Pangeran Yang Dikutuk

Mandi Atau Makan Dulu?



Mandi Atau Makan Dulu?

0Mars hanya menatap Emmelyn yang berpura-pura tampak tenang di depan Gewen. Perasaan sang pangeran campur aduk. Ia merasa sedih memikirkan apa yang sedang dirasakan gadis itu.     

Kalau ia yang berada di posisi Emmelyn, apakah ia masih dapat memasang ekspresi tenang seperti itu dan tidak mengamuk? Ia dapat merasakan kebencian Emmelyn terhadap Gewen dan para prajuritnya.     

Ia tahu, awalnya Emmelyn juga membencinya. Namun kini, setelah mereka berinteraksi secara intense selama lebih dari seminggu, perlahan-lahan, sikap Emmelyn sedikit berubah. Mungkin Emmelyn sudah dapat menerima kenyataan bahwa 'semuanya adil dalam cinta dan perang'.     

Apa yang dilakukan Mars bukan karena dendam personal kepada keluarga Rosehill dan kerajaan Wintermere, melainkan karena kerajaannya memiliki visi untuk menguasai benua Terra, dan itu membuat mereka harus menundukkan kerajaan-kerajaan lain di sekeliling mereka.     

"Baiklah, angkat busurnya seperti ini," kata Gewen dengan tegas. Ia mengangkat busurnya dan menoleh ke arah Emmelyn yang mengikuti gerakannya.     

Gadis itu berusaha mengeraskan hatinya dan membuang jauh-jauh perasaan pribadinya. Saat ini adalah kesempatan bagus baginya untuk belajar memanah dari salah seorang master panahan di seluruh benua Terra.     

Ini bukan kesempatan yang akan datang dua kali. Bukankah lebih baik jika ia mengambil manfaat sebanyak-banyaknya dari musuh? Apa yang ia ambil ini bahkan tidak ada apa-apanya dari apa yang mereka ambil darinya.     

Anggap saja ia menagih utang sedikit demi sedikit.     

"Seperti ini?" tanya Emmelyn sambil mengangkat busurnya, berusaha mengikuti gerakan tangan Gewen. Ketika sang jenderal muda melihat sikap berdiri gadis itu, ia menggeleng.     

"Hmm.. berdirinya lebih tegak dan busungkan dadamu. Lenganmu diangkat hingga segaris dengan bahu. Lalu tarik napas dalam-dalam..." kata Gewen setelah mengamati postur Emmelyn. "Hmm.. tubuhmu seperti perempuan. Mungkin kau perlu busur untuk perempuan yang lebih ringan."     

Ia hendak mengambil busur dari tangan Emmelyn, tetapi gadis itu buru-buru menghindar. "Tidak usah. Aku bisa mengangkat ini. Busurnya cukup ringan untukku."     

"Kau tidak bohong?" tanya Gewen. "Baiklah. Kalau begitu kau coba latih gerakan menarik busurnya. Seperti ini.."     

Gewen mengambil kembali busurnya yang tadi ia letakkan dan membuat gerakan menarik tali busur.     

"Tanpa panah?" tanya Emmelyn keheranan.     

"Tanpa panah. Sebelum kau menembahkan anak panah, kau harus tahu dulu cara menarik tali busur yang benar, cara berdiri yang benar, dan bagaimana kau dapat melihat sasaran dengan baik."     

Gewen terus memberikan petunjuk kepada Emmelyn sambil memperagakan dengan busurnya.     

"Nah, kau coba berlatih menarik tali busur seratus kali. Kalau sudah, bilang aku." Ia lalu meninggalkan Emmelyn berlatih sendiri dan berjalan menghampiri Mars.     

"Anak itu lumayan berbakat juga. Badannya terlalu kurus untuk bermain pedang. Dia itu cocoknya menjadi pemanah," komentar Gewen kepada Mars. Sang pangeran mengangguk.     

Keduanya berdiri diam memperhatikan Emmelyn mengatur posisi berdirinya dan menarik tali busur berkali-kali, hingga 100 kali, seperti yang diperintahkan oleh Gewen.     

"Kapan Lord Aldrich pulang ke Glendale?" tanya Gewen tiba-tiba. "Kita berangkat ke Southberry empat hari lagi. Apakah ia akan ikut kita?"     

Mars tentu saja berharap Emmelyn mau ikut dengannya ke Southberry. Ia ingin menunjukkan perkebunan anggur di sana yang sangat indah. Sayangnya, Emmelyn selalu menolak dengan tegas.     

"Kurasa tidak," kata Mars.     

"Mengapa tidak? Bukankah kita akan melewati Glendale dalam perjalanan ke Southberry. Dia bisa saja ikut rombongan kita lalu pulang ke rumahnya. Kurasa lebih praktis begitu daripada dia pulang sendirian," kata Gewen lagi. Ia tampak mengamati Emmelyn agak lama dan kemudian mengangkat tangannya. "Hei, cara menariknya salah!"     

Ia lalu bergegas meninggalkan Mars dan menghampiri Emmelyn. Ia berdiri di belakang gadis itu dan memegang tangannya yang sedang menarik tali busur.     

Tubuh Emmelyn seketika menegang saat merasakan tubuh Gewen menempel di belakangnya. Tangan kiri pria itu memegang tangan kirinya yang mengangkat busur, sementara tangan kanan Gewen menahan tangan kanan Emmelyn yang sedang menarik talinya.     

[Brengsek! Apa-apaan ini?]     

"Harusnya tanganmu diangkat tinggi, sejajar dengan bahu, seperti ini," kata Gewen dengan tidak sabar. Ia lalu menekan tangan kanan Emmelyn. "Sekarang tarik yang kuat.... lepaskan!"     

SYUT!     

"Bagus!" Gewen menepuk bahu Emmelyn dan berjalan ke sampingnya. "Tadi kuperhatikan belasan percobaan pertama gerakanmu bagus. Tetapi semakin lama semakin lemah dan tidak fokus."     

Emmelyn tidak menjawab. Ia benar-benar harus menahan diri sekuat tenaga agar tidak menampar Gewen.     

Ahh.. tentu lelaki itu tidak tahu bahwa tadi ia membuat Emmelyn kaget dan merasa tidak nyaman dengan ia tiba-tiba saja memegang tangan gadis itu. Di mata Gewen, ia sedang mengarahkan dan melatih seorang bangsawan lelaki.     

"Kalau kau bisa mengulangi gerakan itu lagi sebanyak 20 kali, aku akan mengizinkanmu menggunakan panah," kata Gewen sambil menunjuk papan target di ujung lapangan. "Kita mulai dengan jarak 10 meter, lalu 20 meter, dan nanti sampai 100 meter."     

Emmelyn mengigit bibirnya dan mengangguk. Ia berhasil mengeraskan hati dan tidak mempedulikan perasaan tidak nyamannya dan kembali berlatih menarik tali busur.     

Sementara itu, Mars mengepalkan tangannya melihat Emmelyn seperti itu. Entah kenapa, setelah tadi malam bicara dari hati ke hati dengan Emmelyn dan mengetahui isi hati gadis itu yang sesungguhnya, ia mulai melihat gadis itu dengan sudut pandang lain.     

Setiap ekspresi yang ditampilkan Emmelyn baik itu senang atau sebal, kerutan di wajahnya dan kernyitan di keningya, dengusan yang ia keluarkan kalau ia tidak senang, dan saat ia memutar matanya karena kesal, terlihat begitu jelas di mata Mars.     

Dari sikap tubuh dan ekspresi kesal Emmelyn tadi, ia dapat mengerti bahwa Emmelyn merasa tidak nyaman saat Gewen memegang tangannya dan mengarahkannya dalam menarik tali busurnya.     

Ah, Gewen kan tidak tahu kalau Emmelyn adalah perempuan, sehingga ia tidak bisa disalahkan.     

"Hmm.. bukan seperti itu, Lord Aldrich," kata Gewen sambil menggeleng-geleng. "Tanganmu harus diangkat seperti ini."     

Pria itu kembali berjalan mendekati Emmelyn dan hendak memegang tangannya dari belakang seperti tadi. Tubuh Emmelyn seketika menegang saat ia merasakan tubuh Gewen hampir menyentuh tubuhnya.     

"Gewen! Biarkan aku saja yang mengajari Lord Aldrich. Kau urusi anak buahmu agar mereka siap untuk Southberry!" Tiba-tiba terdengar suara Mars dari samping dan Emmelyn tidak lagi merasakan ada tubuh Gewen di belakangnya.     

Mars telah menarik Gewen dan menyeretnya ke lapangan sebelah. Spontan Emmelyn menoleh ke kanan dan melihat Mars menepuk punggung Gewen dan menunjuk ke arah 200 pasukannya yang sedang berlatih panahan.     

"Eh...? Apa yang sedang dia lakukan?" gumam Emmelyn keheranan.     

Ia berdiri terpaku keheranan dengan busur di tangan. Gewen mengerling ke arahnya dan seolah mengatakan sesuatu kepada Mars, tetapi pria itu melambaikan tangannya dan menggeleng. Sepertinya ia tidak mengizinkan Gewen melatih Emmelyn lagi.     

Akhirnya Gewen mengangkat bahu dan melambaik kepada Emmelyn. "Baiklah, Lord Aldrich, kita lanjutkan besok, ya!"     

Setelah itu, ia berbalik dan meneriakkan perintah-perintah kepada para prajuritnya. Mars berjalan menghampiri Emmelyn dan bertanya dengan acuh tak acuh.     

"Kau tidak apa-apa?"     

Emmelyn mengerucutkan bibirnya. "Memangnya kenapa?"     

Mars tidak menjawab. Ia menatap gadis itu dan mengamati wajahnya baik-baik. Setelah memastikan bahwa Emmelyn tidak lagi terlihat tegang, pria itu mengangguk sendiri.     

"Ayo coba ulangi gerakan menarik busur tadi. Aku mau lihat..." katanya sambil melipat tangan di depan dada.     

"Baiklah." Emmelyn tahu percuma saja ia membantah Mars di depan umum seperti ini. Kalau mereka hanya berdua, ia dapat menjadi dirinya sendiri, tetapi di depan banyak orang, ia harus memperlakukan sang putra mahkota dengan penuh hormat dan mematuhi kata-katanya.     

Emmelyn mengangkat busurnya dan menarik tali busur seperti yang tadi diajarkan Gewen. Mars memberi petunjuk berkali-kali dan setelah Emmelyn puluhan kali menarik busurnya, pria itu akhirnya mengangguk puas.     

"Kau sangat berbakat," puji pria itu.     

Emmelyn tidak menjawab.     

***     

"Ahhh.. capek sekali!" seru Emmelyn setibanya di kamar. Ia melemparkan tubuhnya ke atas tempat tidur dan memejamkan mata.     

Ia capek tetapi senang karena hari ini bisa berlatih kembali. Setelah melatih kemampuannya bermain pedang, ia juga bahkan belajar menembakkan panah. Selain insiden kecil dengan Gewen tadi, semuanya berjalan sangat menyenangkan.     

"Kau mau mandi dulu atau makan malam dulu?"     

Pertanyaan yang dilemparkan pemilik suara bariton yang khas itu membuat Emmelyn cegukan dan membuka sebelah matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.