Pangeran Yang Dikutuk

283



283

0Ia menambahkan, "Aku senang kau menyempurnakan aspek ini dalam hidupnya. Aku sudah menyaksikan sendiri bagaimana kastil Putra Mahkota kini sudah berubah dalam beberapa bulan terakhir ini. Kastilnya sekarang terlihat sangat bagus dan sederhana. Aku yakin semua perubahan ini berkat dirimu."     

"Ibu Suri terlalu memujiku," kata Emmelyn dengan ekspresi malu-malu. Sungguh, ia merasa sangat beruntung karena ibu mertuanya adalah wanita yang sangat manis dan penyayang yang menyayangi suaminya dan dirinya.     

Ia pernah mendengar bagaimana kakak perempuannya dulu selalu mengeluh tentang ibu mertua mereka.     

Ketiga saudara perempuannya tidak akur dengan mertua masing-masing karena satu dan lain alasan dan mereka sering mengeluh bahwa ibu mertua mereka terlihat seperti mertua monster.     

Ratu Elara jauh dari kata 'monster'. Ia adalah wanita termanis, yang sekarang dianggap Emmelyn sebagai ibunya sendiri.     

"Apa kau ingin duduk denganku di lounge sambil membahas apa saja yang sudah terjadi kepadamu akhir-akhir ini? Hari ini aku tidak punya rencana apa pun dan kupikir para pria itu akan membutuhkan waktu yang cukup lama dengan pertemuan mereka." Ratu mengundang Emmelyn minum teh bersama setelah mereka selesai memeriksa kamar lama Mars.     

"Aku tidak keberatan sama sekali, Ibu Suri," jawab Emmelyn. Ia lalu mengikuti ratu yang sedang berjalan keluar kamar ketika tiba-tiba ia merasakan Harlow bergerak lagi. "Uff..."     

"Ada apa?" Ratu Elara segera mendatangi Emmelyn dan memegangi bahunya. "Apa kau kram?"     

Emmelyn menggelengkan kepalanya dan perlahan datang ke tempat tidur dan duduk di sana dengan bantuan ratu. Setelah ia lebih tenang, ia menunjuk perutnya dan berkata, "Aku tidak kesakitan... tapi... tapi Harlow baru saja bergerak."     

"Ahh ...!" Ratu sangat terkejut saat mendengar ini. Ia menekan bibirnya dengan kagum dan matanya menjadi berkaca-kaca. "Astaga... luar biasa!"     

"Ya, Harlow sudah mulai bergerak sejak beberapa hari lalu," jelas Emmelyn. Ia sangat gembira melihat reaksi ratu. "Kami menamai anak pertama kami Harlow. Menurutku itu nama yang bagus baik untuk laki-laki atau perempuan."     

"Aku setuju, itu benar sekali!" Kata sang ratu dengan bahagia. "Luar biasa! Aku sangat senang kau akan tinggal di sini bersamaku sehingga aku bisa sering-sering melihat Harlow bergerak dalam beberapa bulan mendatang."     

Ia duduk di sebelah Emmelyn dan mengangkat tangannya. Sebelum ia menyentuh perut Emmelyn, ia melihat menantu perempuannya dan meminta izinnya. "Apakah aku boleh menyentuhnya?"     

Emmelyn mengangguk. "Boleh, tentu saja Ibu Suri..."     

Ekspresi Ratu Elara kini dipenuhi dengan kebahagiaan. Ia teringat akan pengalamannya sendiri saat mengandung bayinya. Hanya satu yang bertahan sampai dewasa dan ia bersyukur melihat putranya sekarang akan memiliki anak sendiri.     

Yang ia rasakan adalah perasaan terbaik di dunia!     

Harlow bergerak dengan antusias saat merasakan tangan ratu di perut ibunya. Baik Ratu Elara dan Emmelyn tertawa terbahak-bahak ketika Harlow bergerak lagi dan lagi.     

"Harlow sangat sehat," komentar ratu. "Aku tidak sabar untuk bertemu Harlow."     

Kedua wanita itu berbagi kebahagiaan atas bayi yang dikandung Emmelyn. Yang satu akan segera menjadi nenek dan yang satunya akan menjadi ibu untuk pertama kalinya. Keduanya memancarkan kilau yang indah di wajah mereka. Mereka juga tidak bisa menahan senyum yang begitu lebar setiap kali mereka membicarakan bayi itu.     

Setelah Harlow tenang dan tidak lagi menendang, Ratu Elara membawa Emmelyn ke lounge pribadinya dan kedua wanita itu duduk dengan santai sambil menikmati teh.     

Ratu memanfaatkan kesempatan ini untuk mengenal Emmelyn lebih baik lagi karena sekarang identitas aslinya telah terungkap. Ratu Elara bertanya tentang orang tuanya, apa yang ia suka dan tidak suka, dan ke mana saja ia pergi sebelum ia datang ke Draec.     

"Aku sungguh menyesal atas apa yang terjadi kepada keluargamu," kata Ratu Elara dengan suara rendah sambil menangkupkan tangan Emmelyn dengan tangannya. "Aku bisa membayangkan rasa sakit dan penderitaan yang kau alami karena perang itu. Atas nama keluargaku... terimalah permintaan maaf dan belasungkawa kami."     

Emmelyn menatap ratu dan menggigit bibirnya, ia berusaha keras untuk tidak tumbang dan menangis.     

Ia telah berhasil melupakan tentang dendamnya dan tidak lagi ingin membalas dendam karena ia menyadari bahwa apa pun yang terjadi, tidak ada yang bisa membangkitkan keluarganya dari liang kubur.     

Namun, ketika ratu sendiri yang membahas soal ini dengannya dan menunjukkan rasa simpati, Emmelyn hanya bisa teringat lagi tentang mendiang keluarganya.     

"Terima kasih, Ibu Suri. Aku merindukan mereka setiap hari, tapi aku mencoba melanjutkan hidup," kata Emmelyn akhirnya. "Mars telah meminta maaf atas invasi tersebut dan kami telah membicarakannya berkali-kali."     

"Ia sudah melakukannya?" Ratu tampak lega karena putranya telah melakukan hal yang benar dengan berbicara kepada Emmelyn dan mencoba menyelesaikan masalah di antara mereka. "Ah... itu bagus."     

Ia percaya semuanya tidak akan berjalan dengan baik di masa depan jika Mars dan Emmelyn tidak menyelesaikan konflik di antara mereka dan memperlakukan masalah itu seperti gajah di dalam ruangan dengan berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja, bahkan jika keduanya sedang jatuh cinta.     

Keterbukaan, pengampunan, dan pengertian sama pentingnya dengan cinta dalam membangun dan memelihara hubungan yang sehat. Ia senang mengetahui Mars dan Emmelyn tampaknya cukup terbuka dan jujur terhadap ​​satu sama lain.     

"Ya, Yang Mulia telah melakukan banyak hal untuk menebus apa yang terjadi di masa lalu," jawab Emmelyn. "Aku tahu keadaannya juga tidak mudah, karena ia sudah merasa bersalah atas perang itu dan peristiwa yang terjadi bahkan sebelum kita bertemu."     

Ratu setuju. Yang terjadi di masa lalu adalah perang dan orang-orang tewas dalam perang. Namun, ia bukanlah orang yang tidak berperasaan hingga mampu mengucapkan kata-kata seperti itu.     

Ia benar-benar berharap Emmelyn bisa melupakan masa lalu dan terus berusaha... untuk membiasakan diri tinggal di Draec dan menjadikan kerajaan ini rumah barunya.     

"Jika kau membutuhkan seseorang untuk diajak bicara, kau selalu bisa datang kepadaku," kata Ratu Elara sambil menepuk tangan Emmelyn. "Tidak mudah bagiku juga untuk memulai hidup baru di ibu kota. Aku hanyalah seorang gadis desa yang terbiasa tinggal di pedesaan. Aku harus banyak belajar dan menyesuaikan diri."     

"Terima kasih atas kebaikanmu, Ibu Suri," kata Emmelyn lembut. Keputusan Mars sangat tepat ketika ia meminta Emmelyn untuk tinggal bersama ibunya saat ia pergi.     

Dalam diri sang ratu, Elara menemukan pendamping, sahabat, dan sosok ibu. Ia merasa sangat diberkati.     

Mereka minum teh sambil berbicara tentang pengalaman mereka sendiri dan apa pendapat mereka soal menjadi seorang 'ibu'. Emmelyn mendengarkan dengan seksama saat Ratu Elara menceritakan pengalamannya melahirkan Mars.     

Ratu Elara terlihat sangat menyayangi Mars, dari caranya bercerita tentang anak lelakinya itu. Dalam hati Emmelyn merasa mulai mengerti apa yang dirasakan oleh sang ratu. Ia pun sangat menyayangi Harlow, bahkan sebelum anaknya itu dilahirkan ke dunia ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.