Pangeran Yang Dikutuk

Lelaki Yang Lebih Tampan Dari Gewen



Lelaki Yang Lebih Tampan Dari Gewen

0"Benarkah?" tanya Mars memastikan.     

"Kapan kau pernah melihatku berbohong?" tanya Emmelyn sambil memutar matanya.     

Saat pandangannya beradu dengan sepasang mata Mars, gadis itu tertunduk. Ia lalu mendeham. "Ahem... baiklah, aku memang pernah membohongimu dan menyamar sebagai pelayan selama sebulan..."     

"Lalu?" tanya Mars, sambil mengangkat sebelah alisnya.     

"Uhm... lalu aku juga berbohong ketika aku mengatakan kepada ibumu bahwa aku adalah anak seorang pelacur.." kata Emmelyn lagi.     

Ketika Mars melipat tangan di depan dadanya dan mengangkat kedua alisnya, Emmelyn mendengus.     

Suara gadis itu terdengar agak kesal. "Oke, baiklah, aku tahu aku memang sering berbohong. Tapi kali ini aku membohongi dia untuk memberinya pelajaran. Supaya dia tidak seenaknya menggoda perempuan."     

Sudut bibir Mars berkerut-kerut menahan tawa. Menurutnya Emmelyn tampak sangat menggelikan kalau sedang marah begini.     

Namun, walaupun ia merasa terhibur dengan tingkah Emmelyn, sang pangeran mendeham dan berpura-pura tersinggung karena Emmelyn membuat kedua sahabatnya mengira ia menyukai laki-laki.     

"Lalu menurutmu sekarang, bagaimana aku harus bersikap kepada mereka setelah Edgar dan Gewen mengira aku tertarik kepada laki-laki?" tanya Mars.     

Ia melanjutkan dengan suara berpura-pura kesal, "Gewen sampai bertanya kepadaku, kenapa aku tidak tertarik kepadanya. Bukankah ia merupakan laki-laki paling tampan di kerajaan Draec? Kalau aku ini gay, seharusnya aku tertarik kepadanya."     

Emmelyn menekap bibirnya dan menatap Mars keheranan. Ekspresinya tampak tercengang.     

Beberapa kali ia membuka mulutnya hendak mengatakan sesuatu, tetapi tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya. Ia terlalu terkejut dan merasa geli mendengar pernyataan Mars.     

Astaga... Gewen.. berkata seperti itu?     

Setelah membuka mulutnya beberapa kali dan tidak dapat mengatakan apa-apa.. akhirnya Emmelyn mengeluarkan suara tawa yang berderai-derai.     

Ia bahkan sampai memeluk perutnya dan berguling-guling di lantai.     

Mars kaget melihat gadis itu tertawa demikian geli. Tadinya ia merasa gemas kepada Gewen yang narsis dan Emmelyn yang sudah membuat rusak reputasinya sebagai lelaki sejati.     

Namun, kini saat melihat Emmelyn tertawa terbahak-bahak sampai berguling di lantai, ia mulai melihat kelucuan dari peristiwa yang terjadi itu. Akhirnya ia juga ikut tertawa.     

Para pelayan yang menunggu di luar ruang makan hanya bisa saling bertukar pandang. Mereka tidak mengerti kenapa sang pangeran dan wanitanya bisa tertawa demikian lepas seperti itu. Apakah ada sesuatu yang sangat lucu?     

"Gila! Temanmu itu narsis sekali..." komentar Emmelyn di tengah-tengah tawanya. "Muhuahahahaha..."     

"Hahaha... yah, dia memang narsis dari dulu. Tapi tidak bisa disalahkan juga. Ia memang digemari banyak wanita, dan ia sangat tampan," kata Mars.     

Emmelyn mengangkat bahu. "Dia memang tampan, tapi aku tidak tertarik kepadanya."     

Tawa gadis itu pelan-pelan mereda dan ia kembali ke kursinya dan duduk dengan anggun. Emmelyn merasa agak malu karena tadi ia melupakan sopan santunnya sebagai seorang putri.     

Sepasang mata Mars menjadi berbinar-binar saat ia mendengar Emmelyn mengatakan bahwa ia tidak tertarik kepada Gewen.     

Ahh.. ia tahu Emmelyn memiliki selera yang lebih tinggi dari itu. Ia tahu Emmelyn menyukainya. Gadis itu telah mengakuinya sendiri saat ia mabuk.     

Ahhh.. Mars senang sekali!     

Kekuatirannya bahwa Emmelyn akan jatuh cinta kepada Gewen ternyata tidak beralasan.     

Emmelyn mengambil cangkir wine dan menyesap isinya sambil tersenyum simpul. "Gewen itu terlalu besar kepala. Ia harus melihat dunia agar ia tahu bahwa ada lelaki yang lebih tampan darinya."     

Kebahagiaan Mars seketika menguap ketika mendengar kata-kata Emmelyn.     

Apa katanya barusan? Emmelyn pernah bertemu lelaki yang lebih tampan dari Gewen?     

Rasanya sangat sulit dipercaya.     

Mars sendiri, walaupun ia sangat tampan, harus mengakui kelebihan sahabatnya itu dalam hal fisik. Kalau Mars saja yang merupakan keturunan elf dari garis ibunya mengakui ketampanan Gewen, berarti Gewen memang sangat.. sangat rupawan.     

"Bagaimana bisa ada orang yang lebih tampan daripada Gewen?" tanya Mars tidak percaya.     

"Terserah kau mau percaya atau tidak. Yang jelas aku pernah bertemu teman seperjalanan yang selalu digilai wanita kemana pun dia pergi. Namanya Maxim," kata Emmelyn sambil mengangkat hidungnya. "Ia jauh lebih tampan daripada Gewen."     

Ia merasa tersinggung karena Mars terkesan tidak mempercayainya, padahal Emmelyn memang benar-benar telah melihat dunia selama ia melakukan perjalanan ke berbagai negeri.     

Mars menatap Emmelyn dengan tatapan menyelidik. "Si Maxim ini... siapa dia?"     

Emmelyn balas menatap Mars dengan pandangan tak acuh. "Memangnya apa hubungannya denganmu?"     

"Aku perlu tahu siapa dia karena..."     

Mars terdiam. Ia merasa sangat cemburu mendengar Emmelyn menyebut nama lelaki lain dan mengatakan bahwa orang itu sangat tampan.     

Namun, ada hak apa ia memaksa Emmelyn menceritakan siapa lelaki itu dan apa hubungannya dengan Emmelyn?     

Ia bukan kekasih dan bukan suami Emmelyn, sehingga ia tidak berhak bertanya-tanya hal pribadi jika gadis itu tidak mau membagikannya secara sukarela.     

Ugh... ketidakjelasan status antara dirinya dan Emmelyn ini memang sangat merugikan bagi Mars.     

Namun, apa daya, ia tidak dapat memaksakan hubungan mereka selama Emmelyn belum merasa siap menerima cintanya.     

"Karena...?" Emmelyn mengulangi kata-kata Mars. Kedua lengannya dilipat di dada, sepasang matanya tajam menatap pria itu. "Kau cemburu?"     

"Eh.. apa katamu? Tidak! Mana mungkin aku cemburu," tukas Mars sambil berpura-pura memasang ekspresi tersinggung. "Aku hanya ingin tahu di mana kau bertemu orang semacam itu. Aku dan Gewen sudah melintasi 22 kerajaan dan di semua kerajaan itu, kami tidak pernah menemukan orang yang lebih tampan daripada Gewen."     

"Oh... itu karena aku bertemu Maxim di Atlantea," jawab Emmelyn santai. "Kau tidak tahu ini, tetapi sebelum aku datang ke Draec aku menghabiskan waktu setahun di benua Atlantea."     

"..." Mars tertegun dan hanya dapat menatap Emmelyn dengan sepasang mata membulat. Kekagumannya kepada gadis ini semakin menjadi-jadi.     

Mars tahu benua Atlantea terletak di seberang lautan. Karena letak Wintermere yang berada di ujung benua Terra dan di pinggir laut, tentu Emmelyn dapat dengan mudah bepergian ke Atlantea.     

Namun demikian, ia tidak menduga gadis itu benar-benar telah melakukannya.     

Mars belum pernah menyeberang lautan, tetapi ia mendengar dari banyak pedagang mereka yang melakukan perjalanan dagang ke negeri seberang, di benua Atlantea ada satu kerajaan besar yang berkuasa atas sebagian besar kerajaaan-kerajaan kecil yang ada di benua tersebut.     

Kerajaan itu bernama Kerajaan Summeria. Mars menduga ayahnya terinspirasi dari sistem politik kerajaan Summeria yang menyatukan sebagian besar benua Atlantea di bawah kekuasaannya, sehingga ia memutuskan untuk menguasai seluruh benua Terra.     

Selain itu, mengingat kecenderungan Summeria untuk mengembangkan daerah jajahan mereka, Raja Jared Strongmoor memiliki kekuatiran bahwa nanti Summeria akan melirik ke seberang lautan dan menyerang kerajaan-kerajaan di Terra.     

Jika hal itu sampai terjadi, Raja Jared tidak yakin bahwa kekuatan mereka saja kalau digabungkan akan dapat menghadapi serangan kerajaan Summeria. Itulah sebabnya, sang raja bersikeras melakukan ekspedisi dan berbagai kegiatan penaklukan terhadap kerajaan-kerajaan lain di Terra.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.