Pangeran Yang Dikutuk

Apakah Dia Tertidur?



Apakah Dia Tertidur?

0"Aku mau beristirahat dulu. Tubuhku capek," kata Emmelyn.     

"Hmm.. boleh," kata Mars sambil tersenyum lebar. Ia membaringkan tubuhnya di samping Emmelyn dan ikut memejamkan mata. "Aku juga akan beristirahat.     

Gadis itu menoleh ke samping dan mengerucutkan bibirnya. "Huh... Ikut-ikutan..."     

Mars pura-pura tidak mendengar perkataan Emmelyn. Ia asyik saja memejamkan mata dan menikmati empuknya kasur Emmelyn.     

Ahh.. ia hampir lupa, kalau malam ini ia akan kembali tidur di sini. Ahh.. senangnya!     

Bibirnya melengkung tipis ke atas saat membayangkan malam ini ia akan kembali tidur sambil memeluk Emmelyn, dan ... ahem, melakukan tugasnya kepada kerajaan Draec... untuk menghasilkan keturunan.     

Sementara itu Emmelyn yang memandang wajah sang pangeran dari samping hanya bisa menggeleng-geleng. Ia tidak mengerti apa yang begitu lucu hingga membuat Mars tersenyum.     

***     

"Bagaimana makan malamnya?" tanya Mars setelah menaruh pisau dan garpunya di atas meja dan beranjak hendak meninggalkan ruang makan.     

"Enak," jawab Emmelyn jujur. Ia sangat senang karena sekarang para juru masak selalu menyajikan hidangan-hidangan yang ia sukai. Ia merasa sangat dimanjakan. Ahh... kalau begini terus, misi Mars untuk menggendutkannya akan berhasil...     

[Tumben dia bilang makanannya enak.] Mars sangat senang melihat suasana hati Emmelyn sepertinya sangat baik.     

Mars menatap Emmelyn yang berjalan dengan langkah malas meninggalkan ruang makan. Perlahan-lahan wajah pria itu juga dihiasi senyuman.     

Ia merasa hari ini suasana hati Emmelyn sangat baik. Sangat berbeda dari tadi malam saat gadis itu terlihat jelas merasa tertekan. Sepertinya pilihan yang diambil Mars untuk berpura-pura di depan Emmelyn merupakan pilihan yang tepat.     

Dengan ia berpura-pura sama sekali tidak memiliki perasaan cinta kepada Emmelyn, gadis itu tidak lalu merasa tertekan. Emmelyn bisa tenang menjalani perannya di kastil ini, hingga nanti ia melahirkan anak mereka.     

Mars merasa bahwa di titik ini, status sama sekali tidak penting. Menikah dengan Emmelyn atau tidak, yang penting ia mendapatkan gadis ini.     

Untuk apa ia membuat Emmelyn merasa tidak nyaman dan tersiksa dengan memaksanya menikah kalau hati gadis itu nanti akan membencinya?     

Sekarang, Mars hanya perlu meyakinkan Emmelyn bahwa ia tidak mencintainya, dan menyakinkan orang tuanya bahwa ia tidak berniat menikah. Bukankah yang penting Draec memiliki pewaris takhta?     

Raja dan ratu sama sekali tidak memiliki pilihan selain menerima Emmelyn dalam kehidupan Mars. Nanti setelah situasi berubah, atau Emmelyn dapat menerimanya, maka Mars akan meyakinkan gadis itu untuk menjadi istrinya, dan ratu dari kerajaan Draec.     

Ia sudah membicarakan hal itu kepada Emmelyn saat gadis itu sedang mabuk, dan sepertinya Emmelyn dapat menerimanya.     

Nanti, di masa depan, kalau mereka memperoleh kesempatan untuk membicarakannya lagi dalam keadaan sadar, ia berharap Emmelyn akan mau menerimanya.     

Ahh.. Mars dapat membayangkan, nanti kalau Emmelyn sudah dapat melupakan dendamnya, ditambah dengan kehadiran anak-anak mereka di istana ini.. tentu hidup mereka sekeluarga akan sangat bahagia.     

Pikiran-pikiran itu rasanya sangat indah, hingga Mars tersenyum simpul membayangkannya.     

"Kenapa kau berdiri saja di situ?" tanya Emmelyn sambil menoleh ke belakang. Ia menyadari Mars belum berjalan mengikutinya. Pemuda itu masih duduk di kursi meja makan.     

Mars menggeleng dan menjawab sambil tersenyum, "Tidak ada apa-apa. Aku ada urusan sebentar. Kau duluan saja. Nanti aku menyusul."     

"Hm... terserah." Emmelyn mengangkat bahu dan berjalan meninggalkan ruang makan. Ia naik ke lantai tiga dan menuju ke kamarnya. Di sana ia melihat beberapa pelayan sedang menyiapkan air panas untuk mandi.     

Ahh.. tadi saat Mars menyuruhnya memilih untuk makan atau mandi dulu, tentu saja Emmelyn yang suka makan memilih untuk makan malam. Tubuhnya sekarang terasa sedikit segar setelah beristirahat sebentar. Latihan hari ini cukup melelahkan.     

Emmelyn ingat biasanya Mars mandi dan berendam air panas untuk merelakskan otot-ototnya agar ia dapat tidur dengan nyaman. Jadi, tentu saja lebih baik mereka mandi sebelum tidur.     

Melihat bak mandi yang diisi air hangat hingga setengah membuat Emmelyn menjadi tergerak untuk berendam.     

Ahh.. ia lupa, tadi ia mengeluarkan keringat sangat banyak saat berlatih di lapangan bersama para prajurit. Pantas tubuhnya terasa kurang nyaman.     

Walaupun suhu di musim gugur cukup dingin dan seharusnya tidak membuatnya terlalu banyak berkeringat, namun Emmelyn sudah cukup lama tidak berlatih sehingga reaksi tubuhnya menjadi berlebihan.     

Ia memegang rambutnya yang terasa lengket. Ahh... ia harus mencuci rambutnya sebelum tidur. Kalau tidak rasanya akan sangat tidak nyaman.     

"Silakan, Yang mulia," kata para pelayan sambil membungkuk hormat setelah mereka selesai mengisi bak mandi dengan air panas.     

"Hmm.." Emmelyn mengangguk dan melambai, menyuruh mereka pergi. "Terima kasih. Sekarang tinggalkan aku."     

"Baik, Yang Mulia."     

Setelah mereka keluar dan menutup pintu di belakang mereka, Emmelyn segera melepaskan pakaiannya dan memasukkan ujung kakinya ke dalam air panas.     

Ahh.. panasnya sudah pas. Gadis itu lalu masuk ke dalam bak mandi dan berendam hingga ke dadanya. Rasanya sangat nyaman dan merelakskan.     

Tubuhnya yang tadi terasa pegal-pegal, perlahan mulai terasa relaks. Emmelyn mengambil penciduk air dan membasahi kepalanya. Ahh.. air hangat yang membasuh kepalanya terasa sangat menyegarkan dan membuat kepalanya seolah menjadi ringan.     

Emmelyn lalu memejamkan matanya, memutuskan untuk menikmati suasana syahdu di kamarnya dengan kehangatan air yang merendam tubuhnya.     

Wahh... kalau ada lilin wangi, pasti rasanya akan lebih menyenangkan, pikir Emmelyn. Ah, tapi, berendam seperti ini saja rasanya sudah sangat menyenangkan.     

Ia memutuskan untuk tidak memikirkan apa pun malam ini, agar tubuh dan pikirannya dapat menikmati suasana relaks ini sepenuhnya. Mumpung si pangeran brengsek itu sedang sibuk dan tidak mengganggunya di waktu mandi.     

Emmelyn terhanyut dalam kenikmatan berendam air panas sambil mengosongkan pikirannya. Suasana kamarnya yang remang-remang, hanya diterangi oleh tiga buah lilin, dan suasana yang sunyi terasa begitu menenangkan.     

Ahh.. kalau ada musik, suasana ini pasti sempurna.     

Ia hanya mendengar suara hewan-hewan malam dari luar jendela dan tiupan angin di luar sana. Baiklah.. begitu juga tidak apa-apa. Emmelyn memutuskan untuk menikmati berendamnya dengan sepenuh hati.     

Emmelyn benar-benar merasa relaks hingga ia tidak mendengar suara pintu dibuka dan pangeran putra mahkota melangkah masuk ke kamar.     

Mars berhenti sejenak di ambang pintu ketika ia melihat Emmelyn berendam sambil memejamkan mata di bak mandi.     

Kepala dan rambutnya terlihat basah. Rambutnya yang panjang indah, tergerai hingga ke punggungnya, menutupi sebagian kulit punggungnya yang putih mulus. Sekali pandang, Mars dapat menduga bahwa Emmelyn hendak mencuci rambutnya.     

Mars berjalan menghampiri Emmelyn dan berdiri di samping bak mandi. Ia lalu mendeham untuk menarik perhatian gadis itu, tetapi Emmelyn sama sekali tidak membuka matanya.     

[Apa dia tidur lagi?]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.