Pangeran Yang Dikutuk

Aura Yang Gelap



Aura Yang Gelap

0Emmelyn lalu menutup pintu dan duduk di lantai, dekat keranjang Nyonya Adler. Ia melihat keranjang itu berisi berbagai jenis tanaman liar yang tidak ia ketahui namanya. Apakah ini semua tanaman obat?     

Nyonya Adler mengambil sebuah baskom berisi air dan menaruhnya di depan Emmelyn lalu duduk di depan gadis itu.     

"Kau tahu dari mana kalau aku ini perempuan?" tanya Emmelyn begitu Nyonya Adler duduk di lantai bersamanya.     

Nyonya Adler menatap Emmelyn cukup lama sebelum akhirnya menjawab, "Kau adalah penyebab terjadinya perang besar di masa depan. Begitu aku melihatmu.. aku langsung tahu siapa kau. Seluruh tubuhmu dipenuhi dengan aura haus darah."     

Kata-kata penyihir itu membuat Emmelyn seolah disambar petir. Apa katanya? Emmelyn akan menjadi penyebab terjadinya perang besar? Perang dengan siapa?     

Kenapa ia bisa menjadi penyebab perang? Ia bahkan tidak memiliki pasukan. Wintermere dan semua pasukannya sudah hancur, kalah dalam perang tahun lalu.     

Perang apa lagi yang dimaksud penyihir ini?     

"Kau pasti salah orang," kata Emmelyn dengan suara tercekat. "Aku tidak punya pasukan. Bagaimana mungkin aku dapat berperang?"     

Nyonya Adler menggeleng-geleng. "Bukan kau yang berperang. Kau akan menjadi PENYEBAB timbulnya perang."     

Seketika Emmelyn merasa udara di sekitarnya seolah menghilang dan ia tidak dapat bernapas. Ia menjadi penyebab terjadinya perang? Bagaimana mungkin?     

Ia sangat benci perang. Ia telah melihat sendiri penderitaan yang ditimbulkan oleh perang...     

"Bagaimana bisa? Katakan kepadaku bagaimana bisa aku menjadi penyebab perang!" tuntut Emmelyn.     

"Aku tidak dapat mengatakannya," kata Nyonya Adler. Wanita itu mengaduk-aduk air di dalam baskomnya dan kemudian tampak tercenung. Ia lalu mengangkat wajahnya dan menatap Emmelyn dengan pandangan kasihan. "Kehidupanmu sangat keras."     

Emmelyn menatap sepasang mata abu-abu yang memandangnya dengan sorot mata kasihan itu dan ia menjadi marah. Gadis itu mengeluarkan pisau dari balik pakaiannya dan mencengkram kerah baju sang penyihir.     

"Katakan kepadaku apa yang akan terjadi! Kalau tidak, kau akan merasakan belati ini menusuk tubuhmu!" ancamnya.     

Nyonya Adler malah tertawa kecil. Dengan sekali lambaian tangannya, pisau di tangan Emmelyn telah berubah menjadi ular kecil yang mendesis .     

"Aaahh!!!" Begitu ia melihat ular di tangannya, Emmelyn spontan melemparkan ular itu ke sudut ruangan. Tubuhnya bergidik ngeri.     

Ia sama sekali tidak menduga wanita tua ini sangat lihai!     

"Apa yang kau lakukan?" seru gadis itu. Napasnya menjadi tersengal-sengal.     

"Kau mengancam hendak melukaiku, tentu saja aku membela diri," cemooh sang penyihir sambil tersenyum jahat.     

Emmelyn tertegun mendengar kata-kata Nyonya Adler. Ia tahu bahwa wanita tua itu benar. Emmelyn-lah yang mengancamnya terlebih dahulu.     

Emmelyn belum pernah bertemu penyihir sungguhan sebelumnya dan tidak tahu bahwa mereka bisa mengubah pisaunya menjadi ular seperti yang barusan dilakukan Nyonya Adler. Penyihir ini juga dapat membaca pikirannya.     

Ahh.. sungguh menakutkan kekuatan yang dimiliki wanita tua ini!     

Setelah beberapa saat, ia akhirnya angkat bicara. "Aku hanya tahu kau membawa sial. Kau ini dikelilingi oleh nasib buruk. Siapa pun yang mendekatimu akan mengalami kesialan."     

"Bagaimana kau tahu aku membawa sial? Apa buktinya? Apa yang kau lihat dalam diriku yang menunjukkan bahwa aku bernasib buruk?" tanya Emmelyn mendesak.     

Ia tidak berani mengancam penyihir itu lagi karena dia khawatir wanita tua itu akan membalas dengan membuat lebih banyak ular menyerangnya.     

"Auramu dikelilingi oleh kegelapan," kata penyihir itu. Kali ini suaranya melembut. Mungkin dia merasa kasihan pada Emmelyn, yang memiliki nasib yang malang.     

Emmelyn tidak tahu bagaimana menanggapi kata-kata penyihir ini. Ia belum pernah bertemu penyihir sungguhan sebelumnya dan tidak tahu seberapa tepat ramalan mereka.     

"Pernahkah kau melihat orang yang memiliki aura gelap sebelumnya?" tanya Emmelyn. "Apakah mereka benar-benar membawa kesialan?"     

Nyonya Adler mengangguk. "Ya, pernah, tetapi tidak satu pun dari mereka yang memiliki aura segelap milikmu. Aku juga melihat perang besar di masa depan, dan kau yang menjadi penyebabnya."     

Emmelyn tersentak mendengar penjelasan penyihir tua itu. Ia benar-benar tidak ingin mempercayai kata-kata Nyonya Adler, tapi ... bagaimana jika itu benar?     

"Apakah kau tahu seberapa jauh di masa depan hal itu akan terjadi?" tanya gadis itu akhirnya. Ia benar-benar tidak bisa membayangkan mengalami perang, apalagi menjadi penyebab perang itu sendiri.     

Nyonya Adler menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa melihat sedetail itu."     

"Hmm ..." Emmelyn mengangguk. Nah, tidak semua ramalan itu pasti terjadi, kan? Jadi, terserah masing-masing orang untuk memutuskan apakah mereka akan percaya atau tidak.     

Emmelyn pernah mendengar tentang beberapa ramalan sebelumnya, dan banyak yang hanya berupa isapan jempol, tidak menjadi kenyataan.     

Lagi pula, tidak semua penyihir memiliki ramalan yang bagus.. Banyak yang tidak bisa dipercaya.     

"Adakah yang bisa aku lakukan untuk mengurangi kesialanku?" tanya Emmelyn lagi.     

Setidaknya, jika memang ia yang menyebabkan kemalangan yang berakibat pada perang itu, Emmelyn ingin tahu bagaimana ia bisa mengubah takdirnya.     

Nyonya Adler mencelupkan tangannya ke dalam baskom berisi air dan mengamat-amati sesuatu di dalamnya. Dia kemudian menghela nafas panjang. Suara desahannya membuat hati Emmelyn mendapat firasat buruk.     

"Aku melihat sumber kesialanmu ada di Draec," kata Nyonya Adler kemudian. "Kalau kau pergi secepatnya dari sini... kemungkinan kau akan dapat melepaskan diri dari nasib buruk itu. Malahan, mungkin perang tidak akan terjadi."     

"Eh, benarkah?" tanya Emmelyn dengan heran. "Semudah itu?"     

"Bisakah kau meninggalkan Draec dengan mudah?" Nyonya Adler balik bertanya.     

Emmelyn tercengang mendengar pertanyaannya. Ah benar saja. Ia tidak dapat meninggalkan Draec dengan mudah. Ia sudah membuat perjanjian dengan Mars untuk melahirkan tiga anak untuknya.     

Hal ini mengingatkannya pada tujuan utamanya datang mencari penyihir di Desa Bydell hari ini. Ia harus menanyakan kepada Nyonya Adler apakah wanita tua itu bisa membantu Emmelyn mengandung anak kembar dua atau kembar tiga atau tidak.     

"Aku ... aku bisa pergi setelah satu tahun asalkan aku bisa melahirkan tiga bayi sekaligus," kata Emmelyn sambil menghela napas. "Bisakah kau membantuku? Kalau tidak .. maka aku akan membutuhkan minimal tiga tahun ..."     

"Ahhh... maksudmu bantuan untuk melahirkan anak-anak pangeran yang dikutuk itu?" tanya Nyonya Adler.     

Emmelyn tercengang mendengar kata-kata wanita tua itu. Apakah Nyonya Adler juga tahu tentang kutukan yang menimpa Mars?     

Bukankah istana menyebarkan berita bahwa pangeran membenci wanita untuk menutupi kutukan itu?     

"Kau tahu tentang kutukan itu?" tanya Emmelyn dengan heran.     

"Ahh .. kebetulan aku kenal penyihir yang mengutuk dia," kata Nyonya Adler sambil mengangkat bahu.     

"Benarkah? Lalu di mana penyihir sialan itu sekarang?" tanya Emmelyn cepat. "Apa kau tahu di mana dia?"     

"Hehehe ... jangan terlalu bersemangat dulu. Aku tidak tahu di mana dia, tapi aku tahu bahwa putra mahkota dikutuk pada hari kelahirannya, bahwa dia tidak akan pernah bahagia. Kurasa alasan kau menjadi satu-satunya wanita yang bisa disentuh olehnya adalah karena kamu memiliki aura gelap tadi. Kau akan memberinya kesialan, dan kehadiranmu dalam hidupnya akan membuatnya menderita."     

"Apa???"     

Kata-kata penyihir tua itu seperti kilat menyambar Emmelyn di siang hari bolong.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.