Pangeran Yang Dikutuk

Keresahan Emmelyn



Keresahan Emmelyn

0Emmelyn memukul dadanya beberapa kali agar ia bisa kembali bernapas. Tingkahnya langsung membuat pangeran kaget. Ia menoleh ke arah Emmelyn dan memegangi pinggangnya.     

"Hei? Ada apa? Apa kau tidak sehat?" pangeran langsung panik. "Apa kau tidak bisa bernapas lagi?"     

Emmelyn menatap Mars dengan ekspresi kosong. Otaknya dengan cepat mengatakan kepada dirinya sendiri untuk melindungi Killian dengan segala cara.     

Ia telah kehilangan semua anggota keluarganya. Ia tidak bisa kehilangan satu-satunya anggota keluarga yang tersisa. Terlepas apakah pria di hadapannya kini memang Killian atau bukan.     

Emmelyn tidak tahu mengapa kakaknya bisa datang ke sarang musuh... dan terlebih lagi, ia ada di sini bersama Ellena!     

Semuanya terlihat sangat tidak masuk akal.     

Apa yang Killian pikirkan saat melihat Emmelyn bersama musuhnya? Apakah ia berpura-pura tidak mengenali Emmelyn? Apa yang ia sedang rencanakan?     

Apakah ia datang ke sini untuk membalas dendam? Tapi bagaimana caranya?? Rosehill telah musnah dan mereka bahkan tidak memiliki pasukan lagi. Balas dendam macam apa yang bisa Killian lakukan saat ini?     

"Lady Emmelyn, apa kau sakit? Ayo pergi dari sini jika kau tidak enak badan…" Mars sebenarnya ingin menggendong Emmelyn tetapi gadis itu secara spontan mendorongnya menjauh.     

Gadis itu terus memaksa dirinya untuk terlihat baik-baik saja.     

Emmelyn melambaikan tangannya dan memalsukan senyum. "Aku baik-baik saja, Yang Mulia... Aku hanya perlu duduk untuk beristirahat... kakiku kram..."     

Emmelyn mengangguk ke arah Ellena dan Killian dan berjalan cepat menuju meja kehormatan. Mars dengan cepat berpaling ke Ellena dan minta izin untuk undur diri.     

"Lady Ellena, Lord Killian, selamat menikmati pesta dansanya. Sampai jumpa," pangeran berjalan menuju meja orang tuanya untuk mengejar Emmelyn dan berhasil mengikutinya sebelum ia tiba di sana.     

"Apakah kau baik-baik saja?" Mars berbisik saat ia meraih lengan gadis itu dengan lembut. "Apakah kau butuh udara segar?"     

Emmelyn menggelengkan kepalanya. Ia tersenyum seolah tidak ada yang terjadi dan pura-pura sakit kepala. "Aku baik-baik saja, Yang Mulia. Terima kasih atas perhatiannya. Aku hanya perlu istirahat sebentar. Kakiku kram dan sakit kepala."     

"Oh, kalau begitu biarkan aku meminta John untuk membawa Tuan Vitas ke sini," kata Mars. Ia melihat sekeliling untuk menemukan kepala pelayan kerajaan, tetapi Emmelyn menghentikannya.     

"Tidak perlu merepotkan Tuan Vitas. Biarkan ia istirahat. Ini sudah larut malam," pintanya. "Kurasa aku akan baik-baik saja jika aku bisa minum sedikit saja Glow Wine. Kumohon?"     

"Hmm baiklah," Mars akhirnya mengalah.     

Ia lalu membantu Emmelyn berjalan ke kursi di meja raja dan memastikan gadis itu duduk dengan nyaman sebelum ia melambai kepada John untuk memintanya datang.     

Begitu kepala pelayan datang, ia memerintahkan John untuk membawa satu kendi Glow Wine untuk Emmelyn.     

"Apakah kau baik-baik saja, Lady Emmelyn?" Ratu Elara juga memperhatikan perubahan sikap Emmelyn dan ia segera berasumsi Emmelyn merasa tidak nyaman karena kehamilannya.     

"Saya baik-baik saja, Yang Mulia..." Emmelyn tersenyum. Ia menekan pelipisnya, berpura-pura untuk menghilangkan sakit kepalanya.     

Mars menuangkan setengah cangkir Glow Wine ke dalam gelasnya dan memberikan gelas itu kepadanya. Emmelyn mengambilnya dengan ekspresi penuh syukur. "Terima kasih, Yang Mulia."     

Emmelyn lalu menyesap wine miliknya sambil mencuri pandang ke arah Ellena dan Killian.     

Ia melihat mereka berjalan berdampingan menuju meja Duke Preston, mereka berdua tampaknya membicarakan sesuatu dengan suara yang dipelankan. Mereka terlihat cukup dekat...     

"Aku belum pernah melihat pria yang datang bersama Ellena," kata ratu. Ia beralih ke Mars. "Apakah kau mengenalnya?"     

Mars menggelengkan kepalanya. Ia juga menanyakan hal yang sama. Ellena tidak mengatakan apa-apa tentang asal-usul pria itu. Ia hanya menyebutkan bahwa namanya adalah Killian Snowden dan ia berasal dari negara yang jauh.     

"Bukankah tadi Lady Preston mengatakan Ellena sedang bertemu dengan seorang teman yang ia kenal dalam perjalanannya?" kata Raja Jared kemudian.     

Ia berbalik ke arah Preston dan mengangkat gelasnya. Duke Preston tersenyum dan mengangkat gelasnya juga.     

Raja Jared kemudian menatap putranya dengan saksama. "Mungkin sebaiknya kita berharap saja Ellena dan pria itu memiliki hubungan khusus sehingga kau tidak perlu khawatir akan menyakiti perasaannya saat kau menolak cintanya?"     

Raja melirik ke arah Emmelyn dan tersenyum sendiri. Ia tahu putranya pasti jatuh cinta dengan wanita cantik yang duduk di sampingnya.     

Tapi Mars harus tetap menahan diri di hadapan orang lain dan berhati-hati dengan hubungannya bersama Emmelyn karena it takut akan menimbulkan masalah dengan Preston nantinya.     

Bukankah lebih baik jika Ellena dapat menemukan pria lain untuk dicintai sehingga ia akan meninggalkan putra mahkota?     

Dengan begitu, Mars akan lebih leluasa memilih wanita mana pun yang ingin ia nikahi. Misalnya saja Emmelyn.     

Sementara itu, Emmelyn sangat marah ketika ia mendengar raja berharap Ellena jatuh cinta kepada Killian.     

[Tidak. Jangan sampai gadis sialan itu jatuh cinta kepada saudaraku!]     

[Tidak akan pernah terjadi!]     

[Aku tidak akan pernah membiarkan wanita itu menyentuh kakakku dengan tangan kotornya itu!]     

[!!]     

Ughhh Emmelyn menggigit bibirnya dan mencengkeram gelasnya erat-erat.     

"Saya tidak tahu sebaiknya harus bagaimana, Ayah. Saya akan mengirim orang untuk menyelidikinya besok," jawab Mars. "Saya akan berbicara dengan Ellena nanti dan mencari tahu siapa pria itu dan apa hubungan mereka."     

[Oh tidak... kau tidak bisa menyelidiki saudaraku...] Wajah Emmelyn menjadi pucat.     

Emmelyn tidak bisa membiarkan Mars mengetahui siapa Killian Snowden itu. Setidaknya sampai ia bisa berbicara dengan kakaknya.     

Emmelyn meneguk sisa Glow Wine dalam gelasnya dan meletakkan gelas itu di atas meja. Ia harus memastikan yang dilihatnya tadi benar-benar Killian dan Emmelyn harus segera berbicara dengannya.     

Emmelyn baru akan memutuskan apa yang harus ia lakukan setelah ia tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi.     

"Saya mohon diri, saya ingin pergi ke kamar kecil," Emmelyn bangkit dari kursinya dan menyentuh lengan Mars. "Dimanakah toiletnya?"     

"Bukankah pelayan itu membawamu ke sana di pesta dansa yang terakhir?" ratu bertanya kepada Emmelyn.     

Emmelyn tertawa gugup, "Uhm... maaf, sepertinya akhir-akhir ini saya sering lupa. Saya harap Yang Mulia bisa menunjukkan ke mana arah kamar kecilnya dan saya bisa ke pergi ke sana sendirian."     

"Biarkan aku mengantarmu ke sana," Mars menawarkan.     

Emmelyn dengan cepat menepisnya dengan tawa kecil. "Tidak... kau tidak boleh mengantarku ke kamar kecil. Aku akan meminta salah satu pelayan untuk menemaniku. Sampai jumpa nanti."     

Emmelyn lalu membungkuk dan berjalan menuju salah satu pelayan yang sedang berdiri di sudut ruangan. Ia berpura-pura meminta bantuan pelayan untuk membawanya ke kamar kecil.     

Astaga... hampir saja!     

Ia tidak bisa membiarkan Mars mengikutinya kemana-mana. Killian mungkin akan menyelinap keluar dan melihatnya. Mereka berdua harus segera berbicara tanpa diketahui siapa pun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.