Pangeran Yang Dikutuk

Pangeran Mars Melupakan Sesuatu



Pangeran Mars Melupakan Sesuatu

0Raja Jared dan Ratu Elara saling bertukar pandang ketika mereka mendengar Mars berkata bahwa dia memiliki sesuatu yang lebih baik dari ramuan obat tidur dari tabib untuk membuatnya tidur nyenyak.     

Mereka tahu putra tunggal mereka selalu mengalami kesulitan tidur sejak ia masih kecil. Mars sering dihantui oleh mimpi buruk dan butuh bertahun-tahun bagi tabib istana untuk meresepkannya ramuan yang dapat membantunya tidur.     

Sekarang, mereka menjadi penasaran ingin mengetahui apa yang dimaksud putra mereka dengan 'ketenangan pikiran'.     

Mars adalah seorang pemikir yang selalu memikirkan banyak hal di kepalanya, mulai dari menaklukkan kerajaan berikutnya hingga mempersiapkan dirinya sebagai raja kerajaan Draec di masa depan. Jadi, bagi Mars agak tidak realistis untuk memiliki ketenangan pikiran.     

"Lalu apa yang bisa memberimu ketenangan pikiran?" Ratu Elara bertanya pada putranya dengan ekspresi penasaran. "Ibu ingin tahu."     

Mars tersenyum misterius sambil menatap ibunya. "Nanti ya, aku akan memberi tahu ayah dan ibu setelah pesta ulang tahun Ayah."     

"Ugh .. kau nakal sekali dengan membuat ibumu penasaran selama berjam-jam. Tolong beri tahu ibu sekarang sebenarnya ada apa. Ibu sangat penasaran," Ratu Elara pura-pura memukul putranya. "Ibu tidak bisa menunggu selama itu."     

"Aku capek sekali, Bu. Aku akan istirahat dan minum sesuatu. Sampai jumpa setelah pesta." Sebelum ibunya sempat memarahinya, Mars dengan cepat mencium pipi ibunya dan berlari menuju istana.     

Raja dan ratu mengerutkan alis mereka. Mereka bisa melihat putra mereka sedang dalam suasana hati yang sangat baik. Itu hampir tidak pernah terjadi dalam 27 tahun hidupnya.     

"Menurutmu apa yang terjadi?" Ratu bertanya kepada suaminya. Raja mengangkat bahu. Pria separuh baya itu menatap punggung putranya yang sedang berjalan menuju istana dan segera menghilang di balik pintu.     

Ahh… Apa pun itu yang membuat putranya bahagia, maka raja juga akan ikut senang.     

***     

"Jadi?" Ratu menyipitkan matanya dan menatap putranya dengan saksama. Tidak ada lagi tamu di aula besar itu, hanya tinggal mereka bertiga dan beberapa pelayan yang membersihkan meja.     

"Hmm... aku baru tahu kalau ternyata aku akan dapat memberikan cucu untuk ayah dan ibu." Akhirnya Mars membuka rahasianya.     

Ratu Elara menekan dadanya karena terkejut. Ia sangat terkejut sehingga selama beberapa detik wanita cantik itu lupa bernapas. Suaminya dengan cepat menepuk punggungnya dengan penuh kasih sayang dan menggugahnya dari keterkejutannya.     

"BAGAIMANA BISA????" Ratu bertanya setelah ia berhasil menenangkan diri. "Apakah kau menemukan penawar kutukannya? Atau .. apakah kau berhasil menemukan penyihir sialan yang mengutukmu dan membuatnya membatalkan kutukannya? Bagaimana bisa...?"     

"Tidak, Bu. Meskipun aku benar-benar ingin menemukan penyihir celaka itu, aku belum bisa menemukan jejaknya. Aku masih dikutuk," Mars menjelaskan dengan cepat. Ia tidak ingin memberi harapan kepada ibunya bahwa dia telah terbebas dari kutukan. "Namun, aku bertemu dengan seorang gadis yang ternyata tetap hidup setelah kami bersentuhan."     

"Aku tidak mengerti. Bagaimana kau bisa bertemu dengan seorang gadis? Kita kan tidak mengizinkan ada wanita yang mendekatimu dalam radius 100 meter. Di mana kau bertemu dengan gadis itu?" Ratu Elara tampak sangat bingung. "Apakah itu terjadi secara tidak sengaja? Sudah berapa kali kau menyentuhnya? Apakah kau yakin dia itu perempuan sungguhan?"     

Mars tertawa kecil saat mendengar kata-kata ibunya. Ia memang anak ibunya. Mereka bahkan mengucapkan kata-kata yang sama.     

"Ya, itu terjadi secara tidak sengaja, dan ya, dia benar-benar seorang perempuan tulen. Kami telah bersama selama lebih dari sebulan dan ia telah menyentuhku berkali-kali," Mars juga menambahkan, "Aku bahkan tidur dengannya sepanjang malam untuk membuktikan teoriku, bahwa dia kebal terhadap kutukanku. Aku akhirnya dapat memastikan bahwa memang dia tidak terpengaruh kutukanku."     

Pangeran Mars tampak sangat senang melihat ekspresi kaget tetapi bahagia orang tuanya. Ayahnya yang tampak tangguh bahkan berusaha untuk menjaga emosinya tetap datar. Pria itu jelas menahan air matanya agar ia tidak menangis haru.     

"Jadi .. kau sudah tidur dengannya? Artinya kita bisa mengharapkan seorang cucu dalam 9 bulan?" Ratu Elara sangat senang mendengar kehidupan seksual anak lelakinya telah berubah menjadi lebih baik.     

Kata-katanya entah bagaimana membuat wajah pemuda itu memerah. Ini bukanlah sesuatu yang biasanya ia bahas dengan orang tuanya. Namun, karena memberi mereka cucu sangat penting bagi ayah dan ibunya, ditambah dengan fakta bahwa mereka mengira ia tidak akan pernah dapat menghasilkan keturunan, Mars tidak punya pilihan selain membicarakan masalah ini dengan mereka.     

"Uhm… kita lihat nanti ya, Bu. Ibu akan jadi orang pertama yang tahu kalau dia hamil," jawab Mars.     

"Ngomong-ngomong siapa dia? Apakah ia seorang wanita bangsawan? Apakah ia masih muda? Bagaimana kalian bisa bertemu?" Ratu Elara akhirnya menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan.     

Wanita itu kaget tapi ia juga merasa bersemangat pada saat bersamaan. Akhirnya .. anaknya bisa hidup seperti laki-laki normal.     

Akan sangat menyenangkan melihat Mars dapat menikah dan membangun keluarga, lalu mempunyai anak-anak.     

"Aku akan membawanya ke sini kapan-kapan agar Ayah dan Ibu bisa melihatnya sendiri. Sementara itu, aku harap ibu senang dengan berita ini."     

"Oh, Ibu sangat senang. Ibu tidak sabar untuk bertemu dengannya!!" Ratu Elara bicara dengan sangat bersemangat. "Siapa namanya?"     

Mars tertegun ketika mendengar pertanyaan ibunya.     

Oh, benar juga.     

Ia lupa menanyakan nama gadis itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.