Pangeran Yang Dikutuk

Kejutan Yang Mengharukan (1)



Kejutan Yang Mengharukan (1)

0Ketika putra mahkota akhirnya kembali, ia melihat kepala pelayan sedang menunggunya dengan cemas di balik pintu.     
1

"Ada apa? Kenapa kau terlihat begitu gelisah?" Mars bertanya kepada Roshan. "Di mana Lady Emmelyn?"     

"Yang Mulia, ia menangis berjam-jam karena Anda tidak pulang untuk makan malam," kata Roshan dengan pelan, ia berusaha keras untuk tidak sembarangan menyampaikan berita itu. "Saya berhasil meyakinkan Yang Mulia untuk makan sesuatu sebelum ia pergi tidur. Tuan Putri juga meminum ramuan dari Dokter Vitas."     

Roshan sepertinya tidak ingin ikut campur dalam urusan rumah tangga majikannya. Itu sebabnya ia melaporkan segala sesuatunya dengan hati-hati.     

"Oh…" Mars segera pergi ke kamar mereka untuk mencari Emmelyn. Ia khawatir ketika mendengar dari Roshan bahwa kekasihnya menangis saat menantinya pulang.     

Astaga... pangeran benar-benar lupa mengirim seseorang ke rumah untuk memberi tahu Emmelyn bahwa pangeran tidak bisa pulang untuk makan malam bersama.     

Sesuatu terjadi di istana dan Mars merasa sangat bersemangat. Kejutan yang sudah lama dipersiapkan Mars untuk Emmelyn akhirnya tiba. Dan Mars ingin memastikan semuanya dipersiapkan dengan sempurna.     

Mars mengira Emmelyn akan mengerti saat dirinya sibuk dan tidak bisa pulang untuk makan malam. Pria itu tidak pernah menyangka ia akan membuat kekasihnya begitu kesal hingga menangis.     

Pangeran membuka pintu dengan pelan agar tidak membangunkan Emmelyn, Mars menduga gadis itu mungkin sudah tertidur. Perapian masih menyala dan ruangan itu tampak hangat dan nyaman.     

Ia melihat Emmelyn di tempat tidur yang sudah memejamkan mata dengan selimut menutupi tubuhnya sampai ke dada. Mars mengira gadis itu memang sudah tidur.     

Namun, air mata yang jatuh dari sudut matanya membuat pangeran sadar bahwa gadis itu masih terjaga. Emmelyn menangis tanpa suara dan pemandangan itu langsung membuat Mars merasa sakit.     

Ya Tuhan... apa yang telah aku lakukan? ia bertanya kepada dirinya sendiri dan merasa putus asa.     

"Sayang... apa kau masih bangun?" Mars berbisik ke telinga Emmelyn dengan lembut,     

Emmelyn menoleh ke samping dan sekarang punggungnya menghadap ke arah pria itu.     

Sekarang jelas bahwa gadis itu memang belum tidur dan ia marah sekali kepadanya. Mars duduk di tepi tempat tidur dan mengusap punggung Emmelyn.     

"Sayang, aku sangat menyesal, aku lupa mengirim seseorang untuk memberi tahumu bahwa aku tertahan oleh suatu urusan yang mendesak di istana," kata Mars dengan suara lembut. "Aku tidak tahu kau akan merasa sangat kesal. Aku tidak akan pernah mengulanginya lagi."     

Emmelyn tidak menanggapi. Namun, air matanya terus mengalir di pipinya. Pangeran sekarang merasa panik melihat gadis itu tidak memberikan tanggapan apa pun dan terus mengeluarkan air mata.     

Mars tidak bisa berkata-kata karena ia tidak pernah menyangka gadis itu akan bereaksi seperti ini. Apakah Emmelyn bertingkah seperti ini karena hormon kehamilannya? Tapi Emmelyn sebenarnya tidak begitu manja dua bulan terakhir.     

Apakah telah terjadi sesuatu baru-baru ini?     

Ahh... ia harus berbicara dengan ibunya atau Tuan Vitas untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kepada Emmelyn.     

"Sayang... apa kau sangat marah kepadaku?" pangeran bertanya lagi. Suaranya terdengar khawatir. "Aku akan menebusnya. Aku akan melakukan apa pun yang kau inginkan. Tapi tolong maafkan aku..."     

Pria itu terus mengusap punggung kekasihnya itu dengan lembut. Usahanya terbayar karena sepuluh menit kemudian Emmelyn menoleh kepadanya dan membuka matanya. Gadis itu mengerucutkan bibirnya dan menatap pangeran dengan air mata yang terus berlinang.     

"Aku tadi menunggumu cukup lama..." kata Emmelyn dengan suara parau. "Aku benci menunggu."     

"Aku tahu, aku minta maaf. Aku benar-benar lupa mengirim seseorang untuk memberi tahumu bahwa aku harus melakukan sesuatu dan kemungkinan akan pulang terlambat," jawab Mars. "Aku tidak akan melakukannya lagi."     

"Apa yang begitu penting sehingga kau tidak ingat untuk memberi tahuku bahwa kau tidak bisa pulang untuk makan malam? Adakah yang lebih penting dari diriku?" Emmelyn bertanya lagi.     

Sebenarnya, jika gadis itu tidak menangis, Mars akan mengira ia terlihat sangat menggemaskan dengan bibirnya yang cemberut dan matanya yang berkilauan karena air mata.     

Emmelyn adalah seorang wanita dewasa tetapi ekspresinya sekarang terlihat seperti gadis kecil yang manja.     

Dalam hati Mars berpikir jika mereka memiliki anak perempuan, ia akan terlihat seperti Emmelyn dan akan sering menunjukkan ekspresi ini. Sungguh sangat menggemaskan!     

"Tidak, tidak ada yang lebih penting darimu di dunia ini," pangeran kini berusaha merayunya. "Sebenarnya, aku tidak bisa pulang justru karena dirimu. Aku sedang mempersiapkan hadiah untukmu tapi butuh waktu terlalu lama untuk menyiapkannya."     

"Benarkah?" air mata Emmelyn berhenti menetes. Ia duduk dan menatap pria itu dengan penuh curiga. "Hadiah? Untukku?"     

"Ya, Sayangku... hadiah spesial untukmu," Mars tersenyum lega setelah melihat reaksi Emmelyn. Awalnya, ia ingin merahasiakannya sedikit lebih lama. Namun, pangeran tidak ingin kekasihnya terus marah kepadanya karena ia terlambat pulang malam ini.     

"Hadiah apa?" Emmelyn menyentuh lengan pangeran dan memintanya untuk mengungkapkan semuanya. "Apa yang telah kau persiapkan untukku?"     

"Aku tidak bisa menunjukkannya sekarang, sudah larut malam, tapi aku berjanji kau akan melihatnya besok pagi-pagi sekali," jawab Mars. "Jadi... kuharap saat kau melihatnya, kau akan bisa memaafkanku."     

Emmelyn menyilangkan tangan di dada dan mengerutkan bibir lagi. "Kita lihat saja nanti."     

"Apakah kau sudah makan malam?" Mars bertanya kepadanya. "Bagaimana dengan ramuanmu? Apa kau sudah meminumnya?"     

"Sudah," jawab Emmelyn. "Bagaimana denganmu. Apakah kau sudah makan malam?"     

Mars menggelengkan kepalanya. "Belum. Aku akan makan malam sebentar lalu bergabung denganmu di sini."     

"Oh...." Emmelyn kini sadar bahwa Mars benar-benar sibuk hingga ia lupa memberi tahu Emmelyn bahwa pangeran akan pulang terlambat. Pria itu bahkan tidak punya waktu untuk makan.     

Apa yang sebenarnya pangeran jelek ini lakukan dari siang?     

"Kau belum makan apa-apa? Apa yang kau lakukan sepanjang hari ini sampai lupa makan?" Emmelyn menggelengkan kepalanya dan memarahi pria itu. "Bagaimana jika kau sakit?"     

Mars tertawa ketika ia melihat kekasihnya kini berubah menjadi khawatir. "Tidak akan pernah terjadi, aku laki-laki. Aku bisa hidup tanpa makanan selama berhari-hari. Aku akan baik-baik saja. Tapi aku senang kau mengkhawatirkanku."     

"Pergilah dan makan sesuatu sebelum tidur," kata Emmelyn. "Dan cepat kembali ke sini."     

"Baiklah, Nyonya," Mars mencium bibir Emmelyn lalu berjalan keluar kamar. Ia menyadari bahwa Emmelyn masih kesal. Itu sebabnya gadis itu tidak menawarkan diri untuk menemaninya makan malam.     

Mars memutuskan untuk makan dengan cepat dan kembali ke kamar mereka sehingga ia bisa memperbaiki kesalahannya. Begitu pangeran meninggalkan ruangan, Emmelyn memijat pelipisnya.     

Emmelyn tidak tahu pasti mengapa dirinya jadi begitu tergantung dengan kehadiran Mars hari ini. Ia juga sangat mudah marah. Emmelyn tidak menyukai perasaan yang kini ia rasakan dan ia bahkan benci melihat dirinya menangis tersedu-sedu untuk hal yang sangat sepele.     

Sementara itu, Mars memanggil Roshan dan memintanya menyiapkan makan malam sederhana. Pangeran ingin makan malam dengan cepat hingga makanan apa pun yang tersedia akan ia santap.     

"Kau bisa membawakanku sisa makan malam tadi," kata Mars pada Roshan. "Aku akan memakannya."     

Roshan tercengang saat mendengarnya. Tidak mungkin. Putra mahkota adalah calon raja mereka. Putra mahkota seharusnya hanya memakan makanan terbaik dan disiapkan saat itu juga dengan semua bahan terbaik. Namun, barusan pangeran meminta Roshan untuk menghidangkan sisa makanan?     

"Tapi, Yang Mulia..."     

"Bukankah aku sudah menjelaskan kepadamu barusan? Sekarang sudah sangat larut. Aku hanya akan makan dengan cepat dan pergi tidur."     

Mars akhirnya harus menaikkan nada suaranya agar Roshan mengerti. Kepala pelayan itu pun terpaksa melakukan perintah putra mahkota.     

Mars duduk di kursi makan dan menyantap hidangan apa pun yang disediakan untuknya. Setelah selesai makan, ia akan meminum ramuan tidurnya dan melewatkan mandi air hangat yang biasa ia lakukan sebelum tidur.     

Butuh waktu lama bagi para pelayan untuk menyiapkan air mandi. Jadi Mars pikir ia tidak usah mandi berendam malam ini.     

Ia tetap akan bisa bertahan hidup meski melewatkan ritual itu satu malam saja kan?     

Sepuluh menit kemudian, Mars telah selesai makan dan kini ia kembali ke kamar mereka.     

"Aku sudah makan malam dan mandi. Sekarang aku siap tidur," lapor pangeran kepada Emmelyn seolah ia seorang prajurit yang selesai melaksanakan tugasnya.     

Emmelyn mengangguk dan menepuk sisi tempat tidur di sebelah kanannya. "Kalau begitu, lebih baik kau tidur sekarang."     

Mars melepas kemejanya, naik ke tempat tidur, dan menyelinap di bawah selimut. Emmelyn membiarkan pria itu memeluknya di bawah selimut.     

"Aku minta maaf untuk apa yang sudah terjadi malam ini," Mars berbisik ke telinganya.     

"Hmm..." Emmelyn hanya menjawab dengan singkat. Gadis itu berpikir akan lebih baik jika ia tidak mengatakan apa-apa karena saat ini emosinya sangat tidak stabil. Emmelyn khawatir ia akan mengatakan hal-hal yang menyakitkan kepada pangeran.     

Hormon sialan ini benar-benar menjengkelkan. Ia tidak ingin kesal dan marah tetapi ia tidak bisa menahannya juga.     

"Selamat malam."     

"Hmm..."     

***     

Mars begitu bersemangat saat bangun keesokan harinya. Ia telah mempersiapkan kejutan ini untuk Emmelyn selama berbulan-bulan dan tidak sabar untuk menunjukkannya kepada kekasih tercintanya. Ia pikir Emmelyn pasti akan menyukainya.     

Ia turun dari tempat tidur dan mengenakan kemeja dan mantelnya. Suhu udara terasa sangat dingin setelah Mars meninggalkan ranjang yang hangat karena tidak ada lagi api di perapian.     

Pangeran dengan cepat membuka jendela untuk memeriksa pemandangan di luar. Apa yang Mars lihat membuatnya tersenyum lebar.     

"Mengapa kau membuka jendelanya?" Emmelyn membuka matanya satu per satu dan menoleh ke arah Mars yang sudah berdiri di dekat jendela. Gadis itu bisa merasakan sisi ranjang di sebelah kanannya kosong.     

"Selamat pagi, Sayang. Aku sedang memeriksa sesuatu di luar," jawab Mars. "Kemarilah dan lihat."     

Emmelyn tiba-tiba teringat bahwa Mars memberi tahunya tadi malam tentang hadiah yang ingin Mars berikan kepadanya.     

Apa yang Mars maksud melihat hadiahnya dari jendela?     

Emmelyn langsung penasaran dan ingin segera mengetahuinya. Apa yang sebenarnya pangeran mesum itu telah persiapkan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.