Pangeran Yang Dikutuk

Aku Akan Menghangatkanmu



Aku Akan Menghangatkanmu

0Emmelyn makan dengan tenang. Selama merenung tadi, ia telah berhasil menenangkan perasaannya.     

Bagaimanapun kini Wintermere sudah jatuh dan menjadi koloni Draec. Ia tidak dapat mengembalikan waktu dan mengubah semuanya.     

Lebih baik ia berfokus pada masa depan. Saat ini Emmelyn memiliki dua pilihan. Kalau ia berhasil membunuh raja, maka ia akan membalaskan dendamnya dan hidupnya akan berakhir di sini.     

Ia tidak terlalu keberatan. Karena toh, walaupun ia masih muda, Emmelyn telah melihat dunia. Ia telah bertualang melintasi sepuluh kerajaan di benua Terra dan bahkan menjelajah hingga ke Atlantea.     

Namun, kalau ternyata ia tidak berhasil mendapatkan kesempatan untuk membunuh raja.. maka ia dapat melanjutkan kontraknya dengan Pangeran Mars, melahirkan anak-anak baginya, dan kemudian kembali ke Wintermere sebagai orang bebas dengan Wintermere kembali menjadi kerajaan berdaulat.     

Setelah itu, Emmelyn akan memulai hidupnya dari awal dan menentukan jalannya sendiri.     

Karena itu, ia tidak mau berlama-lama menangisi Wintermere dan keluarganya.     

"Apa yang kau lakukan tadi?" tanya Mars dengan nada senetral mungkin. Ia ingin tahu apakah Emmelyn menghabiskan waktunya merenung selama dua jam dan kini sudah merasa lebih baik, atau gadis itu masih merasa kesal.     

"Tidak banyak. Hanya memperhatikan ikan-ikan di kolam," kata Emmelyn. "Kolam ikanmu itu bagus sekali, ya. Kalau aku duduk berlama-lama sambil memperhatikan ikan-ikan itu, perasaanku menjadi tenang."     

Mars mengangguk senang. "Memang itu tujuannya aku membuat kolam itu di sini. Seorang mentri memiliki kolam seperti itu di rumahnya dan ia yang memberitahuku bahwa kolam ikan kecil seperti ini di dekat rumah akan membuat pemiliknya dapat menghilangkan kejemuan dan perasaan penat."     

"Lalu bagaimana jika musim dingin tiba? Bukankah kolamnya akan membeku? Lalu, apakah ikan-ikannya akan mati?"     

Mars menggeleng. "Kalau musim dingin tiba, ikan-ikannya akan berhibernasi dan bangun kembali saat musim semi tiba. Kupikir mereka sudah terbiasa."     

"Oh, baguslah."     

Musim gugur hampir berakhir dan sebentar lagi musim dingin akan tiba. Emmelyn dapat membayangkan bahwa kehidupan mereka akan terhenti sementara selama musim dingin karena tidak banyak yang dapat mereka lakukan di musim itu.     

"Aku sudah selesai makan," kata Emmelyn sambil mengusap bibirnya dengan serbet. "Aku mau beristirahat sekarang."     

Mars mengangguk. Ia menghabiskan winenya dan bangkit berdiri. Emmelyn sudah duluan berdiri dari kursinya dan berjalan keluar ruang makan.     

Keduanya berjalan beriringan menuju ke lantai tiga dan masuk ke kamar Emmelyn. Di dalam kamar sudah tersedia air hangat untuk berendam.     

Seperti biasa, para pelayan dengan sigap menyediakan air mandi bagi sang pangeran begitu melihatnya keluar dari kamar untuk menemani Emmelyn makan malam.     

"Aku akan berendam, untuk melemaskan otot-ototku dan kemudian tidur," kata Mars memberi pengumuman.     

Emmelyn mengangguk, tidak berkata apa-apa. Mars yang berdiri di tepian bak mandi sambil perlahan-lahan membuka kancing pakaiannya satu persatu, menoleh ke arah Emmelyn dan bertanya, "Kau mau bergabung?"     

Sejak tinggal bersama pangeran brengsek ini, Emmelyn memang sudah terbiasa untuk mandi berendam air hangat sebelum tidur. Baginya, hal itu sangat membuat relaks dan membantunya tidur dengan lebih nyenyak.     

Karenanya, saat Mars menanyakan apakah Emmelyn mau mandi berendam bersamanya, wajah gadis itu bersemu merah dan ia mengangguk.     

Langit di luar sudah gelap dan kamar mereka sudah diterangi oleh beberapa lilin yang memberi penerangan temaram.     

Emmelyn menunggu sampai Mars selesai melepaskan semua pakaiannya dan masuk ke dalam bak mandi, barulah ia meniup lilin yang berada paling dekat dengan bak mandi agar suasana kamar menjadi lebih gelap. Kemudian ia melepaskan pakaiannya.     

Mars hanya tertawa dalam hati melihat tingkah gadis itu. Emmelyn masih belum tahu bahwa Mars dapat melihat dalam kegelapan sehingga apa yang dilakukannya sia-sia saja.     

Mars tetap dapat melihat setiap lekuk tubuh gadis itu dalam segala keindahannya, walaupun suasana di sekitar mereka benar-benar gelap gulita.     

Namun demikian, Mars memutuskan untuk tidak mengatakan apa-apa. Biar saja Emmelyn mengira ia tidak dapat melihat dalam kegelapan, demi membuat gadis itu merasa lebih nyaman.     

Setelah melepaskan semua pakaiannya, Emmelyn lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam bak mandi. Mars memperhatikan setiap tingkah laku gadis itu dengan wajah tersenyum.     

Ahh... ia sungguh merindukan tubuh seksi Emmelyn berbagi bak mandi dan ranjang dengannya. Begitu Emmelyn duduk di ujung bak mandi di seberangnya, Mars menatap wajah gadis itu dengan tidak ada rasa puas.     

Ahhh... ia sangat merindukan rutinitas mereka. Setelah berendam dan merelakskan tubuh, nanti mereka dapat meluapkan kerinduan dan memadu cinta di tempat tidur. Ia sudah tidak sabar!     

"Ngomong-ngomong, selama aku pergi, apakah kau pernah ketiduran lagi di bak mandi?" tanya Mars setelah Emmelyn duduk di dasar bak mandi dan menikmati pijatan air hangat di kulitnya.     

Udara malam yang tadi sangat dingin kini tidak dirasakannya. Hanya ada kehangatan dari air yang merendam tubuhnya hingga ke dada.     

"Tentu saja tidak," jawab Emmelyn sambil cemberut. "Aku kan sudah bilang kalau aku tidak akan mengulanginya. Lagipula aku tahu kau mengirim pelayan untuk memeriksa ke sini dan memastikan aku tidak ketiduran di bak mandi."     

"Hehehe.. aku melakukan itu karena aku kuatir terhadap kesehatanmu," kata Mars sambil tersenyum. "Aku tidak ingin ibu dari calon anak-anakku jatuh sakit. Kau tahu sendiri udara sudah semakin dingin. Beberapa minggu lagi kita akan mengalami turun salju."     

"Hmm..." Emmelyn mengangguk. Ia tidak akan membantah kata-kata Mars karena pria itu memang sepertinya tulus dalam memikirkan kesehatannya.     

Mars puas melihat gadis itu tidak membantahnya. Walaupun dalam hati, ia masih bertanya-tanya apa gerangan yang membuat Emmelyn bersikap baik kepadanya.     

Sejak ia datang tadi, sikap Emmelyn tidak lagi ketus atau berpura-pura menyebalkan seperti biasanya. Ia ingin tahu apa yang membuat Emmelyn berubah sikap.     

Apakah Emmelyn memang sudah menyadari perasaannya kepada Mars dan memutuskan untuk menerimanya?     

Mars tidak tahu.     

Ahh... ia akan menanyakannya nanti kepada gadis itu. Biasanya sebelum tidur, mereka akan berbincang-bincang sedikit. Ia akan mengorek lebih lanjut apa yang terjadi kepada Emmelyn selama ia tidak ada.     

Kalaupun ia tidak bisa mendapatkan jawabannya malam ini, Mars akan menunggu waktu sarapan besok pagi dan menanyakannya.     

Mereka berendam selama lima belas menit tanpa ada yang berkata apa-apa. Keduanya menikmati keberadaan masing-masing dalam diam.     

Setelah ia merasa tubuhnya relaks, Emmelyn memutuskan untuk menggosok kulitnya hingga bersih lalu keluar bak mandi untuk mengeringkan diri.     

Mars segera mengikuti tindakannya.     

Setelah tubuhnya kering dan Emmelyn menaruh kain pengeringnya di atas meja, ia segera bergerak ke lemari hendak mencari gaun tidur untuknya.     

Saat ia sedang meraba-raba berbagai gaun di lemari, tiba-tiba saja sepasang tangan yang besar telah merengkuh pinggangnya dari belakang dan menarik tubuhnya ke pelukan sang empunya tangan.     

Suara bariton yang khas itu kemudian terdengar di telinganya. "Hmm... apakah kau memang membutuhkan pakaian untuk tidur?"     

Emmelyn menelan ludah. Hidungnya telah mencium bau khas Mars dan desah napas pria itu di atas kepalanya. Di punggungnya, ia dapat merasakan detak jantung sang pria yang berdetak kencang.     

"Tentu saja," jawab Emmelyn. "Kau tahu sendiri suhu sekarang sudah sangat dingin..."     

Suara bariton yang khas itu berbisik kembali di telinga Emmelyn dan entah kenapa mampu membuat jantung Emmelyn ikut berdetak sangat kencang.     

"Aku akan menghangatkanmu."     

DEG     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.