Pangeran Yang Dikutuk

247



247

"Sudah berapa lama ayahku berada di sini?" Mars lalu bertanya lagi kepada Gewen.     

Sekarang sang pangeran merasa tidak enak hati. Ia setidaknya harus keluar dan menemui ayahnya sejenak dan memintanya untuk mengerti karena ia harus mengurus istrinya terlebih dahulu.     

Tunggu... ayahnya tidak tahu Emmelyn dan dirinya sudah menikah. Ahh... Mars memutuskan ia akan mengatakan yang sebenarnya kepada orang tuanya besok ketika ia bertemu dengan mereka.     

Setidaknya, ibunya akan mengerti dan mendukung keputusannya tanpa syarat. Ia tahu ibunya akan memberikan restu kepada mereka.     

Sedangkan ayahnya... ah, Mars tidak bisa memperkirakan apa pun saat ini. Ia tahu ayahnya sangat keras dan sepertinya kurang begitu menyukai Emmelyn.     

"Yang Mulia tidak tinggal lama. Keluarga Preston segera datang setelah kau masuk ke dalam bersama Lady Emmelyn. Sepertinya mereka sedang berbicara serius dengan raja," Gewen menjelaskan. Ekspresinya tampak muram. "Lady Preston sangat putus asa saat melihat luka pada tubuh Ellena."     

Ah... benar juga. Ellena juga ada di sini dan ia terluka setelah ia menikam dirinya sendiri dengan pedang Mars.     

Ia hampir melupakannya karena terlalu sibuk dengan kondisi Emmelyn. Preston pasti sudah mendengar apa yang terjadi dan segera datang ke sini.     

Jika mereka tidak memiliki mata-mata yang berkeliaran di sekitar kastil ini untuk memberi tahu mereka tentang setiap hal kecil yang terjadi, setidaknya, mereka pasti khawatir karena Ellena tidak pulang setelah berjam-jam.     

Jadi mereka memutuskan untuk datang ke sini dan memeriksanya.     

Mars bisa membayangkan reaksi mereka. Ia percaya Lady Preston akan mempermasalahkan insiden yang menimpa Ellena.     

Ia bertanya-tanya bagaimana mereka akan menuntut kompensasi atas cedera Ellena meski ia melakukan itu kepada dirinya sendiri.     

"Di mana Ellena sekarang?" Ia bertanya kepada Gewen. "Apakah ia masih di ruang tamu?"     

Gewen menggelengkan kepalanya. "Tidak. Keluarga Preston membawanya pulang, mereka memutuskan untuk menentang saran Tuan Vitas. Mereka tidak ingin ia tinggal di sini, di mana 'Ellena akan lebih menderita', itu yang mereka katakan."     

"Hmm... seberapa parah lukanya?" Mars bertanya lagi.     

Gewen menghela napas panjang sebelum menjawab. "Kelihatannya sangat buruk. Untungnya, tidak mengancam nyawanya dan Tuan Vitas segera datang untuk merawat lukanya. Tabib tua itu bilang Ellena akan selamat."     

"Baguslah," Mars merasa sedikit lega. Jika Ellena tidak mati, setidaknya Preston tidak akan punya alasan untuk memicu keributan di ibu kota.     

Semua orang juga sudah tahu bahwa Ellena lah yang menikam dirinya sendiri. Itu bukan salah siapa-siapa.     

Namun, jika ia meninggal, bahkan jika itu salahnya, mereka dapat menyalahkan putra mahkota karena menyebabkan gadis itu merasa sangat putus asa hingga ia menghabisi nyawanya sendiri.     

Persis seperti yang terjadi kepada Lady Marielle ketika Raja Jared memutuskan pertunangan mereka.     

"Bagaimana bisa berakhir seperti ini?"     

Mars mendongak ketika ia mendengar kata-kata Gewen. Pria itu tiba-tiba berbicara dengan sikap serius. Ia jarang melihat Gewen berbicara seperti ini.     

"Aku tidak tahu, Gewen," hanya itu jawaban yang diberikan Mars. Ia sama terkejutnya dengan Gewen. Ia pikir satu-satunya masalah adalah menemukan penyihir itu dan membunuhnya, lalu ia bisa mengumumkan pernikahannya dengan Emmelyn.     

Begitu mereka melewati semua rintangan, mereka bisa hidup bahagia bersama dan membangun sebuah keluarga yang bahagia. Emmelyn sudah memaafkannya dan ia juga sudah menerima keluarga Mars.     

Mereka sedang menantikan bayi yang akan segera lahir dan mereka juga berencana untuk memiliki lebih banyak anak lagi. Segalanya seharusnya berjalan sesuai rencana.     

Sekarang, dengan adanya kejadian di mana Ellena terluka dan Killian meninggal ketika ia mencoba menyerang putra mahkota, segalanya menjadi lebih rumit dalam sekejap.     

Ellena berkata Killian adalah kerabat Bellevar dan ia tahu di mana penyihir itu tinggal karena ia yang membawa Ellena ke sana.     

Itu berarti, entah bagaimana, Emmelyn juga terkait dengan keluarga Bellevar. Apakah Emmelyn juga tahu soal ini?     

Apakah ia tahu tentang dendam antara keluarga Bellevar dan Strongmoor? Apakah Emmelyn berbohong ketika mengatakan ia tidak mengenal mereka atau tidak pernah mendengar soal kutukannya?     

Dan, jika ia tahu... lalu, mengapa ia masih datang ke kastil putra mahkota dan menyamar sebagai pria untuk lebih dekat dengannya?     

Apakah Emmelyn benar-benar kebal terhadap kutukannya dan mengambil kesempatan untuk membuat pangeran jatuh cinta kepadanya karena ia tidak terpengaruh oleh kutukan itu?     

Mars sangat mencintai istrinya dan ia tidak percaya jika Emmelyn ada hubungannya dengan penyihir itu dan dengan sengaja datang ke Draec untuk merayunya dan membalas dendam.     

Namun, orang lain mungkin tidak akan beranggapan seperti itu.     

Mereka mungkin mengira Emmelyn memang memiliki hubungan dengan keluarga Bellevar dan datang ke sini untuk membalas dendam. Tidak hanya untuk keluarga Bellevar tapi juga untuk keluarganya.     

Mars tenggelam dalam pikirannya.     

Ia harus bertanya kepada Emmelyn apakah ia benar-benar mengenal Bellevar, seperti yang diakui Killian sebelum ia meninggal. Mereka mungkin mengubah identitas mereka dan Emmelyn mengenal mereka sebagai orang lain.     

Jika Mars bisa menemukan keluarga Bellevar, ia bisa membersihkan nama Emmelyn dari semua kecurigaan.     

"Bagaimana kabar Edgar?" Mars lanjut bertanya kepada Gewen. Ia ingat Edgar juga terluka hari ini ketika mencoba menangkap Killian. "Dimana ia sekarang?"     

"Ah, ia baik-baik saja," jawab Gewen. "Tuan Vitas telah merawat lukanya dan mengirimnya kembali ke rumah keluarganya. Ia akan memulihkan diri di sana selama beberapa hari. Jangan khawatir, aku yakin Edgar akan baik-baik saja."     

"Hmm... bagus kalau begitu," Mars menghela napas panjang. Pikirannya kini tertuju kepada ayahnya. Ia ingat raja menatapnya dengan penuh ketidaksetujuan, saat ia membawa Emmelyn masuk dan ia melewati ayahnya.     

Raja Jared pasti kecewa karena Mars menunjukkan kepada orang-orang bahwa Emmelyn adalah kelemahannya. Itu bukan lah salah satu hal yang diajarkan oleh ayahnya.     

Raja selalu mengatakan kepada Mars jika ia harus memberi kesan kepada rakyat bahwa ia adalah orang yang kuat dan tidak berperasaan.     

Yah, Mars memang kuat, tapi ia bukan orang yang tidak berperasaan. Itu bukan karakternya.     

Tiba-tiba, sesuatu muncul di benaknya saat ia mengingat kejadian hari ini.     

"Gewen... kumpulkan semua pria yang hadir saat kejadian hari ini dan segera kirim mereka ke Southberry," kata Mars setelah memikirkan apa yang mungkin dilakukan ayahnya terhadap para 'saksi'.     

Ia menepuk bahu Gewen dan mengulangi kata-katanya. "Ayahku mungkin tidak ingin mereka menyebarkan berita tentang apa yang terjadi hari ini dan memusnahkan mereka. Aku tidak ingin orang-orang setiaku dibunuh, jadi aku akan meminta Athos menjaga mereka dan menempatkan mereka di provinsinya."     

"Oh... baiklah," jawab Gewen.     

Perlahan, kesadaran Gewen juga mulai mengingatkan dirinya sendiri. Raja Jared Strongmoor benar-benar kejam, pikirnya. Raja tidak pernah mau menunjukkan tanda-tanda kelemahannya.     

Itulah mengapa orang-orang yang menghadiri acara di mana ia memperkenalkan bayinya yang baru lahir 27 tahun yang lalu dibungkam atau dibunuh, agar mereka tidak menyebarkan rahasia bahwa keluarga Strongmoor dikutuk oleh penyihir.     

Raja Jared memimpin kerajaannya dengan tangan besi dan mendapatkan reputasi sebagai raja yang kejam dan tak kenal ampun.     

Ini adalah citra yang ia coba tanamkan kepada putra satu-satunya, Pangeran Mars Strongmoor. Dan ia sebenarnya berhasil... sampai Mars bertemu Emmelyn.     

Sekarang, setidaknya beberapa lusin orang yang menyaksikan kejadian hari ini sudah tahu bahwa pangeran sangat mencintai wanita itu dan akan melakukan apa saja untuknya. Emmelyn telah menjadi kelemahannya dan ia membiarkan bawahannya melihat semua itu.     

Raja pasti tidak menyukainya. Dan Mars yakin ayahnya akan mencoba merahasiakannya dengan... melenyapkan para saksi.     

Sayangnya... Gewen juga saksi. Apakah ini berarti raja juga ingin membunuhnya?     

Astaga...! Pikiran yang menakutkan. Alis Gewen langsung berkedut ketika ia memikirkan tentang apa yang bisa terjadi kepadanya seandainya ia bukan putra seorang duke. Hidupnya tidak akan ada harganya dan ia bisa dengan mudah dibuang atau dilenyapkan.     

"Aku akan melakukannya malam ini sehingga mereka bisa langsung berangkat besok ke Southberry," balas Gewen. Wajahnya tampak muram.     

"Bagus. Ikutlah denganku ke ruang kerja. Aku akan menulis surat kepada Athos agar ia tahu apa yang harus dilakukan," kata Mars.     

Ia memberi isyarat kepada Gewen untuk mengikutinya ke ruang kerjanya. Ketika mereka masuk ke dalam, ia duduk di mejanya dan menulis surat pendek kepada sepupunya untuk menjelaskan situasinya.     

Ia percaya Athos akan tahu apa yang harus dilakukan terhadap anak buahnya. Ia akan menunggu sampai kemarahan ayahnya mereda dan berbicara dengannya tentang keputusannya untuk melindungi rakyatnya.     

Uff... Mars merasa tidak sabar untuk segera mengambil alih takhta sehingga ia bisa melakukan sesuatu sesuai dengan kebijaksanaannya sendiri. Sejujurnya, ia merasa ayahnya terlalu kejam dan menciptakan banyak musuh di dalam lingkarannya sendiri.     

Itu sebabnya putranya harus waspada terhadap pengkhianat, dan orang-orang yang bersembunyi di balik bayang-bayang, siap menggulingkan keluarga mereka dari kekuasaan kapan pun mereka mendapat kesempatan.     

"Ini, berikan ini kepada kapten untuk dibawa ke Southberry. Athos akan tahu apa yang harus dilakukan dengan para prajurit," kata Mars sambil menggulung kertas dan menempelkan stempelnya sendiri di atasnya. Ia kemudian memberikannya kepada Gewen.     

"Baiklah, aku mengerti," Gewen menyimpan surat itu di dalam sakunya dan bersiap untuk pergi. "Apakah ada hal lain yang kau butuhkan?"     

Putra mahkota menggelengkan kepalanya. "Tidak."     

"Baiklah. Kalau begitu, aku akan pergi."     

Saat Gewen berbalik dan siap membuka pintu, suara Mars terdengar dari belakangnya.     

"Gewen..." pangeran mengucapkan kata-katanya dengan sangat tulus. "Terima kasih banyak untuk hari ini. Kau adalah teman setiaku dan aku bersyukur memilikimu dalam hidupku."     

Gewen menoleh kepadanya dan tersenyum. "Tidak... kau tidak perlu berkata begitu. Itulah gunanya teman."     

Setelah menyelesaikan kalimatnya, Gewen langsung membuka pintu dan pergi.     

Setelah Gewen keluar, Mars tenggelam dalam pikirannya dan termenung di dalam ruang kerjanya. Ada begitu banyak hal yang berkecamuk di benaknya. Ia perlu mengadakan pemakaman yang layak untuk saudara laki-laki Emmelyn.     

Meskipun Killian adalah 'musuh' mereka, ia tetaplah saudara iparnya dan harus diperlakukan dengan hormat. Selain itu, ia melakukan ini karena semua yang terjadi merupakan kesalahan keluarga Strongmoor.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.