Pangeran Yang Dikutuk

Kau TIDAK BOLEH Membunuh Raja!



Kau TIDAK BOLEH Membunuh Raja!

0"Di kastil ini kau kan hanya bicara.. denganku..." kata Mars akhirnya yang pelan-pelan mulai mengerti apa menjadi keluhan gadis itu. "Apakah kau suka bicara denganku setiap hari? Apa itu yang mengganggumu?"     

Emmelyn memutar matanya. "Siapa yang suka bicara denganmu? Aku hanya bicara denganmu supaya aku tidak gila."     

"Mengakulah.. kau merasa sebal aku menghindarimu sebab itu artinya kau tidak bisa berbicara denganku... Benar, kan?" tanya Mars sambil tersenyum lebar. Suasana hatinya yang seharian tadi mendung, pelan-pelan berubah menjadi cerah.     

"Apakah itu artinya kau menyukaiku?" tanya pria itu sambil menarik Emmelyn kembali ke dalam pelukannya.     

"Cih..." Emmelyn membuang muka.     

"Kau belum menjawab pertanyaanku..." tukas Mars. Ia menarik dagu Emmelyn dan dengan lembut memutar kepala gadis itu agar menghadapnya. "Apakah sikapmu yang uring-uringan ini bukan karena kau membenci kamarnya, tetapi kau benci berpisah dariku? Kau tidak ingin kita saling menjaga jarak?"     

Emmelyn menatap sepasang mata keemasan itu dengan mata berkaca-kaca. Ia lalu mengangguk.     

"Kau sungguh-sungguh?" tanya Mars dengan senang.     

[Ah.. pasti dia sungguh-sungguh. Dia kan sedang mabuk. Pasti sekarang dia sedang jujur.]     

Dalam hati Mars merasa sangat senang karena tadi Emmelyn minum wine sangat banyak hingga sekarang ia mabuk dan berada dalam situasi yang sangat rapuh dan terbuka.     

Ia telah mengaku bahwa sebenarnya ia tidak membenci kamarnya, ia juga memberi tanda bahwa sebenarnya ia tidak suka jika Mars menjauhinya.     

Lalu, kalau Emmelyn tidak mau Mars menjaga jarak darinya.. apa itu artinya? Apakah itu berarti sebenarnya Emmelyn juga diam-diam menyukai Mars?     

Ia sendiri yang tadi memberi isyarat bahwa ia menyukai ritual mereka saat menghabiskan waktu bersama sehingga Emmelyn dapat mengobrol dengan Mars.     

Sang pangeran memutuskan untuk memanfaatkan kesempatan langka ini untuk mencari tahu semua tentang Emmelyn, mumpung gadis itu sedang berada dalam kondisi di mana ia akan berkata jujur tentang apa saja.     

"Putri Emmelyn... apakah kau menyukaiku?" tanya Mars dengan dada berdebar-debar.     

Sekarang, ia hanya perlu tahu jawaban gadis itu, iya atau tidak.     

Ia sudah tahu bahwa kata-kata yang diucapkan Emmelyn di mulut, tidak selalu sama dengan apa yang ada di dalam hatinya. Tadi Emmelyn bilang membenci kamarnya, tetapi sebenarnya ia menyukainya.     

Maka bisa jadi.. saat tadi Emmelyn mengatakan ia tidak mau menikah dengan Mars, sebenarnya ia sedang berbohong, entah dengan alasan apa.     

Emmelyn memutar matanya. "Tentu saja aku menyukaimu. Kau ini kan sangat tampan..."     

Sepasang mata keemasan Mars tampak berbinar-binar. Ia merasa sangat senang karena Emmelyn mengakui ketampanannya.     

Ahh.. senang sekali rasanya bisa mendengar gadis ini sekali-kali menyatakan isi hatinya yang sebenarnya.     

"Jadi, menurutmu aku tampan?" tanya Mars lagi.     

"Kenapa kau menanyakan itu lagi? Kau ini narsis ya? Ingin sekali terus-terusan dipuji..." omel Emmelyn. "Aku tidak mau menjawab."     

"Hmm.. baiklah. Kita coba pertanyaan lain. "Mars mendeham. "Siapa kau sebenarnya? dan apa tujuanmu datang ke kastilku ini?"     

Ia ingin menguji apakah Emmelyn benar-benar akan menjawab jujur semua pertanyaannya atau tidak.     

"Aku?" Emmelyn menunjuk hidungnya sendiri.     

"Benar. Siapa kau sebenarnya?"     

"Hmmph. Namaku Emmelyn Rosehill dari Wintermere. Aku adalah anak bungsu raja dan ratu Wintermere," Emmelyn menjawab dengan tegas. "Aku ke sini untuk membalas dendam kematian keluargaku. Aku sengaja menyamar sebagai pelayan laki-laki agar aku bebas mendekatimu dan..."     

"Hmm... bagian itu aku sudah tahu," kata Mars. "Lalu sekarang.. apakah kau masih ingin membunuhku?"     

Emmelyn menggeleng. "Tidak."     

"Oh...." Ekspresi Mars segera berubah gembira. Ia menghembuskan napas lega. Berarti Emmelyn memang sudah berubah dan sekarang tidak lagi ingin membunuhnya.     

"Aku ingin membunuh ayahmu."     

DEZIG!     

Mars tiba-tiba merasa seolah disambar petir ketika mendengar ucapan Emmelyn selanjutnya.     

Ternyata Emmelyn belum berubah. Ia hanya mengganti targetnya. Tadinya ia ingin membunuh Mars, namun sekarang niatnya berubah. Kini, ia ingin membunuh raja Jared, ayah Mars.     

"Bagaimana kau akan membunuh ayahku?" tanya Mars dengan suara tercekat. "Sebelum kau bisa menyentuhnya, kau pasti akan mati. Ayahku dikelilingi oleh para pengawal yang sangat tangguh."     

Gila Emmelyn ini! Dia pikir dirinya kucing yang punya sembilan nyawa???     

Jangankan membunuh raja, mendekatinya saja akan sulit bagi gadis itu. Mars tahu Emmelyn terbiasa berkelahi dan dapat menggunakan pedang, tetapi kemampuannya tidak dapat dibandingkan dengan para pengawal raja.     

Ia tak mau kehilangan gadis itu karena dihukum mati oleh raja akibat percobaan pembunuhan.     

"Bagaimana kau bisa bermimpi membunuh raja?" tanya Mars sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.     

"Di pesta dansa," kata Emmelyn dengan berani. "Aku akan memperoleh kesempatan mendekati raja brengsek itu kalau aku datang bersamamu.. anaknya."     

Mars mendesah kaget. "Kau tidak boleh membunuh raja, kau dengar aku? Kau akan mati! Kalau kau mati maka anak-anakku akan mati bersamamu. Aku tidak akan membiarkannya."     

"Kau ini aneh," omel Emmelyn. "Aku ini belum hamil. Kau belum punya anak. Bagaimana bisa anak-anakmu mati bersamaku? Dasar bodoh.. ahhh, aku menyesal tadi menyebutmu sebagai laki-laki pandai."     

"Tidak.. kau salah. Walaupun kau belum hamil, tetapi kau adalah ibu dari anak-anakku. Tanpamu, anak-anakku tidak akan lahir karena... hanya kau yang bisa melahirkan anak untukku. Aku tak dapat menyentuh wanita lain..." kata Mars dengan suara sedih.     

"Aku berbohong saat mengatakan aku bisa mencari wanita lain yang dapat kusentuh. Orang tuaku sudah lama mencari dan tidak ada yang selamat. Sudah sangat banyak korban yang jatuh... Aku tidak mau membunuh orang lagi..." Ia melanjutkan dengan sungguh-sungguh.     

"Eh.. berarti kau berbohong kepadaku? Laki-laki brengsek!" Emmelyn membelalakkan matanya lebar sekali saat mendengar kata-kata sang pangeran.     

Mars mengangguk. "Benar, aku berbohong... dan besok pagi kau tidak akan ingat apa yang kukatakan malam ini."     

"Cih..." Emmelyn membuang muka. "Pembohong."     

"Beri tahu aku, apa yang kau rencanakan untuk membunuh ayahku?" tanya Mars dengan nada mendesak. Senjata apa yang akan kau pakai?"     

"Pisau, racun di minuman, dan sumpit beracun..." jawab Emmelyn. "Aku mempersiapkan Rencana A, B, dan C. Aku kan pintar."     

"Astaga... kalau begitu kau tidak boleh datang ke pesta istana. Kau hanya akan mencari masalah," kata Mars sambil menggeleng-geleng. "Aku akan memberi alasan kepada ibu bahwa kau sakit."     

"Tapi aku ingin membunuh raja!" seru Emmelyn. "Kau tidak bisa melarangku pergiiiii....!!!"     

Suaranya keras dan membuat Mars panik. Ia buru-buru membekap mulut gadis itu. "Ssshhh.. jangan sekali-kali kau bicara seperti itu. Banyak orang di kastil ini yang bisa mendengarmu."     

"Memangnya kenapa?" tanya Emmelyn tak acuh.     

"Kau akan mati kalau berita ini sampai ke istana," tegur Mars.     

Setelah memastikan Emmelyn tidak akan berteriak lagi menyebutkan keinginannya membunuh raja, pria itu baru melepaskan tangannya dari bibir Emmelyn.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.