Pangeran Yang Dikutuk

Mars Di Kamar Emmelyn



Mars Di Kamar Emmelyn

0"Apa maksudmu?" tanya pria itu dengan suara bingung. Ia menangkap tangan Emmelyn yang hendak mengambil tatakan lilin dari meja kecil di samping tempat tidur dan melempar ke arahnya. "Hei.. hei, hei....lepaskan tatakan lilinnya, nanti kau akan melukai dirimu sendiri."     

"Dasar brengsek...!" umpat Emmelyn lagi. "Tidak cukup kau menjajah negeriku dan membantai keluargaku... sekarang kau ingin menahanku di kastil busukmu ini! Dasar Pangeran busuk!!"     

Mars menatap mata gadis itu lekat-lekat dan ia menyadari bahwa Emmelyn sedang mabuk. Tadi memang gadis itu minum beberapa cangkir sebelum Mars jatuh tertidur.     

Berapa banyak yang sudah ia habiskan? pikir Mars.     

Ia bangkit dari tempat tidur dan melihat guci berisi wine yang ada di meja. Gila..! Isi guci sebesar ini hampir habis diminum sendiri oleh Emmelyn.     

Ia lalu menyibakkan tirai yang menutup jendela untuk melihat keluar. Dari posisi bintang-bintang di langit malam, ia dapat memperkirakan sekarang baru jam 1 pagi. Berarti ia baru tertidur selama hampir dua jam.     

Kalau Emmelyn tadi minum banyak sebelum tertidur, wajar saja kalau sekarang ia masih mabuk. Efek wine yang membuat otaknya tidak dapat berpikir jernih masih cukup pekat.     

"Kau minum banyak sekali," komentar Mars. Ia kembali ke tempat tidur dan duduk di samping Emmelyn. "Kau bahkan tidak menyisakan untukku."     

Emmelyn melipat kedua tangannya di dada dan mendengus. "Kau membuatku stress sehingga aku minum banyak sekali. Dasar brengsek!"     

"Aku membuatmu stress??" Mars menunjuk hidungnya sendiri. "Aneh sekali. Kau yang membuatku stress hingga aku menyiksa para prajuritku dengan latihan berat seharian ini."     

"Kau yang membuatku stress duluan..." kata Emmelyn ketus. Tetapi air mata pelan-pelan menetes dari kedua sudut matanya.     

Mars tertegun melihat Emmelyn menangis.     

Kenapa gadis ini menangis?     

Mars belum pernah melihat Emmelyn meneteskan air mata sebelumnya, sehingga pemandangan ini membuatnya kehilangan akal. Ia tidak tahu mengapa Emmelyn menangis. Dan apa yang harus ia lakukan agar gadis ini berhenti menangis?     

"Hei.. kenapa kau menangis? Apa yang membuatmu sedih?" tanyanya dengan cemas. Ia menepuk-nepuk punggung Emmelyn dan sikapnya menjadi canggung.     

Ahh.. ia lebih menyukai Emmelyn yang galak dan bahkan mau membunuhnya, daripada Emmelyn yang menangis sedih seperti ini.     

"Kau yang membuatku sedih... Tanggung jawab kau!" tukas Emmelyn sambil memukuli dada Mars sekuat-kuatnya. Pemuda itu tidak mengerti apa yang sedang terjadi, tetapi ia membiarkan saja Emmelyn memukulinya.     

Mungkin memang gadis ini perlu melampiaskan perasaannya...     

Lagipula tubuhnya terlalu kuat untuk merasakan sakit akibat pukulan kedua tangan mungil itu. Mars hampir tidak merasakan pukulan demi pukulan yang dilayangkan Emmelyn ke dadanya yang kokoh.     

Setelah memukul berkali-kali selama lima menit tanpa mendapatkan reaksi dari Mars, Emmelyn menghentikan perbuatannya dan memukul sisi tempat tidur.     

"Aaaahhh... percuma! Percuma memukulmu, kau tidak akan tahu bagaimana perasaanku..." tangis Emmelyn.     

Kini, Mars benar-benar yakin bahwa gadis itu sedang mabuk. Dari mulutnya tercium bau alkohol yang cukup menyengat, dan sikapnya juga sangat berbeda dari biasanya.     

Emmelyn pasti tahu bahwa walaupun ia sangat membenci Mars, ia tidak akan memukul pria itu secara terbuka, karena bagaimanapun pemuda itu adalah putra mahkota Kerajaan Draec.     

Pangeran Mars memiliki harga diri dan kehormatan sebagai calon raja. Tidak mungkin ia membiarkan dirinya dipukul oleh seorang wanita tanpa orang itu mendapatkan hukuman.     

Namun, karena ia sadar Emmelyn sedang mabuk dan pikiran jernihnya tidak bekerja, Mars sama sekali tidak memikirkan kehormatannya.     

Pikirannya sibuk memikirkan apa yang sedang dipikirkan Emmelyn dan kenapa ia tampak sangat tertekan.     

"Aku tidak bisa membaca pikiran, jadi aku tidak akan mengerti apa yang kau rasakan," kata Mars, balas menggunakan kata-kata Emmelyn tadi pagi ketika menuntut penjelasan dari Mars yang mendiamkan Emmelyn.     

"Ugh.. kenapa kau tidak bisa membaca pikiran? Kau kan pangeran putra mahkota Kerajaan Draec yang hebat?? Kau pandai, sangat tampan, tangguh di medan perang... kau juga sangat perkasa di tempat tidur. Intinya kau ini sempurna. Kenapa kau tidak sekalian saja bisa membaca pikiran? Tanggung amat..." omel Emmelyn sambil mengerucutkan bibirnya.     

Mars batuk-batuk saat mendengar kata-kata gadis itu. Ucapan yang keluar di saat seseorang sedang mabuk, biasanya adalah isi hatinya yang jujur, kan?     

Jadi.. apakah Emmelyn memang melihatnya seperti itu? Ia laki-laki yang sempurna?     

Apa tadi katanya...?     

Mars sangat pandai..     

Tampan.     

Tangguh di medan perang.     

Juga sangat perkasa di tempat tidur.     

Whaaaa....!     

Kedua sudut bibir Mars seketika berkedut menahan senyum.     

Ia merasa tersanjung. Rupanya seperti itulah Emmelyn melihatnya.     

Lalu, kalau ia memang laki-laki sempurna, kenapa Emmelyn tidak sudi menikah dengannya?     

Ia memutuskan untuk bertanya kepada Emmelyn. Mumpung gadis itu sedang mabuk dan bicara jujur, ia akan mencari tahu semua yang ingin ia ketahui dari Emmelyn.     

Ia tidak tahu kapan lagi kesempatan seperti ini akan datang. Akhirnya ia menarik gadis itu ke pelukannya dan menatap sepasang mata indah yang tampak mengantuk itu.     

"Kalau menurutmu aku laki-laki sempurna.. kenapa kau tidak mau menikah denganku?" tanya Mars dengan tegas.     

Emmelyn memutar matanya. "Kata siapa kau sempurna? Kau kan tidak bisa membaca pikiran."     

"Ugh... baiklah. Kalau aku bisa membaca pikiran, dan aku menjadi sempurna, apakah kau mau menikah denganku?" tanyanya lagi.     

Emmelyn menggeleng kuat-kuat. "Tidak bisa... Tidak bisaaaaaaa..."     

"Kenapa tidak bisa?" tanya Mars, berusaha mendesak jawaban dari Emmelyn.     

Ia ingin tahu apa yang dipikirkan gadis itu tentangnya.     

"Tidak bisaaa.. kau ini musuh. Kau penjajah bangsaku..." Emmelyn meneteskan air matanya lagi. "Kau membunuh keluargaku... Bagaimana bisa aku menikah dengan pembunuh..."     

Dada Mars seketika terasa sesak saat ia mendengar kata-kata Emmelyn.     

Ahh... alasan gadis itu memang masuk akal. Bagi seisi keluarga Emmelyn ia adalah pembunuh, dan bagi seluruh rakyat Wintermere, ia adalah penjajah...     

Ia kini dapat mengerti sudut pandang gadis itu.     

Kalau Emmelyn mau menikah dengannya, tentu gadis itu akan merasa sebagai pengkhianat, bagi keluarga dan bangsanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.