Pangeran Yang Dikutuk

Berbagi Kesedihan



Berbagi Kesedihan

Mars memandang istrinya dengan tatapan yang lembut dan berkata dengan tulus, "Di kemudian hari, aku harap kau tidak akan menyembunyikan apa pun dariku. Aku pasti dapat membuat keputusan yang tepat jika aku mengetahui seluruh faktanya."     

Ia melanjutkan, "Dan... jika kau benar-benar merasa harus berbohong kepadaku... Aku harap kau tidak akan pernah melakukannya karena kau takut kepadaku."     

Meskipun suaranya lembut, pesannya nyaring dan jelas. Mars hanya ingin Emmelyn merasa aman di dekatnya dan mempercayainya 100 persen.     

Emmelyn mengangguk dan ia mengerti mengapa Mars meminta hal itu.     

Mars menambahkan, "Aku adalah suamimu dan aku telah bersumpah untuk melindungimu dan selalu ada untukmu baik dalam keadaan baik atau buruk. Aku tidak akan pernah menyakitimu untuk alasan apa pun. Jadi, kau tidak perlu merasa khawatir saat ingin memberi tahuku tentang apa pun."     

"Terima kasih," jawab Emmelyn dengan suara pelan.     

Tiba-tiba, ia memeluk pangeran dengan erat.     

Emmelyn merasa lega. Ia merasa seolah beban berat di dadanya telah hilang.     

Mungkin benar apa yang mereka katakan: "Sukacita yang dibagi bersama, akan membuatnya berlipat ganda. Sementara kesedihan yang dipikul bersama akan terasa lebih ringan."     

Ia merasa jauh lebih baik sekarang setelah membagikan apa yang telah mengganggu pikirannya selama beberapa hari terakhir. Emmelyn adalah gadis yang terbiasa melakukan semuanya sendirian. Ia harus bekerja keras untuk melindungi dan menyelamatkan dirinya sendiri, menangani semua masalahnya sendiri.     

Sekarang, masalahnya terasa menjadi begitu ringan setelah ia menceritakannya kepada suaminya. Ia tidak tahu bahwa 'diselamatkan' bisa membuatnya sebahagia ini!     

Untuk sekali dalam hidupnya, ia tidak lagi harus bekerja keras untuk melakukan segalanya sendirian. Seseorang ada di sampingnya dan ia selalu siap membantu dan berbagi kesedihan bersama Emmelyn.     

Emmelyn tidak harus menjadi kuat setiap saat, atau berpura-pura ia bisa menanganinya sendirian. Semua itu terasa sangat melelahkan.     

Sekarang karena ia sudah mempunyai suami yang merupakan belahan jiwanya, kini sudah saatnya bagi Emmelyn untuk berbagi segala hal dengannya, ucap Emmelyn kepada dirinya sendiri.     

Mars tidak tahu mengapa Emmelyn memeluknya, tetapi ia menduga pasti karena ia telah mengucapkan kata-kata yang tepat lagi. Ia senang dengan kemajuan hubungan mereka.     

Pikirannya kembali ke masa lalu ketika gadis itu masih menganggapnya sebagai musuhnya dan akan melakukan apa saja untuk merencanakan pembunuhan dirinya atau ayahnya.     

Mereka benar-benar telah menempuh perjalanan panjang.     

Sekarang karena mereka berdua telah menyingkirkan segala macam perasaan tidak enak, Emmelyn bisa menikmati pemandangannya dengan lebih baik. Tidak ada yang mengganggu pikirannya lagi. Jika Mars mengatakan ia akan menanganinya, Emmelyn yakin ia akan melakukannya.     

Emmelyn tahu ia bisa mempercayakan semuanya kepada pria ini bahkan keselamatan hidupnya.     

"Mau Glow Wine lagi?" Mars bertanya kepada Emmelyn setelah ia melepaskan pelukannya. Ia mengambil cangkir dari tanah dan memberikannya kepada istrinya. Ia tahu Emmelyn akan merasa lebih tenang setelah menyesap minuman favoritnya.     

Emmelyn mengambil cangkir itu dengan rasa penuh terima kasih. Ia menyesapnya dan segera merasa lebih tenang.     

Mereka berdua hanya duduk di sana sambil menikmati Glow Wine dan pemandangan kebun anggur, tanpa berkata apa-apa. Keheningan yang mereka rasakan saat itu begitu indah.     

Kalau dipikir-pikir, apa yang mereka lakukan sebenarnya adalah hal biasa. Duduk bersama untuk melihat pemandangan yang indah dan meminum sesuatu bukanlah hal yang spesial. Tapi karena momen itu dilakukan bersama orang yang dikasihi, semuanya terasa lebih bermakna.     

"Bisakah kita kembali ke sini pada musim gugur?" Emmelyn bertanya kepada Mars setelah mereka menghabiskan Glow Wine mereka dan bersiap untuk pulang. Ia menambahkan, "Aku ingin melihat pemandangan saat buah anggur masak dan para petani memanennya. Pasti terlihat sangat bagus."     

"Tentu," kata Mars. "Aku ingin sekali membawamu ke sini. Kau akan menyukainya."     

Emmelyn sangat senang mendengarnya. Wajahnya berseri-seri karena merasa gembira dengan jawaban Mars. Ia tidak sabar untuk kembali ke sini bersamanya, dan bayi mereka nanti.     

"Ngomong-ngomong, apakah kau ingin melihat kilang anggur saat kita melintas di dekatnya?" Mars bertanya kepada Emmelyn setelah kusir mereka datang dan mengambil barang-barang mereka untuk dibawa kembali ke gerbong. "Kita bisa mampir dan melihat bagaimana mereka membuat wine Southberry yang terkenal."     

"Ide yang bagus!" Emmelyn sangat senang.     

"Baiklah. Aku akan memberi tahu kusir kita untuk berhenti di sana dalam perjalanan pulang."     

Mereka berjalan bergandengan tangan menuju gerbong kereta. Mars membantu Emmelyn naik kereta dan kemudian masuk ke dalam. Ia menginstruksikan kusirnya untuk membuat jalan memutar singkat ke kilang anggur dan sang kusir pun mengikuti perintah putra mahkota.     

Emmelyn senang ketika mereka sampai di kilang anggur dan para pekerja mengajaknya berkeliling.     

Mereka tidak melakukan pemrosesan apa pun dengan anggur-anggurnya karena sudah dilakukan selama musim gugur dan musim dingin, tetapi mereka menunjukkan kepadanya bagaimana semuanya dilakukan dan begitu banyak barel wine disimpan hingga usia enam hingga delapan belas bulan.     

"Wine-nya banyak sekali," komentarnya dengan senyum lebar. "Semua terlihat sangat nikmat!"     

Mars tertawa kecil saat melihat reaksinya. Ia yakin Emmelyn akan melompat kegirangan jika ia membelikan kilang anggur untuknya dan membiarkannya melakukan apa pun yang ia suka.     

Emmelyn terlihat sangat lucu.     

Tebakannya benar. Ketika kepala kilang anggur membawa mereka ke gerbong mereka setelah kunjungan singkat itu berakhir, pria itu memberi tahu Emmelyn bahwa ia telah meminta stafnya untuk membawa tong berisi anggur tertua dan terbaik untuknya, Emmelyn hampir melompat kegirangan.     

"Apa benar???" Ia bertanya kepada sang pria dengan mata terbelalak. Ia kemudian tertawa terbahak-bahak. "Aku tidak akan meminumnya sampai aku melahirkan. Aku akan menjadikannya hadiah untuk diriku sendiri dan menunggunya selama sembilan bulan… hehehe."     

"Uhm... satu barel itu sangat banyak, Sayang. Kuharap kau tidak akan nekat menghabiskannya sendirian segera setelah kau melahirkan," Mars berusaha mengingatkan saat mereka melanjutkan perjalanan untuk kembali ke kastil Greenan.     

Emmelyn terbatuk dan menggelengkan kepalanya. "Tentu saja tidak."     

***     

"Bagaimana jalan-jalannya?" Lily bertanya kepada mereka saat makan malam. Wajahnya berseri-seri saat melihat Mars dan Emmelyn tiba di ruang makan.     

"Aku sudah menyuruh pelayanku untuk bersiap. Besok kami akan bergabung denganmu untuk piknik. Aku punya tempat favorit di mana kita bisa melakukannya dan menikmati pemandangan indah Southberry dari puncak bukit."     

"Kebun anggurnya sangat indah! Kami bersenang-senang tadi," kata Emmelyn dengan senyum lebar di wajahnya. "Kami juga mengunjungi kilang anggur dan mempelajari cara pembuatan wine. Para pekerja di sana sangat ramah dan berpengetahuan luas."     

"Oh, aku senang mendengarnya," Lily tersenyum. "Apakah mereka memberimu wine untuk dibawa pulang?"     

Emmelyn mengangguk dengan penuh semangat. "Ya, benar! Aku tidak sabar untuk mencicipi wine dari kilang anggurmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.