Pangeran Yang Dikutuk

Kamar Baru Emmelyn



Kamar Baru Emmelyn

0"Yang Mulia, saya akan menunjukkan kamar Anda. Nanti Anda bisa menunggu di sana. Saya akan mengurusi barang-barang dan pakaian Anda bersama pelayan yang lain," kata Roshan kepada Emmelyn setelah gadis itu selesai makan.     

"Hmm.."     

Emmelyn bangkit dari kursinya dan berjalan mengikuti Roshan yang memandunya ke lantai tiga, melintasi lorong yang sangat panjang hingga tiba di sebuah kamar yang terletak di ujung.     

"Silakan masuk, Yang Mulia..." kata Roshan.     

Ketika Emmelyn masuk ke kamarnya yang baru, ia merasa terkesan karena kamar ini sangat indah. Sangat pantas untuk seorang putri bangsawan. Di tengah ruangan ada sebuah ranjang besar dari kayu dengan linen yang halus dan memiliki warna lembut.     

Ahh... kamar ini mengingatkannya akan kamarnya sendiri di istana Wintermere. Walaupun Emmelyn adalah seorang gadis yang aktif dan senang bertualang serta bermain pedang, sejatinya ia adalah seorang perempuan yang menyukai keindahan.     

Kamar Mars yang kemarin ditempatinya terlalu simpel dan maskulin untuk seleranya. Sehingga, ketika ia melihat kamar yang disediakan untuknya ini ternyata sangat indah, Emmelyn merasa sangat senang.     

Di dekat tempat tidurnya yang indah, ada bak mandi kayu yang besar, meja tulis dan lemari berisi beberapa buku, sofa yang nyaman, dan lantainya dialasi kayu sehingga tidak terasa dingin ketika dijejak.     

Satu-satunya kekurangan di kamar ini adalah jendelanya. Ketika Emmelyn menyibakkan tirai beludru yang menutupinya, ia dapat melihat teralis besi yang menghalangi penghuni kamar ini untuk melarikan diri.     

Ahh... jadi sebenarnya kamar indah ini bukanlah tempat tinggal bagi Emmelyn, melainkan penjaranya. Gadis itu mengerutkan bibirnya dan kedua tangannya mengepal ke sisi hingga jari-jarinya memutih.     

Kenapa hidupnya harus menjadi seperti ini?     

Hmph...     

Emmelyn mengusap matanya dan menahan diri agar ekspresinya tetap terlihat tenang. "Terima kasih, Roshan. Aku akan menunggu di sini."     

"Baik, Yang Mulia. Saya akan membawa barang-barang Anda kemari."     

Setelah berkata begitu, Roshan segera pamit dan keluar dari kamar itu. Emmelyn duduk di sofa dan mengamati sekelilingnya. Kalau ia tidak berhasil melahirkan dua atau tiga anak sekaligus, maka tempat ini akan menjadi penjaranya selama beberapa tahun ke depan.     

Sangkar Emas, pikirnya.     

***     

Satu jam kemudian Roshan datang bersama beberapa pelayan yang membawakan pakaian Emmelyn dan beberapa buku yang ia taruh di kamar Mars saat ia membacanya kemarin.     

"Yang Mulia Pangeran tadi meminta saya memanggil penjahit istana kemari," kata Roshan. "Ia akan kemari sebentar lagi dan mengambil ukuran Anda untuk membuatkan mantel baru, serta beberapa pakaian lagi, sesuai keinginan Anda."     

"Hmm..." Emmelyn tidak memperhatikan ucapan sang kepala pelayan. Ia hanya mengangguk asal. Gadis itu sedang duduk di tepian jendela sambil mengamati keluar lewat teralis besi yang menghalangi. Ia menopang wajahnya yang mungil dengan tangan kanannya.     

Sepasang matanya yang indah sedang menatap keluar dan memperhatikan Mars yang masih menyiksa para prajuritnya dengan latihan keras.     

Emmelyn tidak tahu apakah sang pangeran sadar bahwa kamar yang ditempati Emmelyn sekarang menghadap ke lapangan yang ia gunakan untuk melatih pasukannya.     

Matahari sudah mulai naik ke atas kepala, sekarang sudah hampir pukul sepuluh pagi. Itu berarti para prajurit itu sudah berlatih selama hampir lima jam. Mars juga.     

Apa dia tidak kelelahan, ya? pikir Emmelyn keheranan.     

Ia mengambil buku Strategi Perang Jenderal Harland dan membuka bab sepuluh. Di situ dikatakan bahwa latihan memang perlu, tetapi istirahat yang cukup juga perlu.     

"Gila, apa dia mau membunuh para prajuritnya dengan kelelahan?" Emmelyn memutar matanya. Ia lalu mengambil bukunya dan meneruskan membaca. Kalau ia memang akan menjalani hari-harinya dikurung di sangkar emas ini, ia harus dapat mengisi waktunya dengan baik.     

Tadi malam ia membaca satu bab yang sangat menarik tentang menyusup ke tempat musuh. Kalau memang ia mendapatkan kesempatan untuk datang ke pesta di istana, maka ia akan mencoba membunuh raja dan mengakhiri semua dendamnya di sini.     

Ia menoleh ke arah lapangan dan kembali menatap punggung Mars yang berdiri tegak membelakanginya dan meneriakkan berbagai perintah kepada anak buahnya yang terlihat sudah sangat kelelahan.     

[Hmm.. seandainya saja kau bukan musuh, mungkin kita bisa berteman. Sebenarnya kau tidak terlalu buruk.]     

***     

Setelah makan siang, penjahit istana datang dan mengukur tubuh Emmelyn untuk membuatkan mantel baru baginya. Ia juga membawa beberapa korset untuk gadis itu agar ia memilih mana yang paling ia sukai.     

"Korset? Untuk apa?" tanya Emmelyn keheranan. Menurutnya, manusia yang menciptakan korset sebaiknya dibakar hidup-hidup di tiang berapi. Ia sangat membenci benda satu itu. Selain bentuknya yang tidak menarik, mengenakannya membuat tubuh Emmelyn sakit dan pegal-pegal.     

Ia tidak mengerti kenapa perempuan harus memiliki pinggang yang kecil agar dapat masuk ke dalam pakaian pesta mereka. Kenapa tidak membuat pakaian pesta yang sesuai bentuk badan sang pemakai saja? Itu kan lebih masuk akal?     

"Karena saya akan membuatkan pakaian pesta untuk Anda, Lady Emmelyn," kata sang penjahit dengan nada suara sewot. Sedari awal bertemu Emmelyn, wanita separuh baya ini sudah menunjukkan rasa tidak sukanya kepada gadis itu.     

Namun, karena ia hanya seorang penjahit kerajaan, dan wanita di depannya ini adalah teman tidur pangeran putra mahkota, maka ia terpaksa bersikap hormat.     

Namun demkian, Emmelyn dapat merasakan dari nada suaranya bahwa Mrs Coultard merasa Emmelyn tidak pantas untuk memakai gaun pesta cantik buatannya.     

"Gaun pesta? Untuk apa?" tanya Emmelyn.     

"Untuk acara pesta dansa di istana. Yang Mulia Ratu akan menyelenggarakan pesta untuk merayakan ulang tahun putra mahkota, dan Pangeran Mars ingin Anda datang," jawab Mrs. Coultard dengan suara datar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.