Pangeran Yang Dikutuk

246



246

0Hal berikutnya yang ia tahu, Killian terbaring tak bergerak di sampingnya dengan tiga anak panah di dada kiri dan dua di leher. Pria itu tewas seketika, dengan mata masih terbuka lebar.     

Darah mengalir deras dari kedua lukanya dan segera menciptakan genangan merah di sekitar kepala dan bahunya.     

"Tidaaaaaaaaaak.... !!!"     

Jeritan Emmelyn menembus udara.     

Ini pasti salah satu mimpi buruk yang ia alami selama berbulan-bulan setelah ia mengetahui bahwa keluarganya terbunuh. Mimpi itu sangat menakutkan dan mengganggunya.     

Ia sudah lama tidak mendapatkan mimpi seperti itu, tetapi hari ini mimpi itu datang lagi, di siang hari bolong. Dan mimpi itu kini menjadi kenyataan.     

"Sayang, kau baik-baik saja?" Mars langsung berlari mendekati Emmelyn dan segera memeluk tubuhnya yang tidak bergerak.     

Dari celah matanya, Emmelyn bisa melihat Gewen berjalan dengan langkah putus asa. Ia memegang busur di tangan kanannya dan tabung anak panah di pundaknya.     

Rupanya, ia telah mengamati adegan itu dari suatu tempat dan mengambil kesempatan untuk memanah Killian dengan anak panahnya ketika ia melihat kesempatan bagus.     

Tidak... itu bukan kesempatan, pikir Emmelyn kepada dirinya sendiri.     

Killian ingin mati. Ia yang memberikan kesempatan itu bagi Gewen untuk membunuhnya.     

Killian ingin membersihkan Emmelyn dari semua kecurigaan, karena itulah ia sengaja menyandera Emmelyn, bahkan ia melukai kulitnya dengan pedang agar lebih meyakinkan.     

Begitu Killian mendengar kedatangan raja, ia tahu tidak ada cara lain selain menyerahkan dirinya kepada kematian dan pada saat yang sama membebaskan Emmelyn dari kecurigaan raja.     

Killian berpikir, dengan kehadiran raja, akan sangat sulit untuk mendapatkan pengampunan... dan sebenarnya, ia tidak menginginkan pengampunan dari raja atas percobaan pembunuhannya.     

Sebaliknya, ia ingin mereka yang meminta maaf.     

Dan Mars sudah melakukannya.     

Mars dengan cepat menggendong Emmelyn dan membawanya masuk. Saat ia berjalan melewati raja, mata mereka bertemu dan ia bisa melihat ketidaksetujuan di mata Raja Jared.     

Ia hanya bisa menghela napas dan berjalan masuk ke dalam kastil. Mars memutuskan ia akan mengurus ayahnya nanti. Sekarang, yang terpenting adalah keselamatan Emmelyn.     

Mars harus memastikan istrinya bisa beristirahat terlebih dahulu. Mars akan membawanya ke kamar mereka dan meminta Tuan Vitas memeriksa kondisinya.     

Astaga... ia tidak bisa menghilangkan bayangan ketika Emmelyn terjatuh tadi.     

Mars sangat ketakutan ketika melihat Killian mendorong Emmelyn ke samping hingga ia terjatuh di tanah dengan keras, sementara tubuh Killian dihujani anak panah yang menembus tepat di dadanya.     

Mars percaya akan keahlian memanah Gewen, ia tahu betul Gewen tidak akan pernah salah sasaran, tapi tetap saja… sebagai suami dan calon ayah, ia tidak bisa menahan kekhawatirannya.     

"Panggil Tuan Vitas ke kamar kita, SEKARANG!" Ia meneriakkan perintahnya kepada Roshan yang berdiri di dekat pintu dengan ekspresi kaget.     

Suaranya langsung membangunkan tubuh kepala pelayan yang sempat membeku karena situasi mencekam di kastil mereka.     

Pria paruh baya itu buru-buru membungkuk dan berlari menuju sayap lain tempat Ellena dirawat di ruang tamu.     

Kalaupun Tuan Vitas masih belum selesai merawat Lady Ellena, ia harus segera datang dan merawat Lady Emmelyn.     

Bagaimanapun, ia adalah nyonya kastil ini, dan ia tengah mengandung calon raja kerajaan ini.     

Lady Ellena hanyalah... teman masa kecil putra mahkota.     

***     

Saat Emmelyn membuka matanya, hari sudah gelap. Ia bisa tahu dari lilin yang dinyalakan di samping tempat tidur. Ia menggeliat kesakitan dan mencoba untuk duduk.     

Mars, yang sedang duduk di samping tempat tidur, langsung bangun. Ia membantu istrinya untuk bersandar dengan mengatur bantal di belakang punggungnya, dan memastikan ia terlihat nyaman.     

Setelah Emmelyn duduk, Mars berjongkok di kaki tempat tidur dan memegang tangannya. "Bagaimana perasaanmu?"     

Emmelyn menatapnya dengan ngeri. Perlahan, semuanya diputar kembali dalam ingatannya.     

Ia ingat ia berbicara dengan Killian dan kakaknya berpura-pura memanggilnya pengkhianat bagi keluarga mereka. Ia melakukan itu untuk membersihkan Emmelyn dari kecurigaan orang-orang dari Draec.     

Killian bahkan melukai lengan Emmelyn agar terlihat lebih meyakinkan. Emmelyn langsung mengangkat tangannya untuk memeriksa lukanya. Hanya ada goresan kecil dan sekarang sudah dibalut dengan benar.     

Astaga... jadi, itu bukan mimpi buruk?     

Ia akhirnya menyadari semua yang terjadi sangat nyata.     

Awalnya, otaknya menolak untuk memproses situasi mengerikan itu dan berbohong kepada dirinya sendiri, mengatakan bahwa ia sedang bermimpi. Kakaknya tidak mati.     

Tapi lukanya berkata sebaliknya.     

"Sayang..." Mars menyentuh pipi Emmelyn dengan tangan satunya. Ia tidak bisa mengatakan apa-apa karena ia tahu tidak ada kata-kata penghiburan yang akan berguna saat ini.     

Ia merasa sangat menyesal karena Emmelyn harus mengalami kesedihan untuk kedua kalinya setelah kakaknya terbunuh. Ia bisa membayangkan bagaimana luka di hatinya yang hampir sembuh, sekarang harus mengoyak dan menyakitinya lagi.     

Akan lebih baik jika keluarganya meninggal sekaligus, karena ia hanya perlu berduka sekali dalam seumur hidupnya.     

Namun, setelah berminggu-minggu berpikir bahwa salah satu saudara laki-lakinya selamat, Emmelyn harus kehilangannya untuk selamanya secara tragis. Trauma ini pasti sangat menyiksa batin Emmelyn.     

Dan bagian terburuknya adalah... untuk kedua kalinya, Mars menjadi alasan mengapa Emmelyn kehilangan anggota keluarga terakhirnya.     

Ini membuat semua permintaan maaf dan simpati Mars tampak tidak berarti.     

Apa gunanya jika Mars meminta maaf? Ia tetap menjadi orang yang bertanggung jawab atas penderitaan Emmelyn.     

Apa lagi yang bisa ia lakukan untuk mengurangi rasa sakit yang diderita Emmelyn?     

Tidak ada.     

"Aku tidak ingin melihatmu," kata Emmelyn singkat setelah ia menemukan suaranya. "Tolong tinggalkan aku sendiri."     

Ia masih mencintai pria ini, tetapi saat ini, ia ingin berduka sendirian atas kematian kakaknya. Hari ini adalah... salah satu hari tersedih dalam hidupnya.     

"Aku minta maaf..." hanya itu yang bisa dikatakan Mars.     

Mars tidak ingin pergi. Ia ingin berada di sini dan memeluk Emmelyn sampai ia tertidur, dan menenangkannya dengan pelukan dan ciuman lembutnya.     

Ia ingin berada di sini ketika Emmelyn tidur dan ketika ia bangun, untuk memastikan bahwa kekasihnya baik-baik saja.     

Namun, ketika ia melihat amarah di matanya, Mars memutuskan untuk memberinya waktu untuk sendirian. Mungkin Emmelyn masih membutuhkan waktu dan ruang untuk memproses apa yang telah terjadi.     

Mars sangat berharap Emmelyn mengerti bahwa ia tidak punya pilihan. Ia bukanlah orang yang membunuh Killian. Gewen lah yang melakukannya dan ia bertindak sejauh itu hanya karena ia mengira nyawa Mars dalam bahaya.     

Semua orang bisa melihat bagaimana Killian mengangkat pedangnya untuk menyerang putra mahkota dan dalam hitungan detik, Gewen harus membuat keputusan untuk menyelamatkan calon raja.     

Bahkan jika Mars membiarkan Killian menyerangnya, itu sama saja dengan meminta mati karena dengan gegabah menyerang putra mahkota.     

Ada sekitar 50 prajurit yang mengepungnya saat itu dan mereka semua sudah bersiap untuk menyerang Killian jika ia berusaha menyakiti sang putra mahkota.     

Semua yang terjadi hari ini bukan soal permasalahan pribadi.     

Killian lah yang menyambut kematiannya sendiri.     

"Aku akan berada di luar jika kau membutuhkanku," kata Mars sambil bangkit. Ia membungkuk sedikit dan mengusap rambutnya dengan penuh kasih. "Aku harap... kau akan memberi tahu aku jika kau membutuhkan sesuatu."     

Emmelyn membuang muka dan tidak mengatakan apa-apa.     

Mars merasa sangat sedih. Ia berdiri di sana selama beberapa saat dan melihat sisi samping wajah Emmelyn dengan hati yang sakit.     

Apakah Emmelyn tidak tahu Mars juga ikut sedih ketika melihatnya seperti ini?     

Rasa sakit yang ia rasakan juga menjadi rasa sakit Mars.     

Apa ia tidak menyadarinya?     

Melihat Emmelyn kini bersedih dengan hati yang hancur juga membuat Mars merasa tidak berdaya dalam duka yang sama...     

Mars menarik napas dalam-dalam dan berbalik. Ia meninggalkan kamar itu dan menutup pintu dengan pelan.     

Pangeran berhenti di depan pintu dan mencoba mendengarkan suara apa pun yang terdengar dari dalam kamar. Apa Emmelyn sedang menangis sekarang?     

Ia tidak mendengar apa pun. Ahh... sekarang ia merasa menyesal karena membuat dinding kamarnya menjadi kedap suara. Ia tidak akan bisa mendengar jika Emmelyn menangis.     

Sementara itu, Emmelyn membenamkan wajahnya di bantal dan menangis sejadi-jadinya. Ia tidak ingin membiarkan orang tahu betapa ia sangat menderita.     

Ia lebih memilih berduka sendirian. Kesedihan yang ia alami ini adalah miliknya sendiri.     

"Kau tetap di sini dan tunggu perintah Lady Emmelyn," Mars segera memberi tahu kedua pelayan yang berdiri di depan kamar. "Langsung temui aku di ruang kerjaku saat kau mendengar sesuatu dari Tuan Putri."     

"Baik, Yang Mulia."     

Kedua pelayan itu membungkuk begitu dalam. Mars meninggalkan mereka dan berjalan ke ruang kerjanya.     

Dalam hatinya, ia merasa lega karena ia tidak lagi dikutuk sehingga mereka bisa mempekerjakan pelayan wanita di kastil ini. Emmelyn membutuhkan mereka untuk membantunya.     

Langkahnya terhenti ketika ia melihat Gewen berdiri di dekat lorong, pria itu terlihat sangat serius.     

"Hei, Gewen. Di mana ayahku?" Pangeran langsung bertanya kepadanya.     

Gewen menggelengkan kepalanya. "Yang Mulia sudah pergi. Ia berkata akan menunggumu besok di istana kerajaan."     

"Oh ..." Mars baru menyadari bahwa ia bahkan tidak berbicara dengan sopan kepada ayahnya ketika ia datang hari ini. Terlalu banyak hal yang terjadi dalam waktu yang sangat singkat.     

Mars terlalu putus asa untuk memikirkan ayahnya dan sibuk membereskan semua permasalahan yang muncul.     

Tetapi sekarang setelah ia membiarkan Emmelyn agar berduka sendirian atas kematian kakaknya, ia mulai memikirkan tentang situasi yang harus ia hadapi dan apa pendapat raja tentang semua yang terjadi hari ini.     

Apa yang raja pikirkan sekarang? Raja sempat menyebut ia sudah mendengar rumor tentang Emmelyn yang merupakan seorang putri dari Wintermere dan datang ke sini untuk membunuh Pangeran Mars.     

Ahh... ini benar-benar buruk!     

Dan tiba-tiba... Killian membuat keributan dimana ia mencoba membunuh Mars. Tentu saja perbuatannya itu membuat situasi menjadi lebih buruk.     

Sekarang, Mars harus memikirkan alasan atau mengarang sebuah cerita yang akan membuat Emmelyn terbebas dari kecurigaan raja.     

Jika Raja Jared mengira Emmelyn terlibat dalam semua ini dan memiliki niat buruk dengan memasuki kehidupan Mars... ia akan berada dalam bahaya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.