Pangeran Yang Dikutuk

Tinggal Atau Pergi



Tinggal Atau Pergi

0Mereka terus berbicara dan berdiskusi tentang pria tampan di sekitar mereka termasuk pangeran dan teman-temannya.     

Emmelyn pun menjadi topik perbincangan malam itu. Banyak orang yang tertarik untuk mencari tahu siapa gadis yang datang bersama sang pangeran.     

Awalnya, mereka mengira ia adalah seorang putri dari salah satu koloni Kerajaan Draec yang dijodohkan dengan pangeran.     

Namun, bahkan sampai pesta pesta hampir usai, raja tampaknya tidak berusaha memperkenalkannya kepada para bangsawan yang menghadiri acara tersebut atau secara resmi mengumumkan pertunangannya dengan putra mahkota.     

Jadi .. apa yang sebenarnya terjadi? Mungkinkah gadis itu hanya seorang tamu dan tidak ingin menarik perhatian?     

Semua wanita lain hanya bisa menebak-nebak. Mereka benar-benar penasaran ingin mengetahui siapa dirinya. Sementara itu, Mars hanya bisa menyaksikan orang-orang dari tempat duduknya.     

Emmelyn tidak memintanya untuk berdansa di teras seperti sebelumnya, dan Mars tidak ingin pergi dan berdansa di tengah-tengah begitu banyak orang di lantai dansa.     

Jadi, sang pangeran hanya bisa diam di tempatnya, mencuri pandang ke Emmelyn dari waktu ke waktu.     

Satu hal yang ia perhatikan, gadis itu menjadi sangat pendiam selama pesta berlangsung. Apakah dia sedang merasa sedih? Apakah Emmelyn masih merasa kesal karena bertemu Raja Jared?     

Mars hanya dapat menghela nafas. Dia telah mendengar dari Emmelyn ketika gadis itu mabuk bahwa ia ingin membunuh Raja Jared. Sedalam itulah kebenciannya terhadap ayah Mars.     

Namun, sepertinya Emmelyn tidak mencoba sesuatu yang mencurigakan malam ini. Mars yakin Emmelyn tidak akan berusaha membunuh ayahnya, setidaknya selama pesta pesta.     

Para pengawal raja ada di mana-mana di sekitar mereka. Karena ia sudah mengenal Emmelyn, Mars pikir gadis itu tidak akan melakukan hal bodoh sekarang, apalagi karena ia sedang hamil.     

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Mars mendekatkan wajahnya ke arah gadis itu dan berbisik ke telinganya. "Dahimu berkerut seolah-olah kau sedang memikirkan sesuatu yang berat."     

Emmelyn menoleh kepadanya dan tersenyum. "Tidak ada. Aku hanya pusing."     

Mars tertegun mendengar jawaban Emmelyn yang diucapkan dengan suara yang lembut. Ini tidak terlihat seperti Emmeyn, yang biasanya ketus.     

Emmelyn pasti berbohong tentang apa yang dia pikirkan. Mars tahu gadis tidak ragu-ragu berbohong kapan pun dibutuhkan. Apakah sebenarnya ia merasa sedih tentang sesuatu?     

"Benarkah?" Mars jelas tidak mempercayainya. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling mereka dan melihat semua orang bersenang-senang, kecuali Emmelyn. Sang pangeran lalu bertanya lagi, "Apakah kau lelah? Kau ingin pulang?"     

Emmelyn menggelengkan kepalanya dan memaksakan senyum. "Kita tidak bisa pulang sekarang. Ini hari ulang tahunmu. Semua orang datang ke sini untukmu."     

Mars melirik ke sekeliling mereka lagi dan mengangkat bahu. "Tidak, mereka tidak ke sini demi aku. Ulang tahunku hanyalah alasan untuk berpesta. Kerajaan ini perlu bersenang-senang dari waktu ke waktu. Ibuku selalu menemukan alasan untuk mengadakan pesta untuk para bangsawan. Dia akan mengadakan pesta lagi. mungkin untuk merayakan turunnya hujan salju dan kemudian satu pesta lagi untuk menyambut musim semi ... Kau tidak kenal ibuku."     

"Oh, begitu ya?" Emmelyn melirik ke arah Ratu Elara yang sedang berdansa bersama suaminya. Mereka berdua tampak bahagia dan saling mencintai. "Aku tidak tahu itu."     

"Ya, itu sebabnya aku memberi tahumu apa yang terjadi di sini. Orang-orang itu adalah tamu orang tuaku. Mereka akan tetap bersenang-senang dengan atau tanpa kehadiranku. Selalu seperti itu. Aku biasanya menghindari acara-acara seperti ini karena aku memang tidak suka."     

Mars melanjutkan, "Kalau aku datang, aku harus selalu berhati-hati agar tidak membiarkan wanita mana pun menyentuhku. Rasanya sangat membosankan dan melelahkan. Aku biasanya memilih untuk tidak datang ke acara-acara seperti ini."     

Emmelyn mengangguk mengerti. "Kalau begitu, kalau kau memang tidak keberatan. Aku ingin kita pulang sekarang..."     

Gadis itu merasa lega karena sang pangeran menawarinya pilihan itu.     

Emmelyn telah berperilaku sangat baik, meskipun dia dikelilingi oleh orang-orang yang tidak disukainya, dan terutama raja yang bertanggung jawab atas kematian keluarga dengan peperangannya.     

Namun, jika ia diberi pilihan untuk tinggal atau pergi ... dia akan dengan senang hati memilih yang terakhir.     

"John, ayo kita berangkat sekarang. Tolong beri tahu orang tuaku setelah mereka selesai berdansa bahwa Emmelyn sedang tidak enak badan dan kita harus pulang sekarang," kata Mars kepada kepala pelayan kerajaan.     

John mengangguk dengan hormat. "Saya akan menyampaikan pesan Anda kepada Yang Mulia."     

"Baik." Mars beralih kepada Emmelyn. "Orang tuaku akan mengerti. Aku biasanya tidak lama-lama menghadiri acara kerajaan seperti ini."     

"Ah, begitu." Emmelyn tidak membantahnya. Ia memang ingin pergi.     

"Apakah kau sudah membawa semua barangmu?" Mars bertanya kepada Emmelyn saat gadis itu bangkit dari kursinya.     

Emmelyn mengangguk. Dia tidak membawa apa pun kecuali dirinya sendiri. "Iya."     

"Oke, ayo pergi," Mars meraih tangannya dan berjalan keluar dari aula pesta. Emmelyn mengikutinya dengan kepala menunduk. Dia tidak ingin melihat ratu, Ellena, atau semua orang di aula. Saat itu, ia hanya ingin pergi dari sana.     

Kepergian mereka menarik perhatian banyak orang, terutama para wanita yang telah memperhatikan Emmelyn sejak awal.     

Mereka bertanya-tanya tentang identitas dan status gadis itu. Ia datang dan pergi tanpa diperkenalkan secara resmi oleh keluarga kerajaan.     

Kalau melihat dari cara putra mahkota memperlakukannya, mereka dapat melihat bahwa Emmelyn pasti memiliki tempat khusus di dalam keluarga kerajaan. Jadi ... siapa dia sebenarnya?     

Ellena mengerutkan alisnya saat melihat Emmelyn dan Mars berjalan bersama menuju pintu keluar dan segera meninggalkan aula pesta. Ia meraih bahu Gewen dan menanyakan detail lebih lanjut.     

"Gewen, siapa dia? Apakah kau tahu?" Ia menatap pria itu dengan serius. "Mars tadi hanya memperkenalkan namanya. Dia itu siapanya Mars?"     

Gewen mengangkat bahu. "Aku tidak tahu lagi siapa dia. Mars dan Edgar terus mempermainkanku dan berbohong tentang identitasnya. Yang aku tahu adalah bahwa dia berasal dari Glendale dan dia menyamar sebagai laki-laki beberapa kali untuk berlatih bersama kami. Dia sudah bersama Mars mungkin selama enam minggu? Hanya itu yang aku tahu. "     

"Dia menyamar sebagai laki-laki, ya?" Ellena mengerucutkan bibirnya. "Menurutku begitulah cara dia bisa mendekati Mars sejak awal."     

"Maksudmu apa?" Gewen bertanya kepada Ellena.     

"Maksudku, Mars itu orangnya sangat tegas. Dia tidak akan mengizinkan ada wanita berada di sekitarnya. Jadi, satu-satunya cara gadis itu bisa mendekatinya adalah dengan berpura-pura menjadi laki-laki, agar Mars tidak curiga. Begitu Mars mengetahui bahwa dia adalah seorang wanita dan dia tidak mati setelah menyentuhnya, Mars segera berasumsi bahwa gadis itu tidak terpengaruh oleh kutukannya ...." jelas Ellena.     

Gadis itu menghela nafas panjang.     

Ini benar-benar peristiwa yang tidak terduga. Seharusnya bukan ini yang terjadi!     

Ellena tidak rela.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.