan bersama Pangeran Mars tadi malam.     

Ya Tuhan.... bagaimana ini?     

Ia menekap wajahnya dengan kedua tangan saking malunya.     

"Eh...?" Emmelyn kaget sekali karena tangan kanannya seketika terjatuh dari wajahnya. Lho? Kenapa ia tak punya tenaga untuk mengangkat tangannya itu?     

Ada apa ini? Apa aku menjadi lumpuh? Jangan-jangan sebentar lagi aku akan mati...     

Jangan-jangan kutukan si pangeran sialan ini sekarang sudah mengenai aku?     

"Aaaaaaaaaaahhhh!"     

Jeritan Emmelyn terdengar ke seluruh penjuru kastil, bahkan hingga ke halaman depan tempat Mars sedang berlatih pedang bersama para anak buahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.